3 Berbagi
Pada tahap akhir yaitu berbagi, guru meminta setiap pasangan untuk berbagi mengenai hasil atau jawaban yang telah mereka sepakti sebelumnya.
Setiap pasangan biasanya diminta untuk maju ke depan kelas dan memaparkan hasil pekerjaan yang telah mereka bicarakan kepada seluruh warga kelas.
4. Model Think Pair and Share dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita
a. Penerapan
Model pembelajaran think pair and share dapat dikatakan sangat sederhana, akan tetapi sangat bermanfaat karena model pembelajaran kooperatif
tipe ini sangat mengoptimalkan partisipasi siswa dalam pembelajaran Huda, 2015: 136. Penerapan model Think pair and share atau berpikir berpasangan dan
berbagi dalam pembelajaran menulis berita adalah sebagai berikut. 1
Siswa diminta untuk berpikir mengenai tayangan berita dan mencari pokok- pokok berita berupa 5W+1H.
2 Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangkunya dan mengutarakan
hasil temuan masing-masing mengenai pokok-pokok berita. 3
Siswa menuliskan pokok-pokok berita yang telah ditemukan. 4
Siswa bersama kelompok menulis sebuah teks berita berdasarkan pokok- pokok berita yang telah ditemukan menggunakan bahasa sendiri.
5 Masing-masing kelompok membacakan teks berita yang telah didiskusikan.
b. Penilaian Menulis Teks Berita
Kegiatan menulis secara umum dapat dikatakan paling sulit dikuasi dibandingkan dengan aktivitas berbahasa yang lainnya. Hal ini dikarenakan
kegiatan menulis merupakan penggabungan unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa. Kegiatan menulis menghendaki orang untuk dapat menguasai lambang
atau simbol visual dan aturan tata tulis Nurgiyantoro, 2014: 423. Tes kemampuan menulis hanya digunakan untuk mengetahui kompetensi
siswa dalam bidang kebahasaannya saja. Tes atau pun tugas menulis haruslah mempunyai dampak langsung kepada siswa, bukan hanya pada segi pemilihan
bahasanya saja akan tetapi juga pada pengungkapan gagasan yang tepat dalam tulisan. Sesuai dengan tuntutan asesmen otentik, tes menulis haruslah memberi
kesempatan pada siswa untuk memilih dan membuat ungkapan kebahasaan sendiri untuk mengekspresikan gagasan sendiri Nurgiyantoro, 2014: 426.
Pada tahap awal kegiatan menulis, siswa dapat dibantu dengan berbagai rangsangan. Rangsangan disini difungsikan sebagai perangsang imajinasi siswa
dalam menulis. Beberapa bentuk rangsangan yang dapat digunakan untuk kegiatan menulis yaitu, rangsangan gambar, rangsangan suara, rangsangan visual
dan suara, rangsangan buku dan lain sebagainya Nurgiyantoro, 2014: 428-433. Sesuai dengan berbagai rangsangan tersebut, terdapat berbagai rubrik penilaian
otentik menulis sesuai dengan masing-masing rangangan. Selain rubrik penilaian berdasarkan berbagai rangsangan, terdapat pula rubrik penilaian menggunakan
model penilaian pembobotan.