4 Ciptakan pertanyaan terbuka yang mengharuskan siswa memusatkan perhatian pada bagian tertentu dan sebuah buku.
27
e. Keuntungan dan Kesenangan Membaca Nyaring
Dalam membaca nyaring terdapat beberapa keuntungan dan kesenangan diantaranya adalah guru harus dapat membacakan cerita
pada awal pertama di kelas hal ini berguna untuk mengakrabkan keadaan dalam kelas, selain itu wacana yanng panjang sebaiknya
diperpendek agar siswa tidak terlalu jenuh mendengarkan cerita yang cukup panjang.
Keuntungan dan kesenangan membaca nyaring lainya yaitu siswa dapat duduk senang dan santai dalam setengah lingkaran di
sekitar guru. Kemudian guru duduk pada kursi rendah dekat dengan siswa, hal ini dapat menghidupakan suasana menjadi lebik asyik.
Setelah pembacaan selesai berikanlah pertanyaan kepada siswa, hal ini dapat meningkatkan pemahaman dan minat membaca
siswa. Selain itu guru dapat mendorong siswa untuk ikut berpartisifasi dalam membaca, misalnya siswa dapat menceritakan buku atau
mendeklamasikan puisi.
28
f. Prosedur Membaca Nyaring
1 Pilihlah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan suara yang nyaring. Batasi diri anda untuk memilih teks yang berisi kurang
dari 500 kata. 2 Perkenalkan teks tersebut kepada siswa.
3 Bagilah teks tersebut berdasarkan paragarfnya atau dengan cara lain, tunjuklah sejumlah siswa untuk membaca dengan suara
lantang atau nyaring.
27
Ibid., h. 128
28
Ibid., h. 127
4 Ketika pembacaan sedang berlangsung, hentikan pada beberapa bagian untuk menentukan poin-poin tertentu, mengajukan
pertanyaan, atau memberi contoh. Beri kesempatan untuk melakukan diskusi singkat jika siswa memperlihatkan minat
terhadap bagian tertentu. Selanjutnya bahaslah apa yang dimuat dalam teks.
29
g. Manfaat Membaca Nyaring
Manfaat membaca dan pentingnya membaca nyaring untuk anak-anak yaitu sebagai berikut :
1 Memberikan contoh kepada siswa proses membaca secara positif. Sebagai guru harus dapat mencontohkan proses membaca yang
positif kepada siswa agar siswa dapat menirukan proses membaca positif tersebut.
2 Mengekspos siswa untuk memperkaya kosakatanya. Guru harus dapat memberikan kosakata-kosakata yang banyak agar siswa
memperoleh kosakata yang belum dimilikinya dan dengan penambahahan kosakata yang diberikan oleh guru tersebut maka
kosakata yang dimiliki oleh siswa akan bertambah. 3 Memberi siswa informasi baru. Sebagai guru harus update akan
informasi baru, agar guru dapat memberikan informasi baru tersebut kepada siswa dengan adanya informasi baru yang
diberikan oleh guru maka siswa tidak akan tertinggal dengan informasi yang baru.
4 Mengenalkan kepada siswa dari aliran sastra yang berbeda-beda. Sebagai guru harus dapat memberikan tentang sastra yang
berbeda-beda agar siswa mengetahui sastra-sastra yang ada. 5 Memberi siswa kesempatan menyimak dan menggunakan daya
imajinasinya. Sebagai guru harus bisa memberikan kesempatan
29
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nuansa, 2011, Cet. IV, h. 152
kepada siswanya untuk menyimak dan mengguankan daya imajinasinya, karena dengan ada kesempatan yang diberikan guru
tersebut siswa akan dapat berimajinasi sesuai dengan yang dipikirkannya.
4. Komik Sebagai Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya
komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator
menuju ke komunikan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran sarana perantara dalam proses pembelajaran.
30
Kata media berasal dari bahasa latin “medius yang secara harflah
berarti „tengah’, „perantara’, atau pengantar”.
31
Dalam bahasa Arab, “Perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”.
32
Asosiasi Teknologi dan komunikasi Pendidikan Association of Education and Communication Tech
nology’AECT.”
b. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Fungsi media dalam pembelajaran pada umumnya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi komunikasi dalam proses belajar
mengajar yang terjadi di dalam kelas, agar siswa lebih mudah dalam memahami bahan pembelajaran yang disampaikan guru maka memerlukan
adanya bantuan media sebagai sarana penunjang. Penggunaan media tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih
penting adalah fungsi dan perannya dalam membantu mempertinggi proses pembelajaran.
30
Daryanto, Media Pembelajaran, Bandung : Satu Nusa, 2010, h. 106
31
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, h. 3
32
ibid
Penggunaan media akan sangat bermanfaat apabila media yang dipilih berdasarkan kegunaan sesuai dengan fungsi dan manfaat. Media
akan memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembelajaran apabila guru dapat menggunakan media tersebut secara tepat dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Dalam menentukan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, guru hendaknya dapat memilih secara cermat,
hal ini disebabkan setiap media memiliki karakteristik sendiri. Media pembelajaran merupakan suatu alat bantu dalam pengajaran.
Peranan media dalam membantu siswa akan terlihat jika guru pandai memanfaatkannya dalam proses pembelajaran. Sebagai alat bantu dan
proses pembelajaran, media mempunyai beberapa fungsi. Nana Sudjana 1991 merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam katagori,
sebagai berikut: a.
Media bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi sendiri sebagai alat bantu mengajar untuk mewujudkan situasi
belajar mengajar efektif, b.
Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan pembelajaran situasi mengajar,
c. Penggunaan media hams melihat kepada tujuan dan bahan
pelajaran. d.
Media bukan semata-mata alat hiburan, tetapi digunakan untuk menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran,
e. Media lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar dan
membantu siswa memahami pelajaran, f.
Penggunaan media diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar agar siswa tahan lama mengingatnya.
33
Jadi dapat disimpulkan dari pengertian di atas bahwa media adalah semua benda yang dapat dijadikan alat pengajaran untuk membantu
menyampaikan pesan kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran.
33
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengjar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet 4 h. 134