Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

Berek, Nicolas Sandra Atma. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap

Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SDN I Tamanan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: metode inkuiri, proses kognitif bloom, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menganalisis, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya terhadap kemampuan kognitif mengaplikasi dan menganalisis siswa kelas V SDN Tamanan 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental tipe non-equivalent

control design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA sebagai kelompok kontrol dan

siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan soal pretest dan posttest dan diolah menggunakan program IBM SPSS Statisctics

20 dengan menggunakan tahap untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yaitu: 1)

uji perbedaan skor pretest, 2) uji perbedaan skor pretest ke posttest, 3) uji perbedaan selisih skor pretest-posttest, 4) uji besar pengaruh, 5) uji retensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi . Hal ini ditunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,152 dengan nilai M = -0,36, SE = 0,25 , t(52) = -1,455. Sehingga Hi ditolak maka Hnull diterima. Dengan kata lain metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi. Berbeda dengan kemampuan menganalisis, hasil analisis statistik menunjukkan signifikansi data harga Sig. (2tailed) < 0,05 yaitu 0,046 dengan nilai M = -0,56, SE = 0,27 , t(52) = -2,047. Sehinnga Hi diterima maka Hnull ditolak. Dengan kata lain metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis.


(2)

ABSTRACT

Berek, Nicolas Sandra Atma. 2014. The influence of Using Inquiry Method to Teach Science on the Ability to Application and Analysis for the 5th Grade Students of Tamanan I Yogyakarta Elementary School. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Keywords: inquiry method, Bloom’s cognitive ability, aplication ability, analyse ability, science.

This research conducted to find out the effect of inquiry method of science about the characteristic of light which connected with cognitif ability include: application and analyse the student’s clas V Tamanan IYogyakarta Elememtary School in accademic year 2012/2013.

The researchthat use in this research is quasi experimentalwith design equivalent control type. The subjecs of this research arelearners in 5th grade in Tamanan I Yogyakarta Elememtary School gruped into control group from VA and experimental group from VB. Data collection is done by giving a matter of pretest and posttest, and processed using IBM SPSS Statisctic 20 by using the stage for the two groups namely: 1)test pretest differences, 2) increase in test scores pretest to posttest, 3) test the difference in posttest scores, 4) test the influence, 5) difference test posttest I and posttest II both the control group and the experimental group. In other words, inquiry method is not significantly influence of application ability.

The result showed that the inquiry method considering the effect on the cognitif ability of application and analyse. This is indicated by a price a Sig. (2-tailed) of aplication ability < 0,05 is 0,152 with a value ofM = -0,36, SE = 0,25 , t(52) = -1,455,so Hi accepted and Hnull rejected. Have a different with the analyse ability, the statistical analyse result showed the significe of price data Sig. (2-tailed) < 0,05 is 0,046 with a value ofM = -0,56, SE = 0,27 , t(52) = -2,047.Hiaccepted and Hnull rejected. In other words that inquiry method


(3)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN TAMANAN I

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Nicolas Sandra Atma Berek 091134016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iii HALAMAN PENGESAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan kepada :

1. Tuhan YME dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan rahmat dan kasih yang melimpah, serta menjaga dan menyertaiku dalam segala hal. 2. Orang tua saya yang selalu memberikan segala perhatian, kasih sayang,

dukungan serta doa.

3. Adikku dan saudara yang telah mendukung saya selama ini 4. Teman-temanku semua


(7)

iv HALAMAN MOTTO

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5:7)

Always be yourself and never be anyone else even if they look better than you


(8)

v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta,9 Juni 2015 Penulis,


(9)

vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Nicolas Sandra Atma Berek NIM : 091134016

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN TAMANAN I

YOGYAKARTA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam media lain, mengelolanya dalam bentuk angkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 18 Juni 2015 Yang menyatakan


(10)

vii ABSTRAK

Berek, Nicolas Sandra Atma. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri

Terhadap Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis Pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SDN I Tamanan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: metode inkuiri, proses kognitif bloom, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menganalisis, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya terhadap kemampuan kognitif mengaplikasi dan menganalisis siswa kelas V SDN Tamanan 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental tipe

non-equivalent control design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA sebagai

kelompok kontrol dan siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan soal pretest dan posttest dan diolah menggunakan program IBM SPSS Statisctics 20 dengan menggunakan tahap untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yaitu: 1) uji perbedaan skor pretest, 2) uji perbedaan skor pretest ke posttest, 3) uji perbedaan selisih skor

pretest-posttest, 4) uji besar pengaruh, 5) uji retensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi . Hal ini ditunjukkan harga

Sig. (2tailed) > 0,05 yaitu 0,152 dengan nilai M = 0,36, SE = 0,25 , t(52) =

-1,455. Sehingga Hi ditolak maka Hnull diterima. Dengan kata lain metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi. Berbeda dengan kemampuan menganalisis, hasil analisis statistik menunjukkan signifikansi data harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,046 dengan nilai M = -0,56,

SE = 0,27 , t(52) = -2,047. Sehinnga Hi diterima maka Hnull ditolak. Dengan kata

lain metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis.


(11)

viii ABSTRACT

Berek, Nicolas Sandra Atma. 2014. The influence of Using Inquiry Method to Teach Science on the Ability to Application and Analysis for the 5th Grade Students of Tamanan I Yogyakarta Elementary School. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Keywords: inquiry method, Bloom’s cognitive ability, aplication ability, analyse ability, science.

This research conducted to find out the effect of inquiry method of science about the characteristic of light which connected with cognitif ability include: application and analyse the student’s clas V Tamanan IYogyakarta Elememtary School in accademic year 2012/2013.

The researchthat use in this research is quasi experimentalwith design equivalent control type. The subjecs of this research arelearners in 5th grade in Tamanan I Yogyakarta Elememtary School gruped into control group from VA and experimental group from VB. Data collection is done by giving a matter of pretest and posttest, and processed using IBM SPSS Statisctic 20 by using the stage for the two groups namely: 1)test pretest differences, 2) increase in test scores pretest to posttest, 3) test the difference in posttest scores, 4) test the influence, 5) difference test posttest I and posttest II both the control group and the experimental group. In other words, inquiry method is not significantly influence of application ability.

The result showed that the inquiry method considering the effect on the cognitif ability of application and analyse. This is indicated by a price a Sig. (2-tailed) of aplication ability < 0,05 is 0,152 with a value ofM = -0,36, SE = 0,25 , t(52) = -1,455,so Hi accepted and Hnull rejected. Have a different with the analyse ability, the statistical analyse result showed the significe of price data Sig. (2tailed) < 0,05 is 0,046 with a value ofM = 0,56, SE = 0,27 , t(52) =

-2,047.Hiaccepted and Hnull rejected. In other words that inquiry method significantly influence of analyse ability.


(12)

ix KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN TAMANAN I YOGYAKARTA” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus dosen pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, masukan yang sangat bermanfaat dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membantu dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.

4. Agnes Herlina D.H, S.Si., M.T., M.Sc. Dosen pembimbing II yang telah membimbing dalam pembuatan karya ilmiah ini.

5. Srini Supriyanti, S.Pd.SD. Kepala Sekolah SDN Tamanan I yang telah memberikan dukungan serta ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SDN Tamanan I.

6. Teguh Heru P, A.Ma.Pd.Guru mata pelajaran IPA kelas V SDN Tamanan I yang telah bekerja sama serta memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra dalam penelitian kolaboratif.

7. Siswa kelas VA dan VB SDN Tamanan I, yang bersedia bekerja sama dalam penelitian ini.


(13)

x 8. Bapakku Benyamin Berek, S.Pd. Ibuku Yustina Suwarni. dan kedua

adikku Paulus Febriandika Berek, Geraldus Denis Sinatria Berek yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bimbingan kepada saya.

9. Teman-teman penelitian kolaboratif IPA (Yuni, Icha, Pram, Dita, Shiro, Era, Santi, Rita, Paulin, Erming, Lia, Sri, Danang, Ika), yang selalu berbagi pengetahuan, semangat dan keceriaan kepada penulis.

10. Teman-teman PPL SDN Tamanan I, yang memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

11. Teman-teman PGSD USD kelas A, B, dan C angkatan 2009 yang selalu memberikan inspirasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

12. Sekretariat PGSD yang selalu membantu dalam hal administrasi dan segala keperluan unruk menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari semua pihak. Besar harapan penulis semoga semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.


(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Bagi Peneliti ... 3

1.4.2 Bagi Guru ... 3

1.4.3 Bagi Siswa ... 3

1.4.4 Bagi Sekolah ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 4

2.1 Kajian Pustaka ... 4

2.1.1 Teori-teori yang Relevan ... 4

2.1.1.1 Metode Inkuiri ... 4

2.1.1.2 Proses Kognitif Mengaplikasi dan Menganalisis... 7

2.1.1.3 Mata Pelajaran IPA ... 9


(15)

xii

2.2 Hasil Penelitian sebelumnya ... 13

2.2.1 Penelitian Tentang Inkuiri ... 13

2.2.2 Penelitian Tentang Proses Kognitif ... 14

2.3 LiteratureMap ... 15

2.4 Kerangka Berpikir ... 16

2.5 Hipotesis ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

3.1 Jenis Penelitian ... 18

3.2 Setting Penelitian ... 19

3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.2.2 Objek Penelitian ... 19

3.3 Populasi dan Sampel ... 19

3.4 Jadwal Implementasi Pembelajaran dan Pengambilan Data ... 19

3.5 Variabel Penelitian ... 20

3.5.1 Variabel Independen... ... 20

3.5.2 Variabel dependen... ... 21

3.6 Definisi Operasional ... 21

3.7 Instrumen penelitian ... 22

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 23

3.9 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.10 Teknik Analisis Data... ... 26

3.10.1 Uji Normalitas...26

3.10.2 Uji Statistik... . 26

3.10.2.1 Uji Perbedaan Data pre-test... ... 26

3.10.2.2 Uji Perbedaan Skor pre-test dan post-test... ... 27

3.10.2.3 Uji Perbedaan Selisih Skor Pretest-Posttest... ... .. 27

3.10.2.4 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis... ... 29

3.10.2.5 Uji Retensi... ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... ...32


(16)

xiii 4.1.1 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan

Mengaplikasi ... 32

4.1.1.1 Uji Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi ... 34

4.1.1.2 Uji Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi ... ... 35

4.1.1.3 Perbandingan Posttest Kemampuan Mengaplikasi ... 37

4.1.1.4 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi ... 39

4.1.1.5 Uji Retensi Pengaruh ... 40

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Inkuiri Terhadap Kemampuan Menganalisis .. ... 42

4.1.2.1 Uji Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Menganalisis ... 43

4.1.2.2 Uji Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis ... ... 45

4.1.2.3 Uji Perbedaan Selisih Skor Pretest-Posttest Kemampuan Menganalisis ... 46

4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis ... 49

4.1.2.5 Uji Retensi Pengaruh ... 49

4.2 Pembahasan ... 51

4.2.1 Kemampuan Mengaplikasi ... 51

4.2.2 Kemampuan Menganalisis ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 55

5.3 Saran... ... 55


(17)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pengambilan Data ... 20

Tabel 2. Matriks Pengembangan Instrumen ... 22

Tabel 3 Validitas Instrumen ... 23

Tabel 4 Validitas Instrumen Aspek Mengaplikasi dan Menganalisis ... 24

Tabel 5. Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 24

Tabel 6. Reliabilitas Instrumen ... 25

Tabel 7 Teknik Pengumpulan Data ... 26

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasi dengan Kolmogorov-Smirnov ... 33

Tabel 9. Skor Pretes Kemampuan Mengaplikasi……….. ... 35

Tabel 10.Skor Pretes ke Posttes Kemampuan Mengaplikasi ... 37

Tabel 11. Uji Normalitas Selisih Skor ... 37

Tabel 12. Uji Selisih Skor Posttest KemampuanMengaplikasi ... 38

Tabel 13 Hasil Uji Besar Pengaruh Metode terhadap Kemampuan Mengaplikasi ... 39

Tabel 14. Hasil Uji Beda Posttest I dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi ... 41

Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis Dengan Kolmogorov-Smirnov ... 42

Tabel 16. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Menganalisis ... 44

Tabel 17. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis ... 45

Tabel 18. Uji Normalitas Uji Selisih Skor ... 46

Tabel 19 Uji Selisih Skor Posttest Kemampuan Menganalisis ... 48

Tabel 20. Hasil Uji Besar Pengaruh Metode terhadap Kemampuan Mengaplikasi ... 49

Tabel 21. Hasil Uji Beda Posttest I dan PosttestII Kemampuan Menganalisis ... 50


(18)

xv DAFTAR GAMBAR

Gb.1 Cahaya senter ... 11

Gb.2 Pemantulan baur ... 12

Gb.3 Pemantulan teratur ... 12

Gb.4 Cermin datar ... 12

Gb.5 Cermin cembung ... 12

Gb.6 Cermin cekung ... 13

Gb.7 Pembiasan ... 13

Gb.8 Literature Map ... 16

Gb.9 Desain Penelitian ... 18

Gb.10 Variabel Penelitian ... 21

Gb.11 Diagram Skor Selisih Pretest-Posttest Kemampuan Mengaplikasi ... 38

Gb.12 Perbedaan antara skor pretest, posttest I dan posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan Mengaplikasi. ... 41

Gb.13 Diagram Skor Selisih Pretest-Posttest Kemampuan Menganalisis ... 48

Gb.20 Perbedaan antara skor pretest, posttest I dan posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan Menganalisis ... 51


(19)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus Kelompok Kontrol ... 59

Lampiran 2 : Silabus Kelompok Eksperimen ... 64

Lampiran 3 : RPP Kelompok Kontrol ... 75

Lampiran 4 : RPP Kelompok Eksperimen ... 83

Lampiran 5: Kasus dan Soal Essay Penelitian ... 97

Lampiran 6: Rubrik Penilaian ... 100

Lampiran 7: Kunci Jawaban Soal ... 103

Lampiran 8: Hasil Analisis SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .... 104

Lampiran 9: Hasil Analisis SPSS Kemampuan Mengaplikasi ... 107

Lampiran 10: Hasil Analisis SPSS Kemampuan Menganalisis ... 114

Lampiran 11: Rekap Nilai Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Kontrol ... 120

Lampiran 12: Rekap Nilai Kemampuan Menganalisis Kelompok Kontrol ... 123

Lampiran 13: Rekap Nilai Kemampuan Mengaplikasi Kelompok Eksperimen ... 126

Lampiran 14: Rekap Nilai Kemampuan Menganalisis Kelompok Eksperimen ... 129

Lampiran 15: Lembar Kerja Siswa ... 132

Lampiran 16: Foto Penelitian ... 146

Lampiran 17: Surat Ijin Penelitian ... 152

Lampiran 18: Surat Keterangan Penelitian ... 153


(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Saat ini pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Para orang tua berusaha memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Menyekolahkan anak-anak mereka adalah salah satu cara orang tua untuk memberikan pendidikan yang terbaik. Sekolah yang memiliki mutu baik merupakan pilihan para orang tua dalam menyekolahkan anak-anak mereka. Kegiatan belajar di dalam sekolah akan terselenggara jika ada guru. Guru bisa dikatakan memiliki peran yang paling penting dalam terselenggaranya sebuah pembelajaran karena tanpa guru pembelajaran tidak dapat terselenggara. Dalam proses belajar mengajar, pembelajaran mengandung arti suatu kegiatan yang dilaksanakan guru dan siswa secara bersama-sama. Inti dari pembelajaran tersebut adalah terjadi proses memberi dan menerima, diakhiri evaluasi yang sengaja dilakukan guru untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa. Guru dituntut untuk menguasai secara luas seluruh bahan mata pelajaran yang diajarkan. Guru perlu menggunakan metode yang sesuai sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir pada siswa secara menyeluruh dari tahap yang paling rendah sampai pada tahap yang paling tinggi yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta seperti dijelaskan Anderson (99-102) pada Taksonomi Bloom yang sudah direvisi. Di sekolah guru memiliki peran sebagai seorang pengajar, pendidik, dan pengasuh. Seorang guru harus dapat semua mata pelajaran yang ada, khususnya mata pelajaran IPA. Pembelajaran IPA pada hakikatnya menjadi salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai oleh seorang guru. IPA merupakan mata pelajaran yang membutuhkan kreatifitas dari seorang guru. Jadi, kreatifitas guru menentukan menarik atau tidaknya pelajaran. Untuk membuat kreatif pembelajaran itu, guru harus menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Ada banyak metode yang dapat dipilih oleh guru antara lain metode ceramah, diskusi, koperatif, inkuiri dan lain-lain.


(21)

2 Pada kenyataan yang terjadi di sekolah-sekolah dasar, banyak guru yang melakukan pembelajaran hanya dengan metode ceramah saja. Hal tersebut juga nampak pada pengamatan yang peneliti lakukan di SDN Tamanan I pada tanggal 10 Januari sampai dengan tanggal 14 Januari, dimana metode ceramah merupakan metode andalan dalam menyampaikan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Selain itu guru hanya terpaku menyampaikan materi yang ada dalam buku tanpa adanya kegiatan yang langsung melibatkan siswa. Jika seperti itu, guru tidak dapat mengetahui sampai mana siswa telah mengerti materi yang dibicarakan yang karena siswa yang cenderung pasif sehingga kurang membantu siswa dalam kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Pembelajaran yang terjadi hanya satu arah saja dan tidak ada umpan balik dari siswa. Hal tersebut sangat tidak cocok dengan mata pelajaran IPA yang lebih akan menarik oleh siswa jika digunakan metode pembelajaran yang lebih inovatif sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya.

Melihat dari kenyataan yang dipaparkan di atas yang menjadi masalah utama adalah pada pemilihan metode pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba menerapkan metode pembelajaran inkuiri terbimbing pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terutama pada materi sifat-sifat cahaya. Penerapan metode ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan kognitif siswa khususnya pada kemampuan mengaplikasikan dan menganalisis.

Penelitian ini hanya akan dibatasi pada pengaruh penggunaan metode inkuiri dengan tipe quasi-experimental design dengan membandingkan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengaplikasikan dan menganalisis mata pelajaran IPA SDN Tamanan 1 Yogyakarta.

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah metode inkuiri pada mata pelajaran IPA kompetensi dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasikan siswa kelas V SDN Tamanan 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013?


(22)

3 1.2.2 Apakah metode inkuiri pada mata pelajaran IPA kompetensi dasar

mendeskripsikan sifat-sifat cahaya berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis siswa kelas V SDN Tamanan 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya terhadap kemampuan mengaplikasikan siswa kelas V SDN Tamanan 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya terhadap kemampuan menganalisis siswa kelas V SDN Tamanan 1 Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman dalam merancang pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri, sehingga dapat mengembangkan lebih lanjut untuk pembelajaran lainnya.

1.4.2 Guru

Guru memperoleh referensi dalam menggunakan metode pembelajaran terutama pada maa pelajaran IPA.

1.4.3 Siswa

Mendapatkan pengalaman belajar menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran

1.4.4 Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menambah satu bacaan yang dapat dimanfaatkan untuk guru-guru sebagai contoh penelitian eksperimental. Dapat memacu untuk mengembangkan model-model pembelajaran inovatif lainya dalam upaya mengembangkan sekolah. Dapat meningkatkan kualitas siswa.


(23)

4 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori yang Relevan 2.1.1.1 Metode Inkuiri

Menurut Gulo (dalam Trianto, 2009:135), metode inkuiri merupakan metode pembelajaran dimana seluruh kemampuan yang dimiliki siswa dipakai untuk mencari dan melakukan suatu penyelidikan secara sistematis, kritis, logis, dan analitis untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah yang sudah dirumuskan oleh siswa sendiri. Menurut Sanjaya (2006:196), metode inkuiri merupakan suatu metode pembelajaran yang lebih menekankan suatu proses berpikir secara kritis dan analitis dalam upaya mencari dan menemukan sendiri jawaban atas suatu masalah yang dikemukakan.

Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Terdapat tiga ciri utama strategi pembelajaran inkuiri, yaitu:

1. Strategi inkuiri menekankan aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran.

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.

3. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari prsoses mental.

Sanjaya (2006:206) mengatakan bahwa strategi pembelajaran inkuiri tersebut memiliki beberapa keunggulan yaitu:

1. Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang sehingga pembelajaran lebih bermakna.


(24)

5 2. Inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan

gaya belajar mereka.

3. Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku karena adanya pengalaman.

4. Inkuiri memfasilitasi kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri adalah metode yang menekankan siswa untuk berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban atas suatu masalah yang dikemukakan.

Prinsip pembelajaran inkuiri ada 5 menurut Sanjaya (2006:197-199), yaitu:

1. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Kriteria keberhasilan dari proses belajar menggunakan metode ini bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa menguasai materi, namun sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.

2. Prinsip interaksi

Interaksi merupakan suatu proses pembelajaran. Guru mengarahkan siswa agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.

3. Prinsip bertanya

Guru memiliki peran sebagai penanya dimana pertanyaan tersebut bertujuan untuk meminta perhatian, melacak, mengembangkan kemampuan dan menguji siswa.

4. Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar merupakan suatu proses berpikir, yaitu proses mengembangkan potensi seluruh otak baik otak kiri maupun otak kanan.

5. Prinsip keterbukaan

Belajar merupakan suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Siswa perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.


(25)

6 Metode inkuiri memiliki macam-macam jenis. Berikut merupakan jenis inkuiri menurut (Zuriyani, 2012:11) yaitu :

1. Inkuiri bebas, yaitu merupakan proses inkuiri dimana siswa diberi kebebasan menemukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.

2. Inkuiri terbimbing, yaitu merupakan proses inkuiri dimana siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya, berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing dari seorang guru.

3. Inkuiri modifikasi, yaitu merupakan kolaborasi dari inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas.

Berdasarkan macam-macam metode inkuiri yang telah dijelaskan oleh Zuriyani diatas inkuiri terbimbing merupakan inkuiri yang sesuai dengan karakter siswa SD. Dalam inkuiri terbimbing ini siswa masih mendapatkan bimbingan dalam pembelajaran berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing dari seorang guru.

Menurut Eggen (2012:177) temuan terbimbing adalah suatu pendekatan mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut.

Metode inkuiri terbimbing merupakan metode inkuiri dimana guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam melakukan kegiatan. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing, siswa dituntut untuk menemukan pengetahuannya melalui arahan dan petunjuk dari guru. Arahan dan petunjuk tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa pada pengetahuannya. Dengan metode ini siswa akan dihadapkan pada tugas – tugas untuk diselesaikan melalui diskusi maupun individu dan diharapkan siswa mampu menyelesaikan masalah tersebut dan menarik kesimpulan secara mandiri dengan bimbingan dan arahan dari guru.

Menurut Gulo dalam Trianto (2009:166-169) terdapatlangkah-langkah pelaksanaan pembelajaran inkuiri:


(26)

7 1. Mengajukan Pertanyaan atau permasalahan

2. Merumuskan hipotesis 3. Mengumpulkan data 4. Analisis data

5. Membuat kesimpulan

Sumber lain yaitu, Sanjaya (dalam Aryani, 2011: 9-10), mengemukakan langkah-langkah pembelajaran inkuiri meliputi Orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.

2.1.1.2Proses Kognitif Mengaplikasi dan Menganalisis 1. Proses Kognitif Benjamin S. Bloom

Menurut Anderson (2010:99) terdapat 6 level dalam proses kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

a. Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Tahap ini merupakan tahap proses kognitif yang paling sederhana. Tahap ini meliputi proses mengenali dan mengingat kembali.

b. Memahami

Proses memahami adalah proses yang di dalamnya terdapat proses pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada. Tahap ini meliputi proses menafsirkan,mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

c. Mengaplikasikan

Proses mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Tahap ini meliputi proses mengeksekusi dan mengimplementasi.

d. Menganalisis

Proses menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan


(27)

8 antar setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Proses menganalisis meliputi proses membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.

e. Mengevaluasi

Proses mengevaluasi adalah proses membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Proses mengevaluasi meliputi memeriksa dan mengkritik.

f. Mencipta

Proses mencipta adalah proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Proses mencipta berisikan tiga proses kognitif yaitu merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

2. Kemampuan Mengaplikasikan dan Menganalisis Kemampuan Mengaplikasi

Kemampuan mengaplikasikan adalah kemampuan yang melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif yaitu:

a. Mengeksekusi

Mengeksekusi merupakan kemampuan dimana siswa secara rutin menerapkan prosedur ketika menghadapi tugas yang sudah familier (misalnya, soal latihan)

b. Mengimplementasi

Mengimplementasikan berlangsung saat siswa memilih dan menggunakan sebuah prosedur untuk menyelesaikan tugas yang tidak familier.

Kemampuan Menganalisis

Kemampuan menganalisis adalah kemampuan yang melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antarbagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Menganalisis terdiri dari tiga proses kognitif yaitu:


(28)

9 Membedakan terjadi sewaktu siswa mendeskriminasikan informasi yang relevan dan tidak relevan, yang penting dan tidak penting, dan kemudian memerhatikan informasi yang relevan atau penting.

b. Mengorganisasi

Mengorganisasi melibatkan proses mengidentifikasi elemen-elemen komunikasi atau situasi dan proses mengenali bagaimana elemen-elemen ini membentuk sebuah struktur yang koheren

c. Mengatribusikan

Mengatribusikan terjadi ketika siswa dapat menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan di balik komunikasi.

2.1.1.3 Mata Pelajaran IPA 1. Hakikat IPA

Menurut Iskandar (1997:1-4), Ilmu Pengetahuan Alam sebagai penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA (sains) merupakan salah satu kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, baik ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta yang bernyawa ataupun yang tak bernyawa dengan jalan mengamati berbagai jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan alam buatan.

Jadi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam semesta dan dan segala isinya.Pada dasarnya IPA dibangun atas dasar IPA sebagai suatu produk dan sebagai proses (Iskandar, 1997:2-14)

a. IPA sebagai suatu produk

IPA sebagai produk merupakan Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.Bentuk IPA sebagai produk yaitu fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori dalam IPA.

b. IPA sebagai suatu proses

IPA bukan hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda-benda atau makhluk-makhluk tetapi IPA juga merupakan cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Keterampilan


(29)

10 proses IPA adalah ketrampilan yang dilakukan oleh para ilmuan, di antaranya mengamati, mengukur, menarik kesimpulan mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen.

c. IPA sebagai dimensi sikap

IPA disebut sebagai dimensi sikap karena IPA mengembangkan kemampuan sikap yang dimiliki siswa seperti rasa ingin tahu, ketelitian, dan rasa tanggung jawab.

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan pembelajaran IPA adalah untuk membantu setiap orang agar mempunyai sikap ilmiah (Iskandar, 2001:12) yang meliputi:

a. Objektif terhada fakta

Tidak dicampuri oleh perasaan dalam mengungkapkan sesuatu, sesuai dengan fakta dan tidak dibuat-buat.

b. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan sebelum ada banyak bukti yang menguatkan data.

c. Berhati terbuka, yaitu mempertimbangkan penemuan orang lain walaupun pendapat orang lain bertentangan dengan penemuan diri sendiri.

d. Tidak mencampuradukan fakta dengan pendapat. e. Bersifat hati-hati

f. Ingin menyelidiki

2.1.1.4Materi Sifat-Sifat Cahaya

Materi pembelajaran IPA kelas V yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tentang sifat cahaya, dengan standar kompetensi 6 “Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model”dan kompetensi dasar 6.1 “Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya”.Berikut ini akan diuraikan materi pelajaran kelas V SD tersebut

Menurut Rositawaty (2008: 99-105) cahaya memiliki empat sifat, yaitu: 1. Cahaya Merambat Lurus


(30)

11 Gambar 1. Cahaya merambat lurus

Cahaya memiliki sifat merambat lurus maka jika ada benda yang menghalangi cahaya tersebut maka cahaya tidak dapat terlihat. Contoh yang menunjukan bahwa benda dapat merambat lurus misalnya kita bisa melihat ketika cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela rumah, cahaya tersebut terlihat seperti sebuah garis lurus.Sifat cahaya merambat lurus dimanfaatkan manusia dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada lampu senter dan pada lampu kendaraan bermotor.

2. Cahaya Menembus Benda Bening

Cahaya dapat menembus benda bening. Benda bening yang dapat ditembus oleh cahaya adalah seperti kaca, mika, gelas, dsb. . Benda-benda yang tidak dapat ditembus oleh cayaha disebut benda gelap yang termasuk benda gelap yaitu kayu, buku, meja, batu, dsb. 3. Cahaya dapat Dipantulkan

Pemantulan cahaya ada dua jenis : a. Pemantulan Teratur

Pemantulan teratur adalah pemantulan yang terjadi ketika cahaya mengenai permukaan benda yang rata, licin dan mengkilap. b. Pemantulan Baur

Pemantulan baur adalah pemantulan yang terjadi ketika cahaya mengenai permukaan benda yang tidak rata.


(31)

12 Gambar 2. Pemantulan teratur Gambar 3. Pemantulan baur

Berdasarkan permukaanya, cermin dikelompokkan menjadi 3 yaitu 1) Cermin datar

Cermin datar adalah cermin yang permukaan bidang pantulnya datar. Sifat bayangan benda pada cermin datar adalah ukuran sama, maya, semu, dan tegak. Contohnya adalah kaca cermin.

Gambar 4. Cermin datar

2) Cermin cembung

Cermin cembung merupakan cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah keluar. Sifat bayangan benda pada cermin cembung adalah maya, tegak, dan lebih kecil. Contohnya adalah kaca spion mobil.


(32)

13 3) Cermin cekung

Cermin cekung merupakan cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam. Sifat bayangan benda pada cermin cekung adalah bayangan tegak,lebih besar, dan maya. Contohnya adalah cermin cekung pada lampu senter.

Gambar 6. Cermin cekung 4. Cahaya dapat Dibiaskan

Gambar 7. Pembiasan

Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda. Contoh pembiasan misalnya pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air maka sedotan tersebut akanterlihat seperti patah.Hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan kerapatan zat antara udara dan air.

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya 2.2.1 Penelitian tentang Inkuiri

Ningsih (2012) melakukan penelitian tentang peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan metode inkuiri pada mata pelajaran Pkn. Hasil penelitiannya dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal tersebut terbukti


(33)

14 dengan adanya peningkatan persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 46,55 %, meningkat pada siklus II sebesar 61,55 %, dan meningkat lagi pada siklus III sebesar 78,43 %. Begitu pula rata-rata hasil belajar siswa yang selalu meningkat dari 57,62 pada siklus I, menjadi 63,46 pada siklus II, dan 70,75 pada siklus III. Peningkatan tiap siklusnya memperoleh 5,84 pada siklus I ke siklus II, dan 7,3 pada siklus II ke siklus III.

Aryani (2011) meneliti menggunakan metode inkuiri untuk mengetahui pengaruhnya tehadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA siswa kelas VA dan VB yang berjumlah 66 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh metode inkuiri tehadap prestasi belajar dan ada pengaruh metode inkuiri tehadap kemampuan berpikir kritis siswa dengan harga sig(2 tailed) sebesar 0,001.

Puput(2012) meneliti menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam meningkatkan minat dann prestasi belajar mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas V SD N I Taji Klaten semester genap tahun ajaran 2011/2012. Dalam hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I nilai rata-rata siswa 75,6 kemudian dilanjutkan dengan siklus II menunjukan kenaikan nilai rata menjadi 81,2. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.2.2 Penelitian Tentang Proses Kognitif

Putriyana (2012) melakukan penelitian tentang metode mind map untuk mengetahui kemampuan menerapkan dan mencipta pada mata pelajaran IPA di SDK Sengkan Yogyakarta. Nilai siginifikansi pada pada perbandingan skor posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen 0,000 atau < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen pada kemampuan menerapkan.


(34)

15 Septiarini (2012), peneliti menggunakan metode mind map terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi pada pelajaran IPA di SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2011/2012. Pada kemampuan menganalisis perbandingan posstest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan teknik statistik uji statistik non parametik Mann-Whitney atau Wilcoxon diperoleh harga sig (2-tailed) sebesar 0,000 atau < 0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen pada kemampuan menganalisis.

Sisilia (2012), peneliti menggunakan metode mind map untuk mengetahui kemampuan menerapkan dan mencipta pada mata pelajaran IPA di SDK Sengkan Yogyakarta.nilai siginifikansi pada pada perbandingan skor posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen 0,000 atau < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen pada kemampuan menerapkan.

Penelitian sebelumnya belum ada yang meneliti tentang pengaruh Penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif mengaplikasikan dan menganalisis, sehingga penelitian saya ini memberikan sumbangan baru kaitanya dengan kemampuan kognitif mengaplikasikan dan menganalisis.

2.3 Literatur Map

Berikut ini literature map dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya metode inkuiri digunakan untuk dapat meningkatkan prestasi belajar sedangkan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis hanya dilatih menggunakan metode mind map. Dengan demikian belum ada yang meneliti peningkatan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis menggunakan metode inkuiri di Sekolah Dasar.


(35)

16 Gambar 8. Literature Map

2.4 Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah mata pelajaran yang di dalamnya menyajikan pengetahuan mengenai gejala-gejala alam di lingkungan sekitar siswa. Metode Inkuiri merupakan metode yang sangat efektif untuk digunakan pada pembelajaran IPA karena metode ini menekankan pada proses, sehingga mendorong siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan cara menemukan pengetahuannya sendiri. Keefektifan metode inkuiri dalam mengoptimalkan aspek-aspek yang dimiliki siswa terletak pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Dengan kata lain, jika metode inkuiri diterapkan pada pembelajaran IPA kelas V SD maka kemampuan kognitif,khususnya pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis yang dimiliki siswa akan meningkat.

Metode Inkuiri

Ningsih (2012) menggunakan metode inkuiri untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa

Aryani(2011), menggunakan metode inkuiri untuk mengetahui pengaruhnya tehadap prestasi belajar dan

kemampuan berpikir kritis

Proses Kognitif

Putriyana (2012) menggunakan metode mind map untuk mengetahui kemampuan menerapkan dan mencipta

Septiarini (2012), menggunakan metode mind

map terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi

Sisilia(2012), peneliti menggunakan metode mind

map untuk mengetahui kemampuan menerapkan dan

mencipta Puput (2012), metode inkuiri

terbimbing - minat dan prestasi belajar

Yang perlu diteliti metode inkuiri - kemampuan mengaplikasi dan menganalisis


(36)

17 2.5 Hipotesis

1. Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya” berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi siswa kelas VA SDN Tamanan I Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

2. Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya” berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis siswa kelas VA SDN Tamanan I Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013


(37)

18 BAB III

METODE PENELITIAN

BAB III ini akan membahas metode penelitian yang akan diuraikan dalam jenis penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilaan data, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1Jenis Penelitian

Metode penelitian eksperimental jenis quasi experimental design tipe non

equivalent control group design (Sugiyono, 2010:114) merupakan jenis penelitian

yang digunakan pada penelitian ini karena pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi pretest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum mendapatkan perlakuan. Hasil pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemudian dibandingkan. Penelitian dilanjutkan dengan diberikan perlakuan kemudian dilakukan posttest. Pengaruh perlakuan tersebut kemudian dihitung dengan rumus (O2 – O1) – (O4 – O3).

Desain penelitian jenis ini di gambarkan dengan gambar berikut :

Gambar 9. Desain Penelitian Keterangan :

O1 = Rata-rata skor pretest kelompok eksperimen O2 = Rata-rata skor posttest kelompok eksperimen X = Perlakuan penggunaan metode inkuiri

O3 = Rata-rata skor pretest kelompok kontrol O4 = Rata-rata skor posttest kelompok kontrol

�1�2


(38)

19 3.2Setting Penelitian

3.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Tamanan I Yogyakarta. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2013.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah penggunaan metode inkuiri dalam meningkatkan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya pada kompetensi dasar “mendeskripsikan sifat-sifat cahaya” semester genap tahun ajaran 2012/2013.

3.3Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta yang berjumlah 54 siswa.

Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok sebagai sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian dilaksanakan di SD N Tamanan I Prambanan Yogyakarta. Penelitian ini mengambil kelas VA sebagai kelas kontrol dengan jumlah 29 siswa dan kelas VB sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 25 siswa, yang dilaksanakan bersama seorang guru mitra. Guru mitra berperan sebagai pelaksana proses pembelajaran dimana di dalam pelaksanaanya, guru mitra melakukan pembelajaran pada dua kelas , yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Peneliti melakukan dokumentasi dan pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran pada kedua kelas yang dilakukan guru mitra tersebut baik dalam kelas kontrol maupun kelas eksperimen.


(39)

20 3.4Jadwal Implementasi Pembelajaran dan Pengambilan Data

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2013. Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Tabel 1. Jadwal Penelitian

Hari/Tanggal Kelompok Kontrol VA Kelompok Eksperimen VB

Sabtu, 9 Februari 2013 Pretest

Senin, 11 Februari 2013

Cahaya menembus benda bening& Merambat lurus

(pertemuan I) Rabu, 13 Februari 2013

Cahaya menembus benda bening& Merambat lurus

(pertemuan I)

Kamis, 14 Februari 2013 Cahaya dapat dipantulkan

(pertemuan II)

Jumat, 15 Februari 2013 Cahaya dapat dipantulkan

(pertemuan II)

Sabtu, 16 Februari 2013 Cahaya dapat dibiaskan

(pertemuan III)

Senin, 18 Februari 2013 Cahaya dapat diuraikan

(pertemuan IV)

Selasa, 19 Februari 2013 Cahaya dapat dibiaskan

(pertemuan III)

Rabu, 20 Februari 2013 Cahaya dapat diuraikan

(pertemuan IV)

Kamis, 21 Februari 2013 Posttest

Sabtu, 13 April 2013 Posttest II

3.5Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independent dan variabel dipendent.

Menurut Sugiyono (2010:60) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

3.5.1 Variabel independen

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus (variabel bebas). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (sugiyono, 2010:61). Variabel independent pada penelitian ini adalah metode inkuiri yang nantinya akan mempengaruhi variabel dependen.


(40)

21 3.5.2 Variabel dependen

Menurut Sugiyono (2010:61), variabel dependen

(variabeloutput/terikat)merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini kemampuan menerapkan dan kemampuan menganalisis merupakan variabel dependen yang akan dipengaruhi variabel independen. Bagan hubungan antar variabel.

variabel independen variabel dependen

Gambar 10. Variabel Penelitian

3.6Definisi Operasional

1. Metode Inkuiri adalah metode yang menekankan pada kegiatan siswa dalam menemukan pengetahuannya sendiri dari kegiatan-kegiatan yang dilakukannya dengan menerapkan tujuh langkah dalam inkuiri yaitu: orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi.

2. Metode inkuiri terbimbing adalah metode dimana dalam kegiatan pembelajaran guru membimbing siswa untuk menemukan pengetahuannya.

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang terjadi di sekitar lingkungan hidup.

Penggunaan Inkuiri

Kemampuan Mengaplikasi


(41)

22 4. Kemampuan mengaplikasi adalah kemampuan menggunaan suatu

prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas.

5. Kemampuan menganalisis adalah kemampuan menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut.

6. Siswa SD adalah siswa SDN Tamanan I kelas VA dengan jumlah 29 siswa dan kelas VB dengan jumlah 25 siswa.

3.7Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen penelitian dalam bentuk tes. Penelitian ini berdasarkan pada standar kompetensi mata pelajaran IPA yaitu : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Kompetensi dasar yang akan diteliti yaitu 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan 6 soal essai yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif pada Taksonomi Bloom yang sudah direvisi yaitu kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Dari keenam soal essai tersebut, hanya 2 soal yang digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kemampuan mengaplikasi dan menganalisis yaitu pada soal nomor 3 dan 4.

Tabel 2. Matriks Pengembangan Instrumen

No. Variabel Aspek Indikator

3 Mengaplikasi

Mengeksekusi Membuktikan cahaya tidak

menembus benda tidak bening

Mengimplementasikan Menemukan cara agar cahaya

tidak sampai ke mata

Menggunakan Menggunakan benda agar

cahaya tidak sampai ke mata

Melaksanakan Membuktian cahaya dapat

menembus benda bening

4 Menganalisis

Membedakan

Membedakan benda yang dapat memantulkan cahaya dan tidak

dapat memantulkan cahaya

Memilih Menentukan sifat benda

berdasarkan kegunaanya

Mengorganisasi Menemukan penyebab

terjadinya pemantulan cahaya Mengatribusikan

Menuliskan tujuan pemilihan benda berdasarkan sifat-sifat


(42)

23 3.8Uji Validitas dan Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang akan diukur. Itulah yang disebut dengan validitas Sukardi(2008:30).Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS

Statistic 20for windows dengan rumus Pearson Correlation. Keenam soal tersebut

telah diujikan terlebih dahulu di SDN Prambanan yang beralamatkan Klurak Baru, Prambanan, Sleman dengan jumlah siswa sebanyak 30 anak. Menurut Masidjo (1995: 262), instrumen untuk responden sebanyak 30 dikatakan valid jika r Product-momen dari Pearson untuk taraf signifikansi 5% sebesar 0,361 dan untuk taraf signifikansi 1% sebesar 0,463. Berikut ini hasil perhitungan validitas dari instrumen secara teknis menggunakan IBM SPSS Statistic 20 for windows dengan rumus Pearson Correlation.

Untuk mengetahui valid atau tidaknya, Soal-soal tersebut diujicobakan di SDN Kledokan dengan jumlah 32 siswa dan SDN Prambanan dengan jumlah 31 siswa. Setelah soal diujikan di SDN Kledokan ada beberapa soal yang kurang sesuai dengan matrik pengembangan instrumen sehingga harus diperbaiki dan soal yang sudah diperbaiki tersebut diujicobakan kembali di SDN Pambanan.

Tabel 3 hasil uji validitas instrumen

No. Variabel Pearson

Correlation Sig. (2-tailed) Ket.

1 Mengingat .559** .001 Valid

2 Memahami .605** .000 Valid

3 Mengaplikasi .433** .017 Valid

4 Menganalisis .630** .000 Valid

5 Mengevaluasi .552** .002 Valid


(43)

24 Tabel 4 Validitas Instrumen Aspek Mengaplikasi dan Menganalisis

No Variabel Aspek Pearson

Correlation

Sig.(2-tailed) Keputusan

3 Mengaplikasi

Mengeksekusi ,933** ,000

Valid

Mengimplementasikan ,983** ,000

Menggunakan ,980** ,000

Melaksanakan ,960** ,000

4 Menganalisis

Membedakan ,964** ,000

Valid

Memilih ,986** ,000

Mengorganisasi ,951** ,000

Mengatribusikan ,988** ,000

* Corelation is significant at the .05 level (2-tailed)

** Corelation is significant at the .01 level (2-tailed)

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang diselenggarakan oleh dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yaitu G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., dan Agnes Herlina D.H, S.Si., M.T., M.Sc., sehingga yang digunakan oleh peneliti hanya bagian kognitif mengaplikasi dan menganalisis saja.

Instrumen yang reliabel dikatakan Sugiyono (2008:121) merupakan instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Menurut Sekaran (dalam Priyatno (2012:110) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Maka instrumen dinyatakan reliabel apabila nilai Alpha Cronbach > 0,60.

Tabel 5. Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

negatif – 0,20 Sangat rendah

Secara teknis, perhitungan dilakukan dengan program komputer IBM SPSS


(44)

25 Tabel 6. Reliabilitas instrumen

SDN Prambanan

Alpha Cronbach Kualifikasi

.606 Cukup

Hasil uji reliabilitas pada kemampuan mengaplikasi yaitu 0,853 dengan kualifikasi tinggi, sedangkan pada kemampuan menganalisis yaitu 0,854 dengan kualifikasi tinggi. Setelah melalui uji validitas dan reliabilitas diperoleh kesimpulan bahwa instrumen yang digunakan untuk penelitian dinyatakan valid dan reliabel.

3.9Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dalam hal ini teknik tes essai. adalah pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Hasil dari pretest kedua kelompok tersebut dianalisis dengan uji normalitas. Pada tahap selanjutnya kedua kelompok diberi perlakuan berbeda. Pembelajaran kelompok kontrol menggunakan metode ceramah (tradisional) sedangkan kelompok eksperimen mengunakan metode inkuiri. Pembelajaran terakhir kedua kelompok diberi

posttest dengan menggunakan soal yang sama dengan presttest untuk

mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.


(45)

26 Tabel 7. Pengumpulan data

Kelompok Variabel Data Instrumen

Kontrol Mengaplikasi

skor pre-test

soal essai (soal nomor 3) skor post-test I

skor post-test II

Eksperimen Menganalisis

skor pre-test

soal essai (soal nomor 4) skor post-test I

skor post-test II

Kontrol Mengaplikasi

skor pre-test soal essai

(soal nomor 3) skor post-test I

skor post-test II

Eksperimen Menganalisis

skor pre-test soal essai

(soal nomor 4) skor post-test I

skor post-test II

3.10 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic

20 for Windows. Teknik analisis data dilakukan dengan cara berikut:

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan statistik non parametris One Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut normal atau tidak. Menurut Priyatno (2012:136), distribusi data dikategorikan normal jika harga sig.(2-tailed)>0.05 dan distribusi data dikategorikan tidak normal jika harga sig.(2-tailed)<0.05. Statistik untuk menguji yang digunakan distribusi data normal maka akan digunakan statistik parametrik yaitu Independen Sample T-test atau One-Way ANOVA, sedangkan untuk distribusi data tidak normal, maka akan digunakan statistik non parametrik yaitu

Mann-Whitney, Wilcoxon, atau Kruskal-Wallis.

3.10.2 Uji Statistik

3.10.2.1 Uji perbedaan data pre-test

Uji perbedaan data test dilakukan untuk mengetahui apakah skor

pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai titik pijak yang


(46)

27 1) Jika sig.(2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain kedua kelompok data memiliki persamaan.

2) Jika sig.(2-tailed)< 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain kedua kelompok data tidak terdapat persamaan atau berbeda.

3.10.2.2 Uji perbedaan skor pre-test dan post-test

Uji perbedaan skor prettest ke posttest dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke

posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika data

terdistribusi normal digunakan paired samples t-tes sedangkan

Wilcoxon untuk data yang terdistribusi secara tidak normal. Hipotesis

statistiknya adalah :

Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan

posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan antara

skor pretest ke posttest.

Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan antara skor pretest ke

posttest.

Kriteria untuk menilai persamaan data sebagai berikut:

1) Jika sig.(2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test, dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan antara nilai pre-test ke post-test.

2) Jika sig.(2-tailed)< 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test, dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan antara nilai pre-test ke post-test.

3.10.2.3 Uji Perbedaan Selisih Skor Pretest-Posttest

Uji perbedaan selisih skor pretest-posttest ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif mengaplikasi dan menganalisis. Uji selisih skor menurut


(47)

28 Johnson, B. & Christensen, L (2008:312,330) dilakukan dengan membandingkan perbedaan skor tersebut untuk mengetahui apakah skor kelompok eksperimental berbeda secara signifikan dari skor kelompok kontrol. Pengujian selisih skor dengan menghitung selisih rata-rata dari skor pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data yang terdistribusi secara normal dianaisis menggunakan independent samples t-test sedangkan data yang terdistribusi tidak normal menggunakan statistik non-parametrik Mann-Whitney. Hipotesis statistiknya adalah :

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.

Kriteria yang digunakan adalah :

1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.

Analisis perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan atau tidak secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan


(48)

29 menganalisis. Hasil analisis perbedaan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan akan digunakan untuk menarik kesimpulan yang berkaitan dengan hipotesis sehingga dapat diketahui hasil penelitian mengafirmasi atau menolak hipotesis penelitian.

3.10.2.4 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis

Uji besar pengaruh ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode inkuiri yang digunakan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis, baik metode ceramah maupun metode inkuiri. Jika distribusi data normal, uji besar pengaruh dihitung dengan menggunakan rumus (Field, 2009:57,179):

Keterangan:

r = besar pengaruh (effect size)dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson t = harga uji t

df = harga derajad kebebasan R² = koefiensi determinasi

Jika distribusi data tidak normal digunakan rumus (Field, 2009:550):

Keterangan:

r = besar pengaruh (effect size)dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Z = harga konversi dari Standar Deviasi (diperoleh dari SPSS uji Wilcoxon) N = jumlah total observasi (= 2x jumlah siswa)

�= � �

2

�2+��

�= � √�


(49)

30 Sedangkan untuk mengetahui presentase pengaruh tersebut digunakan koefisien determinasi (�²) dengan rumus sebagai berikut:

Dari rumus di atas kriteria yang digunakan adalah r = 0,10 (efek kecil), r = 0,30 (efek menengah), dan r = 0,50 (efek besar). Untuk mengetahui persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi atau kemampuan menganalisis, digunakan koefisien determinasi R² (Field, 2009:179).

3.10.2.5 Uji Retensi

Pengujian ini dilakukan setelah 2 bulan sesudah treatment diberikan yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh yang ditimbulkan masih sekuat seperti pada posttest I. Digunakan uji perbedaan untuk mengetahui apakah

posttest II berbeda secara signifikan dengan posttest I. Dengan kriteria, jika harga Sig (2-tailed) < 0,05 , ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara posttest I dan posttest II. Sedangkan, jika harga Sig (2-tailed) > 0,05 , tidak ada

perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II. Dengan kata lain, tidak ada penurunan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II.

Jika data terdistribusi normal digunakan paired samples t-tes sedangkan

Wilcoxonuntuk data yang terdistribusi secara tidak normal. Hipotesis statistiknya

adalah:

Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain tidak ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara skorposttest I dengan posttest II.

Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara skor

posttest I ke posttest II.

Kriterianya adalah sebagai berikut :


(50)

31 1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara posttest I dan posttest II.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada penurunan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II.


(51)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas hasil penelitian dan pembahasan untuk mengetahui pengaruh pengguunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Hasil penelitian akan menjelaskan deskripsi data dan analisis data yang dilakukan.

4.1.Hasil Penelitian

4.1.1. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengaplikasi

Penelitian ini merupakan penelitian payung yang meneliti tentang pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif Taksonomi Bloom yang sudah direvisi. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Peneliti akan lebih memfokuskan pembahasan penelitian tentang kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Pada bagian peneliti ini akan membahas mengenai kemampuan mengaplikasi. Pada tahap pertama peneliti memberikan

pretest pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Kelas kontrol adalah kelas

yang tidak diberikan perlakuan metode inkuiri sedangkan kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa metode inkuiri dengan materi yang diajarkan sama. Tujuan pretest adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi yang akan diajarkan, baru setelah itu diberikan posttest apabila penyampain materi sudah selesai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Posttest bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakukan metode inkuiri serta membandingkan hasil dari kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Peneliti menggunakan instrumen berupa soal essai yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya serta dan sudah dikonsultasikan pada dosen pembimbing. Soal yang digunakan pada pretest dan posttest tersebut terdiri dari 6 soal, sedangkan peneliti hanya menggunakan dua soal dalam penelitian. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap


(52)

33 kemampuan mengaplikasi, dan juga membuktikan pengaruh metode tersebut yang berdasarkan hipotesis berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi siswa.

Setelah data dari pretest dan posttest untuk kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh, selanjutnya dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program

IBM SPSS Statistics 20. Uji normalitas tersebut untuk menentukan uji statistik

yang akan digunakan dalam analisis data responden dengan berdasarkan kriteria berikut :

1. Jika nilai signifikasi atau harga sig.(2-tailed) > 0,05, distribusi data dikatakan normal.

2. Jika nilai signifikasi atau harga sig.(2-tailed) < 0,05, distribusi data dikatakan tidak normal.

Berdasarkan kriteria diatas diperoleh data seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasi Dengan Kolmogorov-Smirnov

No Aspek Nilai

Signifikansi Keterangan

1 Rata-rata skor Pretest kelompok kontrol 0, 001 Tidak Normal

2 Rata-rata skor PosttestI kelompok kontrol 0,151 Normal

3 Rata-rata skor Pretest kelompok eksperimen 0,53 Normal

4 Rata-rata skor Posttest I kelompok eksperimen 0,685 Normal

5 Rata-rata skor Posttest II kelompok kontrol 0,459 Normal

6 Rata-rata skor Posttest II kelompok eksperimen 0,19 Normal

Hasil analisis statistik diatas harga sig.(2-tailed) pada aspek pretest kelompok kontrol adalah 0,151 dan pretest kelompok eksperimen 0,685. Sedangkan harga sig.(2-tailed) pada aspek posttest kelompok kontrol adalah 0,53 dan posttest kelompok eksperimen 0,001. Hal tersebut menunjukan bahwa pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki distribusi data yang normal, sedangkan posttest kelompok kontrol dan eksperimen memiliki distribusi data yang tidak normal. Menurut kriteria jika ada aspek yang tidak normal, maka distribusi data dikatakan tidak normal. Oleh karena itu data akan dianalisis dengan statistik parametrik dalam hal ini nonparametric tests.


(53)

34 Analisis data yang dilakukan dengan menguji perbandingan skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kondisi awal pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen sebelum mendapatkan perlakuan pada masing-masing kelas. Analisis dilanjutkan dengan menguji perbedaan pretest ke posttest pada masing-masing kelas yang bertujuan untuk mengetahui kenaikan yang signifikan pada masing-masing kelompok yaitu kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Selanjutnya dilakukan uji perbandingan posstest untuk mengetahui pengaruh yang signifikan penggunaan metode inkuiri pada aspek mengaplikasi.

4.1.1.1. Uji Perbedaan skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi

Uji perbedaan skor pretest merupakan langkah pertama yang dilakukan setelah uji normalitas data pretest dan posttest dari masing-masing kelompok. Langkah pertama, melakukan analisis perbandingan skor pretest pada kelompok kontrol dan skor pretest pada kelompok eksperimen. Uji perbandingan skor

pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperiment ini betujuan untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan titik pijak pada kedua kelompok tersebut. Untuk mengetahui hal tersebut maka dilakukan uji perbandingan pada aspek mengaplikasi menggunakan analisis statistik nonparametrik two

independent samples test karena distribusi data dikatakan tidak normal atau ada

aspek yang harga Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.


(54)

35 Kriteria yang digunakan sebagai berikut :

1. Jika harga sig.(2-tailed)< 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

2. Jika harga sig.(2-tailed)> 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

Berikut ini merupakan tabel hasil analisis perbandingan pretest pada kemampuan mengaplikasi:

Tabel 9. Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi

Hasil Pretest Signifikasi Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,204 Tidak berbeda

Dari tabel perbandingan skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada aspek mengaplikasi menunjukan bahwa harga

sign.(2-tailed) lebih dari 0,05 yaitu 0,204. Hal itu menunjukan bahwa Hnull diterima dan Hi ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen atau kedua kelompok berawal dari titik pijak yang sama.

4.1.1.2. Uji Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi Langkah kedua dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbandingan skor pretest ke posttest ini berkaitan dengan uji normalitas. Berdasarkan uji normalitas, pada aspek mengaplikasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukan harga

sign.(2-tailed)>0,05 sehingga data tersebut dikatakan normal. Jika data tidak normal maka

analisis statistik menggunakan nonparametrik two related sample-test. Hipotesis statistiknya sebagai berikut :


(55)

36 Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan

posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan

antara skor pretest ke posttest.

Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan antara skor

pretest ke posttest.

Kriteria yang digunakan sebagai berikut :

1. Jika harga sign.(2-tailed)< 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest.. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan pada antara pretest ke

posttest.

2. Jika harga sign.(2-tailed)> 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan

posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan pada

antara pretest ke posttest.

Hasil analisis data perbandingan pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10. Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mengaplikasi

No. Kelompok Test %

peningkatan Signifikasi Keputusan

Pretest Posttest

1 Kontrol 1,56 1,75 12,18% 0,161 Tidak berbeda

2 Eksperimen 1,76 2,31 31,25% 0,004 Berbeda

Tabel diatas menunjukan bahwa kelompok eksperimen mencapai skor yang lebih tinggi yaitu dengan harga sig.(2-tailed) = 0,004 maka Hnull ditolak dan Hi diterima sehingga ada perbedaan yang signifikan antara hasil pretest ke posstest atau ada kenaikan yang signifikan pada antara pretest ke posttest. dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan harga sig.(2-tailed) = 0,161 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dapat disimpulkan bahwa pada aspek mengaplikasi pada kelompok kontrol tidak ada kenaikan yang signifikan sedangkan pada kelompok eksperimen ada kenaikan yang signifikan.


(56)

37 4.1.1.3. Perbandingan Posttest Kemampuan Mengaplikasi

Langkah ketiga dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh metode inkuiri dalam penelitian ini. Penghitungan selisih ini dilakukan dengan cara mengurangkan skor posttest dengan skor pretest pada masing-masing kelompok. Sebelum melakukan uji selisih skor, dilakukan uji normalitas data selisih skor mengaplikasi dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji selisih skor kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 11. Uji Normalitas Selisih Skor

No. Aspek Nilai Signifikansi Keterangan

1 Selisih skor mengaplikasi kelompok kontrol 0,547 Normal

2 Selisih skor mengaplikasi kelompok eksperimen 0,817 Normal

Hasil uji selisih skor tersebut menunjukkan bahwa data tersebut normal sehingga analisis statistik yang digunakan dalam uji perbandingan kemampuan mengaplikasi menggunakan statistik parametrik independent sample t-test. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut :

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan

mengaplikasi.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi.

Kriteria yang digunakan adalah:

1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan antara selisih skor pretest-posttest terhadap kemampuan mengaplikasi.


(57)

38 2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan antara selisih skor pretest-posttest terhadap kemampuan mengaplikasi.

Analisis perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan atau tidak secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi. Hasil analisis perbandingan antara selisih skor

pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan akan

digunakan untuk menarik kesimpulan yang berkaitan dengan hipotesis penelitian sehingga dapat diketahui hasil penelitian mengafirmasi atau menolak hipotesis penelitian. Berikut merupakan grafik selisih skor pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Gb.11 Diagram Skor Selisih Pretest-Posttest Kemampuan Mengaplikasi

Hasil analisis statistik penelitian dengan menggunakan independent samples

test dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 12. Uji Selisih Skor Posttest Kemampuan Mengaplikasi

Hasil Posttest Signifikansi Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

0,152 Tidak Berbeda

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6


(58)

39 Hasil pengolahan data menunjukkan harga Levene’s Test dengan tingkat kepercayaan 95% F = 0,122, Sig. (2-tailed) = 0,152, maka terdapat homohenitas varian dengan harga M = -0,36, SE = 0,25 , t(52) = -1,455. Tabel diatas menunjukan bahwa hasil analisis statistis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen telah menunjukan Sig. (2-tailed) = 0,152 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi.

4.1.1.4 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengaplikasi

Langkah keempat dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh metode terhadap kemampuan mengaplikasi. Pengujian ini dilakukan baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Hasil penghitungan analisis menggunakan rumus effect size diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 13 Hasil Uji Besar Pengaruh Metode terhadap Kemampuan Mengaplikasi

No. Kelompok Z N r Presentase

Efek Size Keterangan

1 Kontrol -1,402 58 -0,184 0,034 3,4% Efek r kecil

ke menengah

2 Eksperimen -2,889 50 -0,409 0,167 16,7% Efek r besar

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui metode inkuiri memberikan sumbangan terhadap kemampuan mengaplikasi siswa, yaitu dengan ditunjukkan dengan harga r = -0,409, Z = -2,889, R² = 0,167 yang masuk dalam kategori efek besar dengan presentase efek sebesar 16,7% dibandingkan dengan metode ceramah yang menunjukkan harga r = -0,184, Z = -1,402, R² = 0,034 yang masuk dalam kategori efek kecil ke menengah dengan presentase efek sebesar 3,4%.


(59)

40 4.1.1.5 Uji Retensi Pengaruh

Langkah kelima dalam penelitian ini adalah menguji perbedaan pada

posttest I dan posttest II. Proses pengambilan data atau dilaksanakanya posttest II

ini 2 bulan setelah dilakukanya posttest I. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa tetap atau ajeg pengaruh penggunaan sebuah perlakuan. Apabila tidak terdapat perbedaan secara signifikan maka tidak terjadi penurunan yang drastis atau dapat dikatakan stabil. Sebelum dilakukan uji beda data posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan uji normalitas terlebih dahulu menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas posttest II kelompok kontrol yaitu 0,459 dan posttest II kelompok eksperimen yaitu 0,019. Kedua harga Sig. (2-tailed) >0,05 sehingga distribusi data tidak normal. Analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui keajegan suatu perlakuan adalah two

related sample-test karena data yang digunakan memiliki distribusi data yang

tidak normal. Hipotesis yang digunakan pada analisis statistik ini adalah:

Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain tidak ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara skor posttest I dan posttest II

Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara skor

posttest I dan posttest II.

Kriteria yang digunakan adalah:

1. Jika harga Sig. (2-tailed) <,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang Signifikan antara skor posttest I dan posttest II. Dengan kata lain ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara posttest I dan posttest II .

2. Jika harga Sig. (2-tailed) >,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada penurunan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest

II. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest


(1)

149

2. Kelompok Eksperimen


(2)

(3)

(4)

152


(5)

153


(6)

154

Lampiran 19 : Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nicolas Sandra Atma Berek merupakan anak petama dari pasangan Benyamin Berek S.Pd dan Yustina Suwarni. Lahir di Baucau, 29 November 1991. Pendidikan awal dimulai di TK Kanisius Jetis Depok tahun 1996. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SD Kanisius Jetis Depok pada tahun 1997-2003. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Moyudan tahun 2003-2006. Tahun 2006-2009 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Pangudi Luhur Sedayu. Tahun 2009 masuk ke Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama menempuh pendidikan, sudah banyak kegiatan atau organisasi yang telah diikuti penulis, antara lain saat SD penulis menjuarai lomba baca puisi tingkat Kabupaten. Saat SMP dan SMA penulis secara aktif mengikuti berbagai kegiatan seperti, Festival Ketoprak tingkat SMA se-DIY. Masuk perguruan tinggi penulis aktif dalam berbagai kegiatan universitas, yaitu panitia parade gamelan anak 2010, dan mengikuti panitia Inisiasi Prodi (INSIPRO) 2010.


Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 2 210

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 3 175

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 2 198

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 2 151

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

0 1 143

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 149

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta - USD Repository

0 0 141

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta - USD Repository

0 0 168

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis mata pelajaran IPA SD Bopkri Gondolayu Yogyakarta - USD Repository

0 0 169