102
pada siswa yang ditunjukkan dengan terlaksananya langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Make a Match, siswa lebih dominan dalam
pembelajaran sedangkan guru hanya membimbing dan mengarahkan siswa; 2 belajar kerjasama, dalam proses pembelajaran siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi. Kegiatan diskusi membuat siswa saling bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam
mengerjakan lembar kerja siswa; 3 pembelajaran partisipatorik, siswa melakukan pembelajaran secara bersama-sama untuk menemukan dan
membangun pengetahuan baru. Hal tersebut terkait dengan kegiatan diskusi dan ketika mencari pasangan kartu; 4 reactive teaching, guru
sudah memperbaiki strategi pembelajaran dengan lebih memperhatikan minat siswa dan menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran, sehingga
motivasi belajar siswa semakin tinggi; 5 pembelajaran yang menyenangkan, dengan permainan mencari pasangan kartu dan pemberian
rewards kepada siswa membuat siswa merasa senang mengikuti proses pembelajaran.
2. Peningkatan Hasil Belajar
a. Ranah Kognitif
Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa hasil nilai tes siswa dari pra tindakan ke siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Dapat
dilihat dari pra tindakan hingga siklus II pertemuan kedua jumlah siswa yang tuntas semakin banyak dan rata-rata nilai kelas semakin meningkat.
103
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Shlomo Sharan 2009: 225 bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan tingkat kognisi dan
penalaran, serta memberikan ingatan jangka panjang terkait apa yang telah dipekajari.
Adapun faktor yang menyebabkan peningkatan hasil belajar antaralain adanya interaksi antar siswa ketika berdiskusi maupun ketika
mencari pasangan kartu. Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match yang menarik dan menyenangkan dapat membuat siswa
lebih mudah memahami materi yang dipelajari.
b. Ranah Afektif
Aktivitas siswa diamati oleh observer pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan berpatokan pada lembar observasi yang telah dibuat.
Pada lembar observasi terdapat 6 butir pernyataan. Dari pengamatan yang telah dilaksanakan memperoleh hasil bahwa
partisipasi siswa pada proses pembelajaran meningkat setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Sebelum
dilaksanakan tindakan, berdasarkan hasil pengamatan awal diperoleh hasil bahwa selama proses pembelajaran siswa cenderung pasif dan guru
lebih mendominasi, jadi interkasi antara guru dan siswa masih kurang. Siswa cenderung diam atau sibuk bermain sendiri saat guru menjelaskan
materi. Setelah tindakan hingga siklus II pertemuan kedua, siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran dan mendominasi pembelajaran,
104
siswa juga lebih menghargai temannya, ditunjukkan ketika siswa berkelompok untuk berdiskusi. Hal tersebut sesuai dengan tujuan
pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Nur Asma 2006: 12 yaitu penerimaan terhadap perbadaan individu dan pengembangan
keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif mengajarkan untuk bekerja saling bergantung satu sama lain dan saling bekerja sama. Selain
itu siswa lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas, ditunjukkan dengan melaksanakan tugas bagian dalam kelompok,
mengerjakan tugas tepat waktu, dan mentaati peraturan model Make a Match. Hal tersebut sesuai dengan unsur-unsur pembelajaran kooperatif
yang dikemukakan oleh Sujarwo 2014: 112 yaitu 1 siswa dalam kelompoknya
mempunyai anggapan
bahwa mereka
senasib sepenanggungan, 2 siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu yang
terjadi di dalam kelompoknya, 3 siswa mempunyai tujuan yang sama dalam kelompoknya, 4 setiap siswa mempunyai tugas dan
tanggungjawab yang sama, 5 dalam kelompok siswa saling mengevaluasi antar anggota kelompok, 6 siswa berlatih kepemimpinan
dan keterampilan belajar bersama selama proses pembelajaran, 7 setiap siswa akan mempertanggungjawabkan secara individu materi yang
ditangani oleh kelompok.
105
c. Ranah Psikomotor