Teori Belajar Konstruktivisme Jean Piaget
dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang. Inti Konstruktivisme Vygotsky adalah interaksi antara aspek internal dan ekternal yang
penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar. Berdasarkan pengertian- pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat diketahui bahwa
belajar merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku secara keseluruhan melalui interaksi dengan lingkungannya.
Keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan dengan tercapai atau tidak nya tujuan pembelajaran. Jika tujuan pembelajaran tercapai maka proses belajar
mengajar tersebut dapat dikatakan berhasil. Menurut Slavin Ratumanan, 2004: 49 ada dua aplikasi utama teori Vygotsky dalam
pendidikan. Pertama, dikehendakinya setting kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar kelompok-kelompok siswa dengan kemampuan yang berbeda,
sehingga siswa dapat berinteraksi dalam mengerjakan tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan yang efektif di dalam daerah pengembangan
masing-masing. Kedua, pendekatan ini dalam pembelajaran menekankan perancahan semakin lama siswa semakin dapat mengambil tanggung jawab untuk
pembelajarannya sendiri. Didalam Vygotsky terdapat dua tahap dalam pembelajaran yakni pengelolaan
pembelajaran dan pemberian bimbingan. Pengelolaan pembelajaran merupakan interaksi sosial induvidu dengan lingkunganya sangat mempengaruhi perkembangan
belajar seseorang, sehingga perkembangan perkembangan sifat dan jenis manusia
akan mempengaruhi oleh kedua unsur tersebut. Sedangkan pemberian bimbingan merupakan tujuan belajar akan tercapai dengan belajar menyelesaikan tugas yang
belum dipelajari tetapi tugas tersebut masih berada dalam daerah perkembangan terdekat mereka.
Berdasarkan pemaparan teori belajar Vygotsky di atas, kaitanya dengan
pengembangan media pembelajaran macromedia flash yang dimodifiasi dengan model pembelajaran Problem Based Learning PBL yaitu bahwa anak senantiasa
berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu. Melalui kegiatan yang dimaksudkan untuk
memecahkan masalah itulah pembelajaran terjadi. Sehingga teori tersebut yang mendukung pengembangan media pembelajaran macromedia flash yang dimodifiasi
dengan model pembelajaran Problem Based Learning PBL untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Geografi dengan materi
Dinamika Atmosfer.