48 hasil belajar yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa.
2. Ranah Hasil Belajar
Seperti yang telah diungkapkan di atas bahwa hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal tersebut sesuai dengan klasifikasi
hasil belajar oleh Benjamin Bloom Sudjana, 2009: 22 yang secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotor.
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual. Bloom membedakan ranah kognitif ke dalam enam tingkatan, yaitu pengetahuan
knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, analisis analysis, sintesis synthesis, dan evaluasi evaluation Majid, 2014: 45-46.
1 Pengetahuan Knowledge, dalam tingkatan ini seseorang dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta, atau istilah tanpa harus dapat
menggunakan konsep, fakta, atau istilah tersebut. 2 Pemahaman Comprehension, dalam tingkatan ini seseorang dapat
memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan,
dan dapat
memanfaatkan isinya
tanpa harus
menghubungkannya dengan hal-hal lain. 3 Penerapan Application, yaitu tingkatan kognitif yang menuntut kesanggupan
menggunakan ide-ide umum, tata cara, metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret.
49 4 Analisis Analysis, yaitu tingkatan kognitif yang menuntut seseorang untuk
dapat menguraikan suatu keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.
5 Sintesis Synthesis, yaitu tingkatan kognitif yang menuntut seseorang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai
faktor. 6 Evaluasi Evaluation, yaitu tingkatan yang menuntut seseorang untuk dapat
menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.
Selanjutnya, Anderson dan Krathwohl merevisi taksonomi Bloom di atas menjadi enam tingkatan kognitif yang berbeda, yaitu mengingat remembering,
memahami understanding, menerapkan applying, menganalisis analysing, menilai evaluating, dan menciptakan creating Majid, 2014: 47.
1 Mengingat Remembering, artinya mampu mengingat bahan-bahan yang baru saja dipelajari.
2 Memahami Understanding, yaitu mampu memahami makna, translasi, interpolasi, dan penafsiran bahan ajar serta masalah.
3 Menerapkan Applying, artinya mampu menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, dan teori yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru.
4 Menganalisis Analysing, yaitu mampu menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih
kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.
50 5 Menilai Evaluating, artinya mampu memberikan penilaian terhadap solusi,
gagasan, metodologi, dan prosedur kerja dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau
manfaatnya. 6 Menciptakan Creating, yaitu mampu menempatkan unsur-unsur bersama
untuk membentuk suatu keseluruhan yang koheren dan berfungsi, mengorganisasikan kembali unsur-unsur menjadi pola baru atau struktur baru
melalui merencanakan atau menghasilkan sesuatu.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan sikap dan nilai sebagai hasil belajar yang terdiri dari lima tingkatan, yaitu penerimaan receiving, jawaban
responding, penilaian valuing, organisasi organization, dan karakteristik nilai atau internalisasi nilai Sudjana, 2009: 29-30.
1 Penerimaan Receiving, pada tingkatan ini peserta didik memiliki kepekaan atau keinginan untuk memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus
tertentu. 2 Jawaban Responding, yaitu pastisipasi aktif peserta didik sebagai bagian dari
perilakunya. Pada tingkatan ini, peserta didik tdak hanya memperhatikan enomena khusus, tetapi juga memberikan reaksi.
3 Penilaian Valuing, tingkatan ini melibatkan penentuan nilai, keyakinan, atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Hasil belajar
pada tingkatan ini berkaitan dengan perilaku yang konsisten dan stabil berhubungan dengan nilai yang dianut.
51 4 Organisasi Organization, yaitu pengembangan dari nilai ke dalam satu
sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
5 Karakteristik Nilai atau Internalisasi Nilai, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi kepribadian dan
tingkah lakunya serta yang menjadi karakter dirinya.
c. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berkaitan dengan hasil belajar keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Menurut Dave dalam Majid, 2014: 52-53, hasil
belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tingkatan, yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.
1 Imitasi, yaitu kemampuan menirukan gerakan atau kegiatan yang telah diamati.
2 Manipulasi, yaitu kemampuan melakukan gerakan atau kegiatan yang belum pernah dilihat, namun berdasarkan pada petunjuk saja.
3 Presisi, yaitu kemampuan melakukan kegiatan yang akurat sehingga dapat menghasilkan produk kerja yang tepat.
4 Artikulasi, yaitu kemampuan melakukan kegiatan yang kompleks dan berkesinambungan sehingga hasil kerjanya merupakan satu kesatuan yang
utuh. 5 Naturalisasi, yaitu kemampuan melakukan kegiatan secara refleks, wajar, dan
efisien, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi.
52 Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar terdiri dari
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif terdiri dari
enam tingkatan,
yakni pengetahuan
knowledge, pemahaman
comprehension, penerapan application, analisis analysis, sintesis synthesis, dan evaluasi evaluation. Ranah afektif dibedakan menjadi lima tingkatan,
meliputi penerimaan receiving, jawaban responding, penilaian valuing, organisasi organization, dan karakteristik nilai atau internalisasi nilai. Ranah
psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar