Gambaran Gambaran Efektivitas Faktor Experience Pengalaman

128

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Gambaran Efektivitas Faktor Experience Pengalaman

6.1.1 Gambaran

Efektivitas Emotional Experience Pengalaman Emosional Pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa event marketing talk show dan poster contest efektif berdasarkan emotional experience dengan nilai rata-rata sebesar 47,42 untuk talk show dan 43,03 untuk poster contest. Kefektifan tersebut menyatakan bahwa event marketing talk show dan poster contest efektif untuk membangun emotional experience konsumen atau calon konsumen. Kemampuan menangkap emotional experience konsumen atau calon konsumen menjadi penting bagi rumah sakit karena saat ini pemasaran yang dilakukan telah beralih dengan berusaha mewujudkan experience berupa koneksi emosional antara suatu perusahaan dengan konsumen atau calon konsumen. Dimasa depan dengan membentuk suatu exeperience dapat menjadi salah satu cara dari rumah sakit untuk menjembatani kesenjangan kontak awal dan loyalitas merek pasien dalam jangka panjang. Kesenjangan awal dapat muncul jika terdapat adanya pelayanan jasa rumah sakit yang tidak sesuai dengan keinginan pasien yang dapat membuat emotional experience pasien menjadi tidak baik terhadap rumah sakit dan mempengaruhi loyalitas merek dari 129 pasien. Oleh karena itu keterikatan emotional experience antara RSIA Kemang Medical Care dengan pasien dapat diwujudkan salah satunya dengan cara event marketing talk show dan poster contest. Hal tersebut dijelaskan oleh Woods 2010 bahwa pemasar membangun event marketing yang membutuhkan experience berupa koneksi emosional dimana telah menggantikan cara tradisional. Bahkan, dimasa depan berfokus pada membangun experience untuk menjembatani kesenjangan anatara kontak awal dan loyalitas merek dalam jangka panjang. Dalam rangka menciptakan emotional experience, RSIA Kemang Medical Care dapat melihat hasil jawaban responden dalam pertanyaan mengenai emotional experience untuk menekankan poin yang perlu diperbaiki demi menciptakan emotional experience. Tanggapan responden mayoritas positf setujusangatsetuju terhadap beberapa hal dari emotional experience, diantaranya responden merasa lega atau tenang mengikuti event tersebut, tidak merasa terganggu, mengembangkan kemampuan dan keterampilan, mendapatkan pengalaman menarik, mendapatkan kepuasaan, mendapatkan rasa percaya diri, mengembangkan imajinasi kreatif, mengekplorasi pengalaman, merasa tidak membuang waktu, merasa butuh akan pelayanan mengenai ASI atau psikologi anak, merasa butuh informasi lebih dalam mengenai ASI atau psikologi anak, serta mereka merasa RSIA Kemang Medical Care sebagai rumah sakit pilihan pertama. 130 Meskipun demikian, masih adanya hal dalam emotional experience yang perlu ditingkatkan oleh RSIA Kemang Medical Care. Hal yang perlu ditingkatkan RSIA Kemang Medical Care untuk menciptakan emotional experience melalui event marketing talk show dan poster contest dapat dilihat berdasarkan hasil. Hasil menunjukkan terdapat 9 29 responden talk show tidak merasa event tersebut mengembangkan imajinasi kreatif mereka, selain itu, terdapat 7 22,6 responden poster contest tidak setuju merasa butuh pelayanan kesehatan mengenai ASI dan psikologi anak serta 8 25,8 responden poster contest tidak setuju jika RSIA Kemang Medical Care sebagai rumah sakit pilihan pertama. Hasil tanggapan ketidaksetujuan responden perlu diperbaiki karena mencerminkan salah satu hasil dari emotional experience responden terhadap event marketing yang dilakukan RSIA Kemang Medical Care. Rumah sakit tentu mengharapkan sudut pandang positif dari konsumen. Hasil positif emotional experience dapat menjadi salah satu faktor dalam diri konsumen untuk pengambilan keputusan, salah satunya keputusan memilih RSIA Kemang Medical Care. Søren Kierkegaard dalam penelitian Schmitt 2010 menjelaskan emotional experience dalam riset pemasaran saat ini, mempengaruhi dan dianggap sebagai pengalaman penting yang memandu pengambilan keputusan konsumen. Oleh karena itu, melalui event marketing rumah sakit dapat memandu konsumen untuk menemukan atau mendapatkan 131 apa yang dibutuhkan. Setelah mengikuti event marketing, konsumen dapat merasa apa pelayanan yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan serta apa yang penting dan tidak penting menurutnya. Perbaikan event marketing dalam hal tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki konten dari event marketing talk show dan poster contest, seperti menambah informasi kesehatan dalam event marketing yang dapat memberikan pengetahuan lebih kepada partisipan dan mengembangkan imajinasi kreatif mereka. Untuk lebih menciptakan emotional experience dapat dilakukan melalui cara berkomunikasi dengan partisipan, karena dalam event marketing baik dari awal sampai akhir terjadinya kontak antara konsumen dengan rumah sakit menjadi bagian dari komunikasi pemasaran. Komunikasi yang dilakukan dapat dengan cara menjaga keramahan, selalu bersedia menjawab pertanyaan, dan memberikan kebutuhan informasi dari partisipan. Rumah sakit sebaiknya mulai memandang bahwa pemasaran melibatkan komunikasi antara rumah sakit dengan konsumen atau calon konsumen. Komunikasi yang baik akan menciptakan pengalaman yang baik pada konsumen terhadap rumah sakit. Hal tersebut dijelaskan oleh Woods 2010 bahwa pemasar terlalu sering hanya berfokus pada menciptakan transaksi penjualan, tetapi ketika dianalisis, pada kenyataannya pemasaran melibatkan pengalaman yang merupakan ilmu perilaku dari disiplin pemasaran atau komunikasi. 132 Penilaian mengenai emotional experience bersifat subjektif. Hal ini menjadi terlihat begitu subjektif karena mencoba mengetahui persepsi seseorang terhadap suatu peristiwa seperti event marketing yang diikutinya untuk melihat emotional experience mereka. Søren Kierkegaard dalam penelitian Schmitt 2010 pun mengakui akan subjektifnya penilaian dari emotional experience. Namun, subjektivitas dari penilaian pengalaman seseorang mencakup kesadaran diri orang tersebut yang memiliki masa lalu, sekarangm dan masa depan. Terdapat hal unik didalamnya dimana dalam pengalaman ada hubungan antara seseorang dengan dunia luar atau dunia objektif. Jadi, pengalaman subjektif dalam diri seseorang memiliki kebenaran karena realitas yang dirasakan dan dialami sendiri oleh orang tersebut. Melalui emotional experience responden rumah sakit dapat mengetahui dan memahami realitas baik atau tidak baik yang dialami oleh responden dan menjadi bagian dari perbaikan event marketing. Hal tersebut dijelaskan oleh Søren Kierkegaard dalam Schmitt 2010 yang menekankan bahwa pengalaman bersifat subjektif merupakan sesuatu yang unik dimana adanya hubungan antara seseorang dengan dunia luar atau dunia objektif. Subjektivitas juga mencakup kesadaran dari diri seseorang yang memiliki masa lalu, sekarang, dan masa depan. Oleh karena itu, tidak hanya hal-hal yang obyektif yang memiliki kebenaran. Sebuah pengalaman subyektif juga 133 memiliki kebenaran bagi seorang individu. Menyinggung sebuah pepatah populer, bisa dikatakan, Pengalaman adalah kenyataan. Pemasar harus erat mempertimbangkan dan memahami realitas subyektif dan kebenaran yang dimiliki seorang individu. Sebab itu, emotional experience tidak dapat dipandang hanya sebatas subjektivitas seseorang. Terdapat sisi lain dari hasil penciptaan emotional experience melalui event marketing, yaitu dapat meningkatkan ROI Return on Investment rumah sakit. Menurut Driwantara 2005, Return on Investment pengembalian keuntungan investasi akan menunjukkan pengembalian investasi yang mungkin diperoleh dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil dari suatu kegiatan pengeluaran. Dari hasil ROI, rumah sakit dapat mengetahui secara rinci pendapatan yang didapatkan dari investasi melalui event marketing. Hal tersebut dapat menguatkan kelayakan rumah sakit melakukan strategi pemasaran event marketing talk show dan poster contest untuk dilaksanakan kembali atau tidak. Woods 2010 menjelaskan bahwa pemasar yang membangun strategi event yang berfokus menciptakan hubungan emosional memperlihatkan menghasilkan lima sampai sepuluh kali hasil ROI Return on Investment. Namun, dalam hal ini RSIA Kemang Medical Care belum pernah menghitung ROI dari event marketing yang dilakukan karena tidak dapat dipastikan pengembalian yang didapat berasal dari hasil event marketing atau media pemasaran lainnya. Selain 134 itu, perhitungan ROI menjadi terlalu rumit dikarenakan untuk menghitung pengembalian investasi dibutuhkan rincian detail mulai dari harta bergerak dan tidak bergerak yang dipakai. Dengan kata lain, perhitungan cost benefit atau cost effective lebih cocok karena untuk melihat tingkat penambahan pendapatan melalui penambahan jumlah konsumen. RSIA Kemang Medical Care juga melakukan upaya memberikan voucher suatu layanan konsultasi gratis kepada partisipan event marketing talk show. Hal tersebut dapat berpeluang menambah jumlah konsumen karena mereka akan datang dan merasakan sendiri bagaimana pelayanan di RSIA Kemang Medical Care. Jika mereka mendapatkan pengalaman positif, maka ada peluang besar mereka akan kembali ke RSIA Kemang Medical Care.

6.1.2 Gambaran