Other receivables RELATED PARTY INFORMATION continued g.

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 Dinyatakan dalam miliaran Rupiah, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2014 AND 2013 Expressed in billions of Rupiah, unless otherwise stated Halaman - 95 - Page 36. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN lanjutan 36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT continued Faktor-faktor risiko keuangan lanjutan Financial risk factors continued i Risiko pasar lanjutan i Market risk continued Risiko nilai tukar mata uang asing lanjutan Foreign exchange risk continued Pinjaman dalam mata uang asing diharuskan untuk di-swap menjadi mata uang fungsional perusahaan dengan menggunakan cross currency swap kecuali jika pinjaman dalam mata uang asing tersebut dibayar dengan arus kas yang berasal dari kegiatan operasional yang menghasilkan mata uang asing yang sama. Tujuan dari aktivitas lindung nilai ini untuk mengantisipasi dampak perubahan nilai tukar mata uang asing terhadap aset dan liabilitas serta laba rugi Grup. Foreign currency borrowings are required to be swapped into the entity’s functional currency using cross currency swaps except where the foreign currency borrowings are repaid with operational cash flows generated in the same foreign currency. The purpose of these hedges is to mitigate the impact of movements in foreign exchange rates on assets and liabilities and the profit or loss of the Group. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, liabilitas moneter bersih Grup dalam mata uang asing terutama diatribusikan dari USD lihat Catatan 39 untuk aset dan liabilitas moneter bersih dalam mata uang asing. Pada tanggal 31 Desember 2014, apabila USD menguatmelemah sebesar 10 terhadap Rupiah dengan asumsi variabel lainnya tidak mengalami perubahan, maka laba setelah pajak Grup akan naikturun sebesar Rp 207 miliar 2013: turunnaik sebesar 111 miliar, hal ini terutama diakibatkan keuntungankerugian selisih kurs yang dicatat di laba rugi. As at 31 December 2014 and 2013, net monetary liabilities of the Group in foreign currencies are primarily attributable to USD refer to Note 39 for net monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies. As at 31 December 2014, if the USD had strengthenedweakened by 10 against Rupiah with all other variables held constant, the profit after tax of the Group would increasedecrease by Rp 207 billion 2013: decreaseincrease by 111 billion, arising mainly from foreign exchange gainslosses taken to profit or loss. Risiko tingkat bunga Interest rate risk Grup terekspos risiko tingkat suku bunga yang berasal dari perubahan tingkat bunga atas aset dan liabilitas yang dikenakan bunga. Risiko ini pada umumnya dikelola dengan menggunakan interest rate swaps untuk mengkonversi pinjaman dengan tingkat bunga mengambang menjadi tingkat bunga tetap. Kebijakan Grup untuk perusahaan di luar jasa keuangan adalah menjaga agar minimum 40-60 dari total pinjamannya dengan jatuh tempo sampai dengan 5 tahun, merupakan pinjaman dengan tingkat suku bunga tetap. The Group is exposed to interest rate risk through the impact of rate changes on interest bearing assets and liabilities. These exposures are managed mainly through the use of interest rate swaps, which have the economic effect of converting borrowings from floating rate to fixed rate. The Group’s policy is to maintain at least 40-60 of its gross borrowings with a maturity up to 5 years, exclusive of the financial services companies, in fixed rate instruments. PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 Dinyatakan dalam miliaran Rupiah, kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2014 AND 2013 Expressed in billions of Rupiah, unless otherwise stated Halaman - 96 - Page 36. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN lanjutan 36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT continued Faktor-faktor risiko keuangan lanjutan Financial risk factors continued i Risiko pasar lanjutan i Market risk continued Risiko tingkat bunga lanjutan Interest rate risk continued Perusahaan jasa keuangan pada umumnya memperoleh pinjaman dengan tingkat bunga mengambang yang harus dikonversikan menjadi pinjaman dengan tingkat bunga tetap melalui mekanisme interest rate swaps. Pinjaman ini menyebabkan Grup terekspos terhadap risiko nilai wajar atas tingkat bunga, dimana risiko ini disalinghapus dengan piutang pembiayaan dengan suku bunga tetap. Pinjaman ini umumnya memiliki tenor yang sama dengan piutang pembiayaannya. The financial services companies borrow predominantly at a variable rate which is converted to fixed rate by the use of interest rate swaps. The borrowings expose the Group to fair value interest rate risk, which are offset by financing receivables held at a fixed rate. The borrowings generally have a same tenor with the financing receivables. Profil pinjaman Grup setelah memperhitungkan transaksi lindung nilai adalah sebagai berikut: The Group’s borrowings profile after taking into account hedging transactions are as follows: 2014 2013 Pinjaman dengan tingkat suku bunga 55,674 48,527 Fixed interest rates borrowings tetap Pinjaman dengan tingkat suku bunga 14,398 15,996 Floating interest rates borrowings mengambang 70,072 64,523 Apabila tingkat suku bunga atas pinjaman dengan tingkat suku bunga mengambang lebih tinggi atau lebih rendah 100 basis poin dengan asumsi variabel lainnya tidak mengalami perubahan, maka laba setelah pajak Grup untuk tahun berjalan akan turunnaik sebesar Rp 20 miliar 2013: 32 miliar dan cadangan lindung nilai akan naikturun sebesar Rp 368 miliar 2013: 183 miliar sebagai hasil dari perubahan nilai wajar dari lindung nilai atas arus kas. If interest rates on floating interest rate borrowings had been 100 basis points higherlower with all other variables held constant, the Group’s profit after tax for the year would have decreasedincreased by Rp 20 billion 2013: 32 billion and the hedging reserve would have increaseddecreased by Rp 368 billion 2013: 183 billion as a result of fair value changes to cash flow hedges. Analisa sensitivitas ditentukan dengan mengasumsikan bahwa perubahan tingkat suku bunga telah terjadi pada tanggal posisi keuangan dan telah diperhitungkan dalam perhitungan eksposur atas risiko tingkat suku bunga baik untuk instrumen keuangan derivatif maupun non-derivatif yang dimiliki pada tanggal tersebut. The sensitivity analysis has been determined assuming that the change in interest rates had occurred at the balance sheet date and had been applied to the exposure to interest rate risk for both derivative and non-derivative financial instruments in existence at that date.