Pembahasan Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik

menanyakan, klarifikasi, bekerjasama, menulis, dan akhirnya melaporkan apa yang dipelajarinya. Kegiatan pokok yang terdapat dalam model pembelajaran CIRC berpotensi untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematika siswa secara lisan karena para siswa merencanakan, merevisi, dan menyunting hasil pekerjaan kelompok mereka melalui kolaborasi yang erat dengan teman satu tim mereka untuk selanjutnya melaporkan hasil kerjanya melalui presentasi secara lisan dan tertulis. Pembelajaran tersebut memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan peserta didik yang dalam hal ini tertuang dalam indikator komunikasi lisan dalam bentuk diskusi. Peserta didik dilatih untuk menjelaskan suatu gagasan atau relasi matematika ke dalam bahasa yang sistematis dan menggambarkan atau menginterpretasikan ide, situasi, serta relasi matematika ke dalam gambar, simbol maupun secara geometris secara lisan. Dari analisis lembar pengamatan aktivitas peserta didik dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama, aktivitas mengajukan dan menjelaskan pertanyaan tentang materi yang belum dapat dimengerti belum muncul. Demikian halnya dengan pertemuan kedua, aktivitas peserta didik untuk memberi tanggapan pendapat lisan terhadap suatu pertanyaan yang diajukan guru atau peserta didik lain juga belum muncul. Hal ini dapat dipahami karena peserta didik belum terbiasa untuk melatih diri mereka mengkomunikasikan gagasan matematika yang dimilikinya secara lisan. Namun, dengan motivasi dari guru aktivitas yang belum muncul pada pertemuan pertama dan kedua dapat dilakukan pada pertemuan ketiga dan keempat serta secara perlahan menunjukkan peningkatan. Sedangkan, aktivitas lain yang merupakan pengembangan dari indikator komunikasi lisan muncul pada setiap pertemuan. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya peserta didik yang melakukan aktivitas tersebut yang pada setiap pertemuan terus meningkat. Gambar di bawah ini mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga. Gambar 4.5 Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan Ketiga Dalam penelitian ini, tingkat keaktifan peserta didik kelas eksperimen dalam aktivitas komunikasi lisan diukur dengan lembar pengamatan aktivitas peserta didik yang di dalamnya memuat indikator-indikator komunikasi lisan dalam bentuk diskusi. Aktivitas komunikasi lisan pada kelas kontrol tidak diukur dalam penelitian ini karena aktivitas komunikasi lisan yang muncul pada kelas kontrol hanya sebatas tanya jawab antara guru dan peserta didik. Oleh karena itu, peneliti berasumsi tingkat keaktifan peserta didik pada kelas kontrol lebih rendah dibandingkan pada kelas eksperimen karena aktivitas yang memungkinkan pengembangan kemampuan komunikasi lisan lebih banyak tersaji pada kelas eksperimen. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran CIRC dalam penelitian ini efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika karena mampu mencapai salah satu kualifikasi keefektifan yang telah ditentukan yaitu keefektifan model terhadap kemampuan komunikasi lisan. Selain itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC juga lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika lisan peserta didik dibandingkan dengan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

4.2.5 Keterbatasan Penelitian

Tujuan penelitian ini telah tercapai, meskipun demikian peneliti menyadari dalam penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan diantaranya yaitu : 1 Subyek penelitian terbatas dan sampel hanya pada peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Sokaraja Banyumas, sehingga hasil penelitian juga hanya berlaku untuk peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Sokaraja Banyumas. Oleh karena itu apabila penelitian dilakukan di tempat yang lain mungkin akan diperoleh hasil yang berbeda. 2 Intensitas pertemuan dengan peserta didik cukup singkat yaitu sebanyak 4 pertemuan pada proses pembelajaran sehingga kurang dapat memantau perkembangan komunikasi matematika peserta didik secara lebih mendalam. 3 Peneliti hanya dapat menyajikan hasil penelitian tentang komunikasi lisan peserta didik secara klasikal. Hal ini karena keterbatasan peneliti dalam menyediakan observer selama proses pembelajaran yang kurang memungkinkan untuk memantau perkembangan kemampuan komunikasi lisan setiap peserta didik, oleh karena itu apabila hal tersebut dilakukan hasil penelitian akan lebih akurat. 93

BAB 5 PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya maka dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1 Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat mencapai kualifikasi keefektifan yang ditentukan. Keefektifan model terhadap kemampuan komunikasi secara tertulis ditunjukkan oleh hasil tes komunikasi matematika pada peserta didik yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC mencapai ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 93. Sedangkan keefektifan model terhadap kemampuan komunikasi secara lisan ditunjukkan oleh rata-rata persentase keaktifan peserta didik dalam aktivitas komunikasi lisan pada kelas eksperimen diperoleh hasil sebesar 69,79 sehingga memenuhi kriteria aktif berdasarkan perhitungan yang telah ditentukan. 2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika peserta didik baik secara tertulis maupun lisan dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Strategi Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan Mind Mapping terhadap Pemahaman Konsep

0 3 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Dengan Menerapkan Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) (PTK di SMP Negeri 2 Mo

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP.

6 21 57

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP.

0 0 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERINGKAS ISI BUKU CERITA.

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF.

0 0 5

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MATERI SEGIEMPAT KELAS VII

0 0 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN

2 7 10

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC ( Cooperative Integrated Reading and Composition ) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Soal Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bengkalis

0 0 6