Sebelum kegiatan pariwisata ke Museum Jogja Kembali itu dimulai, Selesaikan teks percakapan antara Made dan Mamang berikut ini

C. Membaca 1. Membacacepat teks 2. Memahami teknik membaca teks 3. Berlatih membaca cepat 4. Menemukan gagasan utama bacaan D. Menulis 1. Memahami penjelasan guru mengenai manulis surat 2. Memahami bagian- bagian surat mengenai kegiatan sekolah 3. Belajar menulis surat tentang kegiatan sekolah B. Berbicara 1. Memahami santun berwawancara 2. Memeragakan wawancara dengan seorang tokoh 3. Menyusun daftar pertanyaan untuk berwawancara A. Mendengarkan 1. Mendengarkan penjelasan narasumber 2. Menemukan informasi dari narasumber 3. Menanggapi informasi dari narasumber Belajar Musik Belajar Musik 39 39 39 39 39 Mendengarkan Tujuan Pembelajaran: Kamu dapat menanggapi penjelasan dari narasumber dengan memperhatikan santun bahasa.

A. Mendengarkan Informasi dari Narasumber

Ning ... neng...neng ...gung ...gung .... gung ...cek...cek...cek...suara apakah itu? Kawan-kawan di Jawa menyebutkan suara gamelan. Sementara itu, di Bali menyebutnya dengan gong. Yang dimaksud kira-kira sama, yaitu gabungan instrumen logam yang ditabuh. Ingin tahu cara membuatnya? Dengarkanlah penjelasan dari narasumber dengan saksama Tutuplah bukumu Dengarkanlah penjelasan dari Pak Gede, seorang perajin gong dari Desa Tihingan, pusat pembuatan gong di Bali. Teks dibacakan oleh gurumuyang seolah-olah menjadi Pak Gede Anak-anak, bahan baku untuk membuat gong adalah tembaga, timah, dan potongan gong yang sudah tidak terpakai. Sesudah ditimbang dengan tepat, bahan baku ini dimasukkan dalam wadah dari tanah liat dan batang padi. Wadah kemudian dibakar di perapen atau perapian sampai isinya mencair. Api bisa mencapai suhu 900°C. Jika wadah sudah digunakan seharian, besoknya harus didinginkan. Bila tetap digunakan, wadahnya bisa pecah atau menciut. Setelah mencair, bahan baku dimasukkan ke dalam cetakan sesuai dengan bentuknya, apakah lingkaran atau kotak. Hasil cetakan yang telah dingin kemudian dibakar sebentar lalu dipukul-pukul dengan palu dan dibentuk sesuai selera dan ukuran. Nah anak-anak, setelah gong jadi saya, dan perajin lain akan melaraskan atau mencocokkan nada. Caranya mudah Pegang bambu pada titik seperempat panjangnya kemudian ketukkan ke lantai. Nada yang terdengar adalah nada yang harusnya juga dimiliki oleh gangsa genta. Apabila tidak cocok, instrumen itu kemudian dikikir lagi. Lihat anak-anak, para perajin sedang mengukir pelawah atau tempat duduk istrumen gong. Kalau ukiran ini sudah selesai, dicat, dipasangi batang bambu, dan di atasnya diletakkan instrumen gong.