BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Status Sosial Ekonomi
Menurut Soerjono Sukanto 1990:264-265 status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial sehubungan dengan orang-orang
lainnya dalam kelompok tersebut atau suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi.
Soerjono Sukanto kembali menyatakan bahwa status sosial berarti tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain
dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya dan hak-hak serta kewajibanya. Sehubungan dengan status sosial tersebut Soerjono Sukanto
megolongkannya menjadi tiga yaitu : 1. Ascribed status, yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa memperhatikan
perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan, contohnya kelahiran. 2. Achieved status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan
usaha- usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja dan ini tergantung dari kemampuan dari masing-saing dalam
mengejar serta mencapi tujuannya. Kadang-kadang kedudukan ini dibedakan dengan satu macam kedudukan yaitu Assigned status yang
merupakan kedudukan yang diberikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Assigned status adalah kedudukan yang diberikan, misalnya kedudukan yang diberikan masyarakat di dalam lingkungan
masyarakat. Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dalam masyarakat
berdasarkan pekerjaan, pendapatan, Tingkat pendidikan dan kepemilikan barang-barang berharga dari orang tersebut.
Soerjono Soekanto mengemukakan beberapa kriteria untuk menggolongkan status sosial masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain: Soerjono Sukanto, 1990:263 1. Ukuran Kekayaan
Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran. Barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut
misalnya dapat dilihat dalam bentuk rumah yang bersangkutan, berupa mobil pribadinya, cara-cara berpakaian, bahan pakaian yang dipakainya,
dan kebiasaan berbelanja barang mahal. 2. Ukuran kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasan atau memiliki wewenang menempati lapisan tertinggi.
3. Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran
kekuasan. Orang yang paling disegani dan paling dihormati mendapat tempat teratas, aturan semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat
tradisio nal, biasanya mereka adalah golongan tua dan pernah berjasa pada masyarakat.
4. Ukuran ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan di pakai pada masyarakat- masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuaan, akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Karena ternyata bahwa
bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran tetapi gelar kesarjanaan. Sudah tentu hal ini menyebabkan segala macam usaha untuk
mendapatkan gelar tersebut meskipun dengan cara yang tidak benar. Aswandi Bahar 1989:127 mengemukakan bahwa anak yang berasal dari
keluarga yang status sosialnya ekonominya rendah cenderung mempunyai aspirasi yang rendah terhadap pendidikan. Dan sebaliknya anak yang berasal
dari latar belakang status sosial ekonomi tinggi, cenderung mempunyai aspirasi yang tinggi terhadap pendidikan.
Tiap-tiap orang atau keluarga akan mempunyai unsur- unsur yang terkandung dalam konsep status sosial ekonomi. Sedikit banyaknya unsur-
unsur yang dimiliki, baik secara kuantitas maupun kualitas akan menunjukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi yang dimilikinya.
B. Motivasi belajar