Berwujud tangibles adalah kejelasan penampilan fisik atau aspek-aspek Daya tangkap responsiveness adalah keinginan dalam membantu nasabah Kepedulian empathy adalah kesediaan untuk peduli dalam memberikan Variabel Endogen adalah var

perbaikan dalam kemampuan mengemudi, dan melakukan kalkulasi, karena mereka berasal dari konsep atau fenomena yang sama. Berdasarkan contoh tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa setiap indikator yang menjadi pembentuk lima dimensi kualitas jasa servqual pada penelitian merupakan indikator reflektif dari variabel endogen kepuasan. Jika memang benar reflektif, maka perbaikan setiap dimensi kualitas jasa juga akan menandakan perbaikan pada tingkat kepuasan nasabah. Struktur model yang dihipotesiskan pada penelitian ini Gambar 3 menggambarkan indikator-indikator atau variabel-variabel terukur sebagai efek atau refleksi dari variabel latennya, seperti analisis faktor pada psikometri dan sosiometri. Adapun konsep dasar model pada penelitian ini adalah Confirmatory Factor Analysis CFA. 4.5 Definifisi Operasional Konsep yang digunakan dalam penelitian secara operasional dapat dijelaskan definisi sebagai berikut:

1. Berwujud tangibles adalah kejelasan penampilan fisik atau aspek-aspek

nyata yang bisa dilihat dan dirasa baik fasilitas, peralatan, maupun penampilan. 2. Keandalan reliability adalah kemampuaan untuk mewujudkan pelayanan sesuai dengan janji yang ditawarkan secara tepat, akurat, dan dapat dipercaya.

3. Daya tangkap responsiveness adalah keinginan dalam membantu nasabah

dengan menyediakan pelayanan yang cepat tanggap. 4. Jaminan assurance adalah jaminan atau kepastian bahwa pelayanan yang diberikan menumbuhkan rasa percaya nasabah.

5. Kepedulian empathy adalah kesediaan untuk peduli dalam memberikan

pelayanan secara khusus dengan berupaya memahami keinginan para nasabah. 6. Variabel Eksogen adalah variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi, biasa disebut variabel independen dalam analisis regresi.

7. Variabel Endogen adalah variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi,

biasa disebut variabel dependen dalam analisis regresi. 8. Variabel Teramati adalah variabel yang dapat diamati atau dapat di ukur secara empiris dan sering disebut sebagai indikator. Pada metode survei menggunakan kuesioner, setiap pertanyaan dalam kuesioner mewakili sebuah variabel teramati jadi jika sebuah kuesioner mempunyai 50 pertanyaan, maka akan ada 50 variabel teramati. Gambar 3. Struktur Model yang Dihipotesiskan γ β γ γ γ γ ξ 56 ξ 55 ξ 54 ξ 53 ξ 51 ξ 52 λ x 55 λ x 56 λ x 54 λ x 53 λ x 52 λ x 51 λ x 49 λ x 48 λ x 47 λ x 46 λ x 45 λ x 44 λ x 42 λ x 43 λ x 41 λ x 35 λ x 34 λ x 33 λ x 32 λ x 31 λ x 24 λ x 25 λ x 24 λ x 23 λ x 22 λ x 21 λ x 19 λ x 18 λ x 16 λ x 1 λ x 14 λ x 17 λ x 13 λ x 12 λ x 11 ξ 48 ξ 47 ξ 49 ξ 46 ξ 45 ξ 43 ξ 44 ξ 42 ξ 41 ξ 35 ξ 34 ξ 33 ξ 32 ξ 31 ξ 26 ξ 25 ξ 24 ξ 23 ξ 22 ξ 21 ξ 16 ξ 16 ξ 16 ξ 16 ξ 15 ξ 12 ξ 11 ξ 14 ξ 13 έ 12 έ 11 έ 13 λ y 11 λ y 13 λ y 12 Y11 Kualitas Pelayana Kepuasan Y12 Y13 X11 X12 X16 X17 X18 X19 X14 X15 X13 Tangibles X24 X21 X22 X23 X25 X26 Reliability X33 X31 X32 X34 X35 Responsiv e X43 X44 X45 X46 X41 X42 X47 X48 X49 Assurance X51 X53 X54 X52 X55 X56 Emphaty V GAMBARAN UMUM BTN CABANG BOGOR 5.1 Sejarah Singkat Bank Tabungan Negara 1. Nama Perusahaan : PT. Bank Tabungan Negara Persero 2. Alamat Kantor : Jl. Pengadilan No. 13-15 Bogor 0251 311700 3. Tahun Pendirian : 09 Februari 1950 4. Jenis Usaha Perusahaan : Lembaga Keuangan Bertujuan mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan POSTSPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki empat cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat rush. Namun demikian keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941. Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan POSTSPAARBANK dan mendirikan TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha Pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. TYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu cabang yaitu Yogyakarta. Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi pada bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan TYOKIN KYOKU dari Pemerintah Jepang ke Pemerintahan RI dan terjadilah penggantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos. Bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah RI menjadi direktur yang pertama. Tugas pertama Kantor Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia ORI. Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak berumur panjang, karena agresi Belanda Desember 1946 mengakibatkan didudukinya semua kantor termasuk kantor cabang – dari Kantor Tabungan Pos hingga tahun 1949. Saat Kantor Tabungan Pos dibuka kembali 1949, nama Kantor Tabungan Pos diganti menjadi Bank Tabungan RI. Sejak kelahirannya dan sampai berubah nama Bank Tabungan Pos RI, lembaga ini bernaung di bawah kementerian Perhubungan. Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No.9 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama “POSTSPAARBANK IN INDONESIA” berdasarkan staatsblat No.295 tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan induk kementerian dari Kementerian Perhubungan ke Kementerian Keuangan di bawah Menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos menurut Undang-undang Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No.36 tahun 1953 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi Bank Tabungan Negara didasarkan pada PERPU No.4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No.2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964. Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik Negara ditetapkan dengan UU No.2 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya sejak tahun 1964 Bank Tabungan Negara menjadi BNI unit V, jika tugas utama saat pendirian POSTSPAARBANK 1897 sampai dengan Bank Tabungan Negara 1968 adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 Bank Tabungan Negara ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN. Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No.7 tahun 1992 bentuk hukum BTN berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT Bank Tabungan Negara PERSERO dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat No. S-554M-MBU2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan Bank BTN sebagai Bank Umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi. Untuk mendukung program kerja BTN dalam melayani masyarakat, didirikanlah cabang-cabang BTN di beberapa daerah dimana salah satunya BTN Cabang Bogor. Pendirian BTN Cabang Bogor ini dimaksudkan untuk menyelenggarakan kegiatan usaha bank dan mewakili kepentingan bank di dalam wilayah kerja kantor cabang Bogor dalam batas wewenang yang ditetapkan oleh direksi dengan mengambil wilayah kerja BTN Cabang Harmoni mulai tahun 1992.

5.2 Visi dan Misi Bank Tabungan Negara