peningkatan persentase pada setiap pembelajaran. Hal tersebut juga menunjukkan dalam setiap pertemuan terdapat perbaikan dalam pengelolaan pembelajaran
sehingga pembelajaran berikutnya lebih baik dari sebelumnya. Gambar di bawah ini menunjukkan diagram persentase pengelolaan pembelajaran oleh guru pada kelas
eksperimen.
Kemampuan komunikasi matematika yang dikembangkan dalam penelitian ini mengakibatkan peran guru untuk menciptakan komunikasi matematika di kelas
sangat dibutuhkan karena posisinya yang sangat strategis. Artinya, porsi peran guru sebagai pengajar harus proporsional dengan peran lain sebagai fasilitator, partisipan,
atau bahkan seorang sahabat di kelas. William dan Baxter mengemukakan bahwa untuk mewujudkan pembelajaran matematika yang efektif di kelas, guru memiliki
tanggung jawab untuk mendorong siswa melakukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan komunikasi matematika agar diperoleh pemahaman konseptual
yang lebih mendalam Wilson, 2008:9. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai seorang guru telah diupayakan agar dapat mewujudkan
pembelajaran yang efektif di kelas dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada setiap pertemuan agar kualitas pembelajaran menjadi lebih baik dari sebelumnya.
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Pertemuan 3 Pertemuan 4
61.25 67.50
72.50 81.25
Pe rse
nt ase
Pe nge
lolaan
Gambar 4.3 Diagram Persentase Pengelolaan Pembelajaran oleh Guru
4.2.4 Pembahasan Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik
Hasil pengamatan aktivitas peserta didik aspek komunikasi lisan pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa persentase keaktifan peserta didik selama
pembelajaran meningkat pada tiap pertemuan. Hal ini menunjukkan tingkat keaktifan peserta didik secara klasikal dalam aktivitas komunikasi lisan terus meningkat. Rata-
rata persentase yang telah diperoleh memenuhi kriteria aktif karena nilai yang diperoleh lebih dari 62,50. Gambar di bawah ini menunjukkan diagram persentase
keaktifan peserta didik pada kelas eksperimen.
Standar komunikasi matematika menitikberatkan pada pentingnya dapat
berbicara, menulis, menggambarkan, dan menjelaskan konsep-konsep matematika. Belajar berkomunikasi dalam matematika membantu perkembangan interaksi dan
pengungkapan ide di dalam kelas karena siswa belajar dalam suasana yang aktif. Mousley dan Sullivan 1996:398 mengemukakan bahwa komunikasi matematika
bukan hanya sekedar menyatakan ide melalui tulisan tetapi lebih luas lagi yaitu kemampuan siswa dalam hal bercakap, menjelaskan, menggambarkan, mendengar,
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Pertemuan 3 Pertemuan 4
58.33 66.67
70.83 83.33
Pe rse
nt ase
Ke ak
tifan
Gambar 4.4 Diagram Persentase Keaktifan Peserta Didik
menanyakan, klarifikasi, bekerjasama, menulis, dan akhirnya melaporkan apa yang dipelajarinya.
Kegiatan pokok yang terdapat dalam model pembelajaran CIRC berpotensi untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematika siswa secara lisan
karena para siswa merencanakan, merevisi, dan menyunting hasil pekerjaan kelompok mereka melalui kolaborasi yang erat dengan teman satu tim mereka untuk
selanjutnya melaporkan hasil kerjanya melalui presentasi secara lisan dan tertulis. Pembelajaran tersebut memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik yang dalam hal ini tertuang dalam indikator komunikasi lisan dalam bentuk diskusi. Peserta didik dilatih untuk menjelaskan suatu gagasan
atau relasi matematika ke dalam bahasa yang sistematis dan menggambarkan atau menginterpretasikan ide, situasi, serta relasi matematika ke dalam gambar, simbol
maupun secara geometris secara lisan. Dari analisis lembar pengamatan aktivitas peserta didik dapat diketahui
bahwa pada pertemuan pertama, aktivitas mengajukan dan menjelaskan pertanyaan tentang materi yang belum dapat dimengerti belum muncul. Demikian halnya dengan
pertemuan kedua, aktivitas peserta didik untuk memberi tanggapan pendapat lisan terhadap suatu pertanyaan yang diajukan guru atau peserta didik lain juga belum
muncul. Hal ini dapat dipahami karena peserta didik belum terbiasa untuk melatih diri mereka mengkomunikasikan gagasan matematika yang dimilikinya secara lisan.
Namun, dengan motivasi dari guru aktivitas yang belum muncul pada pertemuan pertama dan kedua dapat dilakukan pada pertemuan ketiga dan keempat serta secara
perlahan menunjukkan peningkatan. Sedangkan, aktivitas lain yang merupakan