44
Bimbingan Karier dan Tips Berkarier
Pendidikan dan pelatihan yang baik dan berbasis kompetensi akan menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan berkompetensi
tinggi. Kualitas pendidikan dan pelatihan kerja akan senantiasa ditingkatkan dengan penyempurnaan penyelenggaraan pelatihan
tenaga kerja agar kualifi kasi dan kompetensi tenaga kerja yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pemberi kerja. Peran dan fungsi
lembaga pendidikan dan pelatihan kerja terutama Balai Latihan Kerja BLK yang sejauh ini masih terbatas akan terus ditingkatkan
agar lembaga-lembaga ini mampu melaksanakan pelatihan berbasis kompetensi. Sejalan dengan meningkatnya peran dan fungsi BLK
ini diharapkan pada akhirnya kinerja BLK akan menjadi lebih baik dan mampu menghasilkan lulusan berkualitas dan berkompetensi
tinggi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna tenaga kerja baik di dalam maupun luar negeri atau yang memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri dan berusaha secara ekonomi. Pengembangan BLK ini harus mengacu pada keberhasilan tiga
BLK yang pada saat ini telah menyelenggarakan pendidikan berbasis kompetensi di bidang otomotif dan mesin logam serta menghasilkan
lulusan berkompetensi tinggi yang seluruhnya dapat diserap oleh pasar kerja. Untuk mendukung BLK menjadi lembaga pelatihan
berbasis kompetensi, kerjasama dan kemitraan dengan pengguna tenaga kerja, asosiasi profesi, asosiasi industripengusaha, dan
asosiasi lembaga pendidikanpelatihan akan terus dipacu. Sejalan dengan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kerja
yang berbasis kompetensi, penyusunan dan pengembangan standar kompetensi kerja nasional menjadi sangat penting untuk terus
dilaksanakan. Standar kompetensi sangat dibutuhkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan kerja berbasis kompetensi sebagai
dasar penyusunan dan penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Kegiatan seperti penyusunan pedoman dan prosedur standardisasi,
pemantapan standar kompetensi kerja, pembakuan standar kompetensi kerja termasuk standar asesor serta kajian standar
kompetensi kerja nasional juga dikembangkan dan ditingkatkan. Prioritas pengembangan industri pada industri manufaktur padat
45
WIDARTO
pekerja menyebabkan standar kompetensi nasional di sektor industri manufaktur perlu disusun untuk mendukung terciptanya pekerja
manufaktur yang berkualitas tinggi. Selain itu, harmonisasi berbagai peraturan dan perundang-undangan di bidang standardisasi dan
sertifi kasi kompetensi tenaga kerja pun harus ditingkatkan.
4. Peningkatan Pengakuan Sertifi kat Kompetensi Tenaga
Kerja
Pengakuan sertifi kat kompetensi tenaga kerja baik di dalam negeri maupun di luar negeri sangat mendesak untuk dipercepat
pelaksanaannya. Dengan demikian, Badan Nasional Sertifi kasi Kompetensi BNSP yang dibentuk untuk memperkuat standardisasi
dan kompetensi akan terus diperkuat kelembagaannya. Dengan adanya BNSP, diharapkan sistem standardisasi dan sertifi kasi
kompetensi kerja nasional dapat dilaksanakan secara sinergis sehingga dapat dicapai manfaat nasional yang optimal. BNSP harus
dapat berfungsi secara optimal terutama dalam menjamin pengakuan atau rekognisi sertifi kat kompetensi yang dikeluarkannya. Upaya
pengakuan sertifi kat kompetensi tersebut antara lain dilakukan dengan peningkatan jejaring kerjasama baik di dalam maupun di luar
negeri; penguatan kapasitas dan kredibilitas BNSPLSP termasuk instrumennya, sumber daya manusianya, fasilitas dan sarananya
maupun manajemennya; dan penyebarluasan pemahaman dan kesadaran akan arti pentingnya sertifi kasi kompetensi kerja melalui
kegiatan sosialisasi dan edukasi.
5. Melanjutkan Peningkatan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri
Pada intinya, pemerintah mengupayakan agar penempatan TKI di luar negeri menjadi mudah, murah dan bebas pungutan tidak
resmi. TKI yang mendapat perhatian pemerintah tidak hanya TKI yang tidak terampil unskilled, namun juga terkait dengan TKI terdidik
dan terampil skilled. Diupayakan agar TKI yang dikirim adalah TKI terampil berkualitas tinggi yang sebelumnya diberi pendidikan
46
Bimbingan Karier dan Tips Berkarier
dan pelatihan untuk mengatasi kendala budaya dan bahasa yang mungkin akan dihadapi di negara tempat mereka bekerja.
Prosedur penempatan dan perlindungan TKI akan disederhanakan dan didesentralisasikan untuk menghemat biaya.
Informasi mengenai tenaga kerja akan diperbarui dan disesuaikan dengan kondisi saat ini yaitu dengan Sistem Jaringan Informasi
Terpadu agar informasi tentang pasar kerja internasional, mekanisme perencanaan, penempatan, perlindungan dengan
pemantauan TKI yang terintegrasi dengan instansi terkait dapat menjadi lebih transparan, mudah diakses, dan mudah dipahami oleh
masyarakat luas. Kerjasama dan koordinasi lintas sektoral termasuk dengan pemerintah daerah provinsikabupatenkota akan terus
ditingkatkan agar penempatan TKI ilegal dan berbagai pungutan tidak resmi dapat dihindari.
Selain itu Pemerintah juga akan berupaya memfasilitasi penyediaan bantuan hukum bagi TKI yang mengalami masalah
hubungan kerja di luar negeri. Kerjasama bilateral dengan pemerintah penerima TKI di luar negeri juga terus ditingkatkan
dan dikembangkan ke arah kerjasama yang saling pengertian dan menguntungkan kedua belah pihak. Di samping itu, kerjasama
dengan perbankan dalam pembiayaan penempatan TKI akan dikembangkan agar calon TKI dapat memperoleh kredit yang pasti
dan murah.
6. Melanjutkan Penyempurnaan Berbagai Upaya Penciptaan Kesempatan Kerja yang Dilakukan oleh Pemerintah
Untuk mengoptimalisasikan pencapaian tujuan pembangunan ketenagakerjaan, yaitu menurunkan tingkat pengangguran
terbuka maka salah satu upaya strategis yang ditempuh adalah mengkonsolidasikan program-program perluasan kesempatan
kerja yang dilaksanakan oleh berbagai sektorinstansi pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Kerjasama ini dimaksudkan agar
program-program pemerintah yang dibiayai oleh APBN dapat memberikan dampak terhadap penciptaan kesempatan kerja.