Definisi Klasifikasi Diabetes Melitus

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.5.2. Terapi Non Farmakologis

A. Pengaturan Diet Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut: • Karbohidrat : 60-70 • Protein : 10-15 • Lemak : 20-25 Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akutdan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Penurunan berat badan telah terbukti dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respon sel- sel β terhadap stimulus glukosa. Dalam salah satu penelitian dilaporkan bahwa penurunan 5 berat badan dapat mengurangi kadar HbA1c sebanyak 0,6. Asupan kolesterol tetap diperlukan, tidak lebih dari 300 mg per hari. Sumber lemak diupayakan berasal dari bahan nabati yang mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh dibandingkan asam lemak jenuh. Masukan serat diusahakan paling tidak 25 g per hari. Selain akan menolong menghambat penyerapan lemak, makanan berserat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan penderita DM tanpa risiko masukan kalori yang berlebih Depkes, 2005. B. Olah Raga Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar glukosa darah tetap normal. Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training. Beberapa contoh olahraga yang disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, dll. Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan selama total 30-40 menit per hari. Olahraga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa Depkes, 2005.

2.4.5.3. Terapi Farmakologis

A. Terapi Insulin Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul sebesar 5808 pada manusia. Insulin mengandung 51 asam amino yang tersusun dalam dua rantai A dan B yang dihubungkan oleh jembatan disulfida. Insulin merupakan obat utama untuk penderita DM tipe 1 dan beberapa pasien DM tipe 2 yang dikombinasikan dengan obat antihiperglikemia oral. Insulin dapat diberikan melalui beberapa cara, yaitu disuntikkan secara intravena, intramuskular, dan subkutan. Preparat insulin dapat dibedakan berdasarkan lama kerjanya yaitu insulin kerja cepat rapid-action dengan onset kerja yang sangat cepat dan lama kerja yang pendek, insulin kerja singkat short-acting dengan onset kerja yang cepat, insulin kerja sedang intermediate-acting, dan insulin kerja lama long-acting. Dosis awal insulin pasien DM adalah 0,7-1,5 UkgBB. Pasien baru DM 1 belum memerlukan insulin karena terkadang terjadi remisi dan pada periode ini insulin tidak dibutuhkan honeymoon phase. Untuk terapi awal, insulin regular dan insulin kerja sedang intermediate-acting dapat menjadi pilihan dan diberikan 2 kali sehari. Untuk pasien DM dewasa yang kurus, diberikan insulin kerja sedang 8-10 U yang diberikan 20-30 menit sebelum makan pagi dan 4-5 U sebelum makan malam. Untuk pasien DM dewasa yang gemuk, diberikan insulin 20 U pada pagi hari dan 10 U sebelum makan malam. Dosis ditingkatkan secara bertahap sesuai hasil pemeriksaan glukosa darah dan urin. B. Obat Antidiabetik Oral Terdapat 5 golongan antidiabetik oral yang dapat digunakan untuk diabetes melitus dan telah dipasarkan di Indonesia yakni golongan: Sulfonilurea, Meglitinida, Biguanida, Penghambat α-glikosidase, dan Tiazolidinedion. Kelima golongan ini dapat diberikan pada DM tipe 2 yang tidak dapat dikontrol hanya dengan diet dan latihan fisik saja.

Dokumen yang terkait

Aplikasi Kapur CaCO3 dan Kompos Tithonia diversifolia Terhadap Kejenuhan Al Serta Pertumbuhan Tanaman Kedelai Pada Tanah Ultisol

1 23 79

Pengaruh Pupuk SP-36 Kompos Tithonia diversifolia Dan Vermikompos Terhadap Pertumbuhan dan Serapan P Tanaman Jagung (Zea mays L.) serta P-tersedia Pada Ultisol Simalingkar

4 44 65

Penggunaan Kompos Chromolaena odorata dan Tithonia diversifolia Sebagai Pembenah Sifat Kimia Tanah Tererosi Berat di Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

0 73 61

In Vivo Antimalarial Activity of Terpenoid-Rich Fraction of Ethanolic Extract of Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Leaves

0 4 4

In Vivo Antimalarial Activity of Terpenoid-Rich Fraction of Ethanolic Extract of Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Leaves

0 5 1

In Vivo Antimalarial Activity of Terpenoid-Rich Fraction of Ethanolic Extract of Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Leaves

0 5 4

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

DAYA ANTIBAKTERI BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Daya Antibakteri Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia Diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis

0 2 14

DAYA ANTIBAKTERI BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Daya Antibakteri Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia Diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis

0 3 8

TLC-DENSITOMETER PROFILE AND ANTIULCER ACTIVITY ASSAY OF ETHANOL EXTRACT OF BINAHONG LEAVES (Anredera scandens (L.) Moq.) IN SPRAGUE DAWLEY STRAIN MALE RATS.

0 1 21