Gambaran Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Gambaran Asupan Energi Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi Gambaran Asupan Protein Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi

63

BAB V HASIL

5.1 Analisis Univariat

Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari masing- masing variabel yang diteliti, baik variabel dependen maupun independen. Selanjutnya hasil analisis univariat akan dijelaskan pada sub-bab berikut ini:

5.1.1 Gambaran Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di

Provinsi Nusa Tenggara Barat Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan sebaran kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut: Grafik 5.1 Gambaran Ke jadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa balita usia 24-59 bulan di provinsi NTB yang mengalami stunting adalah sebanyak 56.36. Dengan kata lain, di Provinsi NTB balita usia 24-59 bulan yang mengalami stunting lebih banyak daripada balita normal.

5.1.2 Gambaran Asupan Energi Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi

Nusa Tenggara Barat Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan sebaran asupan energi pada balita usia 24-59 bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut: Grafik 5.2 Gambaran Asupan Energi Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 Berdasarkan grafik diatas, jumlah balita yang memiliki asupan energi rendah atau dibawah AKG di Provinsi NTB adalah sebesar 58.22. Hal ini dapat disimpulkan bahwa di Provinsi NTB masih banyak balita yang kurang asupan energinya, yaitu lebih dari 50 balita. Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui jumlah balita usia 24-59 bulan di Provinsi NTB dengan asupan energi rendah dan mengalami stunting sebesar 55.3. Sedangkan balita dengan asupan energi cukup dan mengalami stunting sebesar 57.84. Persentase tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.1 Gambaran Ke jadian Stunting berdasarkan Asupan Energi pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 Asupan energi Status stunting Stunting Normal Total N N N Rendah 108 55.3 88 44.7 196 100 Cukup 82 57.84 60 42.16 142 100

5.1.3 Gambaran Asupan Protein Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi

Nusa Tenggara Barat Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan sebaran asupan protein pada balita usia 24-59 bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut: Grafik 5.3 Gambaran Asupan Protein Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa balita yang memiliki asupan protein cukup di Provinsi NTB yaitu sebesar 51.70. Hal ini dapat disimpulkan bahwa asupan protein pada balita di Provinsi NTB sudah cukup baik karena jumlah balita yang memiliki asupan protein yang cukup lebih dari 50. Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui jumlah balita usia 24- 59 bulan di Provinsi NTB dengan asupan protein rendah dan mengalami stunting sebesar 60.2. Sedangkan balita dengan asupan protein cukup dan mengalami stunting sebesar 52.77. Persentase tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 5.2 Gambaran Ke jadian Stunting berdasarkan Asupan Protein pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 Asupan Protein Status stunting Stunting Normal Total N N N Rendah 98 60.2 65 39.8 163 100 Cukup 92 52.77 83 47.23 175 100

5.1.4 Gambaran Jenis Kelamin Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi Nusa

Dokumen yang terkait

Determinan Asupan Energi dan Protein pada Balita di Wilayah Indonesia Timur dan Barat Tahun 2010 (Analisis Data Sekunder Riskesdas 2010)

0 10 147

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Balita Usia 12-59 Bulan di Indonesia (Analisis data Riskesdas 2013)

0 30 139

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)

0 0 16

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)

0 0 2

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)

0 1 6

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)

0 0 34

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013) Chapter III VI

0 0 58

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)

1 2 10

Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)

0 1 52

KEJADIAN CACAT PADA ANAK USIA 24 - 59 BULAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERKAITAN, RISKESDAS 2010 Factors Associated with Defects in Children Aged 24-59 Months, Basic Health Survey 2010

0 0 12