Membangun Kesediaan Warga Negara Untuk Melakukan Bela Negara
49 e. Kemampuan awal bela negara baik secara psikis dan fisik. Secara psikis,
yaitu memiliki kecerdasan emosional, spiritual serta intelegensia, senantiasa memelihara jiwa dan raganya serta memiliki sifat-sifat disiplin,
ulet, kerja keras dan tahan uji. Sedangkan secara fisik yaitu memiliki kondisi kesehatan, ketrampilan jasmani untuk mendukung kemampuan
awal bina secara psikis dengan cara gemar berolahraga dan senantiasa menjaga kesehatan.
Sebagaimana ketentuan Pasal 9 ayat 2 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, wujud penyelenggaraan keikutsertaan
warga negara dalam upaya bela negara dapat dilakukan melalui: a Pendidikan Kewarganegaraan
Salah satu materibahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan tinggi adalah
Pendidikan Kewarganegaraan Pasal 37 ayat 1 dan 2 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b Pelatihan dasar kemiliteran Selain TNI, salah satu komponen warga negara yang mendapat
pelatihan dasar militer adalah: Keamanan rakyat Kamra.
Perlawanan Rakyat Wanra. Pertahanan Sipil Hansip.
Unsur mahasiswa yang tersusun dalam organisasi Resimen Mahasiswa
Menwa. Organisasi lain yang menerapkan pelatihan dasar kemiliteran adalah:
Pramuka, Patroli Keamanan Sekolah, Pasukan Pengibar Bendera, Palang Merah Remaja, dan organisasi lainnya.
c Pengabdian sebagai Prajurit TNI Dalam upaya pembelaan negara, peranan TNI sebagai alat
pertahanan negara sangat penting dan strategis karena TNI memiliki tugas untuk Pasal 10 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 3 tahun 2002:
Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa
Melaksanakan operasi militer selain perang
50 Ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional
dan internasional d Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi
Berdasarkan penjelasan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002, pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang
mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi danatau memperkecil akibat yang
ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya. Contoh profesi yang berkaitan dengan kegiatan menanggulangi danatau
memperkecil akibat perang, bencana alam atau bencana lainnya yaitu antara lain petugas Palang Merah Indonesia, para medis, tim
SAR, Linmas, POLRI, petugas bantuan sosial, termasuk guru. Bela negara juga dapat dilakukan melalui pengabdian sesuai dengan keahlian.
Misalnya: sebagai atlet nasional dapat mengharumkan nama bangsa dengan meraih medali emas dalam pertandingan olahraga, siswa yang ikut
olimpiade dan mendapatkan penghargaan, siswa yang giat belajar sehingga mendapatkan prestasi maupun beasiswa, dan sebagainya.
Kesediaan warga negara untuk melakukan upaya bela negara harus diterapkan di berbagai lingkungan dan beragam aspek kehidupan.
a Di lingkungan keluarga. Anggota keluarga. Misalnya, dalam keluarga ada pembagian kerja yang jelas, disiplin dan dipatuhi, ayahibu
mencari nafkah dan mengurus rumah tangga, anak-anak belajar dengan sungguh-sungguh, di waktu senggang anak ikut membantu
pekerjaan rumah, saling menghormati dan menghargai antar anggota keluarga, setiap anggota keluarga saling peduli dan menyanyangi, dan
sebagainya. b Di lingkungan sekolah tindakan pembelaan negara dilakukan dengan:
Siswa belajar untuk memenuhi unsur wajib belajar secara akademik dan menaati tata tertib sekolah atau berdisiplin
Guru mendidik siswa dengan baik, di antaranya pendidikan damai dan penyelesaian konflik tanpa kekerasan, serta mengacu pada
tujuan yang akan dicapai, baik kompetensi siswa maupun kurikulum Staf tata usaha melaksanakan tugas dengan baik dengan men
dokumentasikan administrasi dengan tertib
51 Penjaga sekolah melaksanakan tugasnya dengan baik.
c Lingkungan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Bentuk usaha pembelaan negara meliputi berbagai bidang yang
dapat dilakukan masyarakat sesuai dengan keahlian dan profesi masing-masing. Kesadaran bela negara ini mencakup kesadaran
untuk menjadi: 1 Bangsa yang berbudaya.
2 Bangsa yang mau berusaha, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3 Bangsa yang mau berhubungan dengan lingkungan, berhubungan sesamanya dan alam sekitarnya disebut social.
4 Bangsa yang mau berhubungan dengan kekuasaan, disebut politik.
5 Bangsa yang mau hidup aman tenteram dan sejahtera, berhubungan dengan rasa kepedulian dan ketenangan serta
kenyamanan hidup dalam negara disebut pertahanan dan keamanan.
Dalam hal agama, peranserta masyarakat dalam pembelaan negara dapat dilakukan melalui partisipasi warga masyarakat untuk:
1 Mewujudkan kerukunan dan kedamaian antar umat beragama 2 Mengembangkan sikap toleransi, saling menghargai dan
menghormati antar pemeluk beragama 3 Mencegah konflik sosial akibat fanatisme agama tertentu,
pelecehan agama, dan tindakan-tindakan anarkhis lainnya
3. Revitalisasi Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara Kesatuan Republik Indonesia Melalui Pendidikan Bela Negara.
Pemahaman bela negara harus ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas sasarannya. Adapun perantara yang tepat untuk
memberikan pemahaman bela negara ini adalah melalui jalur pendidikan bela negara yang dilaksanakan baik di lingkungan pendidikan formal
maupun nonformal. Dalam konteks pendidikan formal, bela negara dapat dimasukkan ke dalam kurikulum. Bela negara tidak menjadi mata pelajaran
tersendiri, tetapi diintegrasikan ke berbagai mata pelajaran yang relevan dan
52 kegiatan ekstrakurikuler. Pengintegrasian pada mata pelajaran misalnya,
pada mata pelajaran PPKn, PAI, Bahasa Indonesia, Penjasorkes, Seni Budaya dan Prakarya, Pendidikan Lingkungan hidup, dan sebagainya. Pada
kegiatan ekstrakurikuler misalnya pada kegiatan pramuka, paskibra, Palang Merah Remaja PMR, kelompok pecinta lingkungan, dan sebagainya.
Sedangkan dalam pendidikan nonformal, pendidikan bela negara dapat dilaksanakan melalui pembiasaan maupun program di masyarakat. Melalui
pembiasaan, adalah dengan menanamkan kebiasaan melakukan hal-hal yang baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Program pendidikan bela negara juga dapat dilaksanakan di lingkungan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan yang melibatkan tokoh-tokoh masyarakat. Dan yang paling penting, penerapan pendidikan bela negara memerlukan keteladanan dari
semua kalangan baik dari pemimpin, pejabat, politisi, aparat hukum, orang tua, maupun masyarakat secara umum. Mari kita renungkan pernyataan
yang pernah disampaikan oleh mantan presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy, yaitu:
“Janganlah kamu bertanya kepada negara yang telah negara berikan kepadamu, tetapi apa yang dapat kamu berikan ter
hadap negara?” Dan jawabannya ada pada diri masing-masing.