Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk membuat kadar glukosa darah tikus uji tinggi adalah dengan metode induksi senyawa Aloksan. Metode induksi Aloksan dipilih karena ditujukan untuk mengamati penurunan glukosa darah pada tikus diabetes yang pankreasnya dirusak. Pada penginduksian diabetes dengan senyawa diabetogen Aloksan, sel pankreas yang dirusak hanya sel β pankreas yang merupakan penghasil hormon insulin. Jika dibandingkan dengan Streptozotosin yang juga merupakan senyawa kimia diabetogen, harga Aloksan relatif lebih murah, serta daya rusak sel pankreas tidak sebesar Streptozotosin sehingga potensi mortalitas tikus uji lebih kecil Lenzen, 2008. Sebelum dilakukan penginduksian diabetes, tikus uji diaklimatisasi selama 7 hari. Pada proses aklimatisasi, tikus diberi makan dan minum, ditimbang, serta dipelihara dengan baik. Selama penelitian, tikus uji diberi makan pakan 512 sebanyak 10-15 berat badan dalam sehari dan minum secara ad libitum. Proses aklimatisasi tikus bertujuan untuk membuat tikus uji beradaptasi dengan lingkungannya, menstabilkan parameter fisiologis dan perilaku tikus akibat proses pengiriman, dan menganalisis kelayakan tikus untuk menjadi tikus uji. Tikus dianggap layak menjadi tikus uji apabila selama proses aklimatisasi tidak terjadi penurunan berat badan lebih dari 10 dalam sehari Arts et al., 2012; K. Chapman et al., 2013. Sebelum dilakukan penginduksian pankres dengan Aloksan, tikus uji sebelumnya dipuasakan selama 12 jam. Hal ini disebabkan karena aloksan dan glukosa berkompetisi untuk masuk ke dalam sel β pankreas. Adanya glukosa dapat menghambat aloksan untuk masuk ke dalam sel β pankreas sehingga dilakukan pemuasaan untuk meminimalkan jumlah glukosa darah tikus uji Radenkovic, 2015. Penginduksian diabetes dengan senyawa Aloksan dilakukan secara intraperitoneal dengan konsentrasi 30 mgml dalam larutan saline. Rute intraperitoneal dipilih untuk mempercepat efek pengerusakan sel β pankreas, sedangkan konsentrasi 30 mgml dipilih karena berdasarkan perhitungan, tikus seberat 200 g diberikan aloksan sebanyak 30 mg dengan volume 1 ml. Berdasarkan Certificate of Analysis senyawa Aloksan Monohidrat, 40 mg Aloksan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Monohidrat larut dalam 1 ml air sehingga volume larutan saline yang digunakan mampu melarutkan aloksan. Dosis aloksan yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada tikus uji adalah 150 mgkgBB. Dosis ini diambil berdasarkan penelitian sebelumnya Radenkovic, 2015. Dosis ini pun dipilih menjadi dosis untuk uji pendahuluan induksi aloksan. Berdasarkan hasil uji pendahuluan yang telah dilakukan, diketahui bahwa induksi dengan aloksan dosis 150 mgkgBB terbukti dapat menyebabkan diabetes dalam waktu 7 hari setelah diinduksi. Hasil uji pendahuluan dapat dilihat pada lampiran 10. Setelah 1 jam tikus diinduksi dengan aloksan, tikus diberikan larutan glukosa 5 secara ad libitum selama 24 jam. Hal ini dilakukan berdasarkan penelitian terdahulu untuk mencegah fase hipoglikemia selama masa pengerusakan pankreas Radenkovic, 2015. Berdasarkan penelitian, terdapat 4 fase selama masa pengerusakan pankreas yaitu fase hipoglikemia pertama pada 30 menit setelah induksi, lalu fase hiperglikemia awal pada 2-4 jam setelah induksi. Selanjutnya terjadi fase hipoglikemia ke-2 yang terjadi 4-8 jam setelah induksi. Setelah itu barulah terjadi hiperglikemia ke-2 yang bersifat permanen Lenzen, 2008. Setelah 30 tikus diinduksi aloksan, sebanyak 25 tikus memiliki nilai kadar glukosa darah di atas 140 mgdl, 3 tikus memiliki nilai kadar glukosa darah kurang dari 140 mgdl, dan 2 tikus mati. Diantara 25 tikus yang diabetes, sebanyak 17 tikus memiliki kadar glukosa darah 140-200 mgdl, 5 tikus memiliki kadar glukosa darah 201-400 mgdL, dan 3 tikus memiliki kadar glukosa darah di atas 400 mgdL. Berdasarkan penelitian sebelumnya, sebanyak 40 tikus uji yang diinduksi berhasil diabetes, 20 tikus uji mengalami sedikit kenaikan kadar glukosa darah atau tidak sama sekali, dan 40 tikus uji lainnya mati pada minggu pertama atau minggu sebelumnya yang kemungkinan disebabkan karena asidosis Carvalho et al., 2003. Akhirnya, pada penelitian ini setiap kelompok perlakuan terdiri dari 5 tikus uji. Jumlah ini masih memenuhi persyaratan dari WHO. Waktu pengamatan efektifitas antihiperglikemia yang digunakan adalah selama 21 hari. Waktu pengamatan efektifitas antihiperglikemia dilakukan berdasarkan jurnal Radenkovic pada tahun 2015. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengukuran glukosa darah tikus uji dilakukan dengan alat glukometer GlucoDR. Glukometer yang menerapkan metode enzimatik ini dipilih karena lebih mudah, praktis, akurat, cepat dan hanya membutuhkan sedikit alat dan darah sekitar 0,3- 1 μl dibandingkan dengan metode pengukuran lain yang menggunakan instrumen lain seperti alat spetrofotometer dengan metode reduksi dan kondensasi dengan menggunakan berbagai reagen kimia Thomas et al., 2016; McMiller, 1990. Pada manusia, waktu pengukuran glukosa darah paling baik adalah pada pagi hari sebelum sarapan Chase dan Fiallo-Scharer, 2002. Pada pagi hari sebelum sarapan, sekitar pukul 5-9 pagi, terjadi kondisi dawn phenomenon pada pasien diabetes. Dawn phenomenon merupakan kondisi dimana pada pagi hari terjadi kenaikan glukosa darah. Pada pasien normal, terjadi kenaikan glukosa darah tetapi tidak banyak karena insulin tetap disekresikan, tetapi pada pasien diabetes hal tersebut tidak terjadi sehingga pada pagi hari glukosa darah pasien diabetes cukup tinggi Abma, 2009. Dawn phenomenon juga terjadi pada tikus, tetapi pada waktu yang berbeda, yakni pada awal malam hari Gale et al., 2011. Sehingga pada penelitian ini pengukuran glukosa darah dilakukan pada malam hari pukul 6-7 malam. Pada umumnya, nilai GDP tikus normal berkisar antara 85-132 mgdl Kohn et al., 2002. Tikus dinyatakan diabetes bila pada pengukuran, nilai GDP sebesar lebih dari 140 mgdl Gabriel et al., 2014. Berdasarkan hasil persentase penurunan gula darah pada tikus uji selama 21 hari, dosis ekstrak yang paling baik dalam menurunkan gula darah tikus uji adalah pada dosis 100 mgkgBB. Persentase penurunan kadar guka darah pada dosis 100 mgkgBB adalah sebesar 54,1731, lebih besar dibandingkan dengan persentase penurunan kadar guka darah pada dosis 10 mgkgBB dan dosis 1000 mgkgBB yakni sebesar 32,2997 dan 45,3056. Namun, daya penurunan kadar gula darah pada ekstrak dosis 100 mgkgBB masih lebih rendah daripada daya penurunan kadar gula darah pada Glibenklamid yng menjadi kontrol positif, dimana penurunan penurunan kadar gula darah pada kontrol positif adalah sebesar 69,6126. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan hasil persentase penurunan kadar glukosa darah, diketahui penurunan kadar glukosa darah tidak bersifat dose-dependent. Hal ini mungkin disebabkan karena tingginya dosis ekstrak membuat reseptor target jenuh, sehingga ekstrak yang tidak berikatan dengan reseptor target akan berikatan dengan reseptor lain yang menghasilkan efek antagonis yang akhirnya menyebabkan efek menurun Walsh dan Schwartz-Bloom, 2004. Gambar 4.1. Kurva respon dosis terhadap efek agonis a dan agonis disertai adanya efek antagonis non kompetitif sesuai dengan peningkatan dosis b, c, d Craig et al., 2004 Hasil pengukuran kadar glukosa darah tikus uji dianalisis secara statistika dengan menggunakan program SPSS 21.0. Uji statistik yang pertama dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnof. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui persebaran data setiap kelumpok uji. Uji homogenitas dengan menggunakan metode Levene. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui adanya varian homogen pada data. Data terdistribusi normal dan homogen apabila memiliki nilai p ≥ 0,05. Secara statistika, penelitian ini termasuk ke dalam analitik komparatif numerik tidak berpasangan. Analisis yang dilakukan adalah dengan metode One- Way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil BNT bila data terdistribusi normal dan memiliki varian homogen. Apabila data tidak terdistribusi normal atau varian tidak homogen, dilakukan analisis dengan uji Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney Dahlan, 2010. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarhan hasil penelitian, diketahui bahwa data tidak terdistribusi normal pada hari setelah induksi aloksan H 1 dan 7 hari setelah pemberian ekstrak H 8 p ≤ 0,05. Data juga tidak homogen pada H 1 , H 8 , dan H 15 p ≤ 0,05. Pengolahan data tidak bisa dilanjutkan dengan uji One-Way ANOVA apabila terdapat setidaknya data satu kelompok tidak terdistribusi normal Dahlan, 2010, sehingga pengolahan metode selanjutnya dilakukan dengan metode Kruskal- Wallis. Berdasarkan hasil analisis dengan metode Kruskal-Wallis, diketahui semua kelompok berbeda secara bermakna pada waktu sebelum induksi H , setelah induksi, 14 hari setelah pemberian ekstrak H 15 dan 21 hari setelah pemberian ekstrak H 22 p ≤ 0,05. Namun, semua kelompok tidak berbeda secara bermakna pada H 8 p ≥ 0,05. Analisis data selanjutnya dilakukan dengan metode Mann-Whitney yang bertujuan untuk menentukan kelompok mana yang memberikan nilai yang berbeda secara bermakna dengan kelompok lainnya. Hasil uji statistik Mann-Whitney menunjukkan bahwa kontrol positif, dosis 10 mgkgBB, dosis 100 mgkgBB, dan dosis 1000 mgkgBB berbeda secara signifikan dengan kontrol negatif pada H 22 . Hal ini membuktikan bahwa kontrol positif, dosis 10 mgkgBB, dosis 100 mgkgBB, dan dosis 1000 mgkgBB mampu menurunkan kadar gula darah tikus. Di sisi lain, hasil antara kelompok kontrol positif, dosis 10 mgkgBB, dosis 100 mgkgBB, dan dosis 1000 mgkgBB berbeda tidak signifikan baik pada H 8 , H 15 , maupun H 22 yang berarti tidak ada perbedaan efek yang signifikan antar kelompok perlakuan. Penelitian sebelumnya telah membuktikan daya antihiperglikemia tanaman ini. Berdasarkan penelitian Sumarny pada tahun 2011, ekstrak n-heksana daun kembang bulan dapat mengendalikan glukosa darah mencit pada dosis 5,38 gKgBB dan 10,75 gKgBB. Ekstrak air daun kembang bulan dapat mengendalikan kadar glukosa darah mencit secara efektif pada kadar 500 mgkgBB Thongsom et al., 2013. Ekstrak etanol 95 daun kembang bulan juga dapat mengendalikan glukosa darah tikus dengan metode toleransi glukosa pada dosis 77 mgkgBB dengan persentase penurunan kadar glukosa darah sebesar 54,15 Darmawi et al., 2015. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penurunan kadar glukosa darah tikus oleh ekstrak etanol 95 daun kembang bulan ini terjadi melalui beberapa mekanisme yang mungkin terjadi. Berdasarkan jurnal antihiperglikemia ekstrak etanol 95 daun kembang bulan dengan metode toleransi glukosa, terbukti bahwa ekstrak etanol 95 dapat mengurangi absorpsi glukosa dengan menghambat enzim α-glukosidase dalam memecah disakarida sukrosa menjadi glukosa pada saluran intestinal Darmawi et al., 2015. Senyawa sesquiterpenoid lakton yang terkandung dalam ekstrak etanol 95 daun kembang bulan Tagitinin C dapat mengendalikan kadar glukosa darah dengan berikatan pada reseptor agonis PPAR peroxisome proliferator-activated receptor agonists. Efek ikatan ini adalah memodulasi ekspresi gen yang terlibat dalam metabolisme glukosa dan lipid, transduksi sinyal insulin, dan diferensiasi pada jaringan adiposit dan jaringan lainnya Lin, Hsiang-Ru, 2012. Pada kondisi hiperglikemia, jumlah stress oksidatif dalam tubuh meningkat. Peningkatan jumlah stress oksidatif dapat menyebabkan toksisitas pada sel β pankreas sehingga jumlah sel β pankreas dan sekresi insulin berkurang. Kajimoto dan Kaneto, 2004. Skema toksisitas sel β pankreas dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2. Skema toksisitas sel β pankreas Kajimoto dan Kaneto, 2004 Berdasarkan berbagai penelitian, daya antioksidan yang tinggi dapat mengendalikan glukosa darah pada pasien diabetes. Hal ini didukung oleh penelitian yang menyatakan bahwa antioksidan dapat menstimulasi sekresi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta insulin. Pada analisis histologi, terlihat perbanyakan jumlah sel β pankreas pada mencit DM yang diberikan antioksidan, dan pemberian antioksidan dapat menghambat terjadinya apoptosis sel β pankreas tanpa mengubah laju proliferasi sel. Pemberian antioksidan juga dapat dapat meningkatkan jumlah insulin dan mRNA insulin. Ekspresi gen PDX-1 juga terlihat pada sel islet setelah pemberian antioksidan Kajimoto dan Kaneto, 2004. Diduga hal-hal di atas juga terjadi pada tikus uji penelitian ini yang mengalami penurunan kadar glukosa darah akibat pemberian ekstrak. Untuk membuktikan hal tersebut, selanjutnya perlu dilakukan uji kadar insulin dalam darah dan uji histopatologi pankreas tikus uji. 59 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Ekstrak etanol 95 daun kembang bulan dengan dosis 10 mgKgBB, 100 mgKgBB, dan 1000 mgKgBB terbukti memiliki efek antihiperglikemia terhadap tikus Sprague-Dawley jantan yang diinduksi aloksan. 2. Penurunan glukosa darah tikus uji pada kelompok dosis 10 mgKgBB, 100 mgKgBB, dan 1000 mgKgBB secara statistika menunjukkan adanya perbedaan, tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna. 3. Penurunan kadar glukosa darah pada kelompok dosis 100 mgkgBB paling tinggi dibandingkan dengan kelompok uji dosis 10 mgkgBB dan 1000 mgkgBB, yaitu sebesar 54,1731.

5.2. SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam hal mencari dosis yang tepat dalam mengendalikan kadar glukosa darah dari ekstrak etanol 95 daun kembang bulan yang tumbuh di Indonesia serta perlu dilakukan uji kadar insulin dalam darah dan uji histopatologi pankreas tikus uji untuk mengetahui adanya perbaikan pada pankreas tikus akibat pemberian ekstrak. 60 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta DAFTAR PUSTAKA American Diabetes Association. Standards of medical care in diabetes —2015. Diabetes Care. Volume 38 suppl 1 : S1-S93 Arts et al. 2012. The Impact of Transportation on Physiological and Behavioral Parameters in Wistar Rats: Implications for Acclimatization Periods. ILAR J 2012 53 1: E82-E98 DOI:10.1093ilar.53.1.82 Ayoola et al. 2008. Phytochemical Screening and Antioxidant Activities of Some Selected Medicinal Plants Used for Malaria Therapy in Southwestern Nigeria. Benin City. Tropical Journal of Pharmaceutical Research, Volume 7 3: 1019-1024 Brewer, M.S. 2011. Natural Antioxidants: Sources, Compounds, Mechanisms of Action, and Potential Applications. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 10. Page 221 –247. DOI: 10.1111j.1541- 4337.2011.00156.x. British Pharmacopoeia. 2009. British Pharmacopoeia, Volume I II. London. Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency MHRA. Page 2757. Budiharto. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan dengan Contoh Bidang Ilmu Kesehatan Gigi. Jakarta: Penerbit IKAPI. Hal 51. Capasso et al. 2003. Phytotherapy : A Quick Reference to Herbal Medicine. New York. Springer-Verlag. Page 3. Carvalho et al. 2003. Experimental Model of Induction of Diabetes Mellitus in Rat. Acta Cirurgica Brasileira, 18 spe, 60-64. DOI: 10.1590S0102- 86502003001100009. Chase dan Fiallo-Scharer. 2002. Understanding Diabetes. Children Diabetes Foundation. Hal. 51. Chukwuka et al. 2014. Extraction and Characterization of Essential Oils from Tithonia difersifolia Hemsl. A. Gray. Nigeria. American Journal of Essential Oils and Natural Product. Page 1-5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Centre for Agriculture and Biosciences International CABI. 2015. Tithonia diversifolia. In: Invasive Species Compendium www.cabi.orgisc , 11 December 2015. Wallingford, UK. CABI Publishing. Craig et al. 2004. Modern Pharmacology with Clinical Applications. Baltimore. Lippincott Williams Wilkins Publisher. Page 18. Dahlan, Sopiyudin. 2010. Mendiagnosis dan Menata Laksana 13 Penyakit Statistik: Disertai Aplikasi Program Stata. Jakarta: Penerbit IKAPI. Hal. 178. Darmawi et al. 2015. Aktivitas Antihiperglikemik dari Ekstrak Etanol dan N- Heksana Daun Kembang Bulan [Tithonia Diversifolia Hemsl. A. Gray] pada Tikus Putih Jantan. FMIPA Unmul. Jurnal Kimia Mulawarman, Volume 12 Nomor 2. Hal 59-63. Departemen Kesehatan RI. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta. Direktorat Jenderal BPOM. Departemen Kesehatan RI. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid 6. Jakarta. Direktorat Jenderal BPOM. Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta. Direktorat Jenderal BPOM. Hal 10. Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Militus. Jakarta. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Hal. 1- 27. Departemen Kesehatan RI. 2009. Farmakope Herbal Edisi Pertama. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. Hal : 5. Departemen Kesehatan RI. 2010. Permenkes RI Nomor 003MENKESPERI2010 Tentang Saintifikasi Jamu dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Depkes RI. Hal. 1-15 Departemen Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis Diabetes. Jakarta. Pusat Data dan Analisis Kementerian Kesehatan RI. Hal 1-2. Dhian, Adysti. 2013. Standardisasi Tagitinin C Pada Ekstrak Etanol Tithonia diversifolia Hemsl. A. Gray dan Pengaruhnya Pada Fungsi Serta Histopatologi Hati Mencit Galur Swiss. Universitas Gadjah Mada. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dianasari dan Fajrin. 2015. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosella Hibiscus sabdarrifa L. pada Tikus dengan Metode Induksi Aloksan. Jurnal Farmasi Sains Dan Terapan, Vol 2 1. Hal. 54-58. Dipiro et al. 2008. Pharmacotherapy, A Pathophysiologic Approach 7 th Edition. United State of America.McGraw-Hill. Page 1220-1223. Etuk, E.U. 2010. Animals Models for Studying Diabetes Mellitus. Agriculture and Biology Journal of North America, 1 2. Page 130-134. Gabriel et al. 2014. Evaluation of Methanol Extract of Gongronema latifolium Leaves Singlyand in Combination with Glibenclamide for Anti- Hyperglycemic Effects in Alloxan-Induced Hyperglycemic Rats. ScopeMed. Journal of Intercultural Ethnopharmacology. Vol 3. DOI :10.5455jice.20140610054950. Page 120. Gale et al. 2011. Disruption of Circadian Rhythms Accelerates Development of Diabetes through Pancreatic Beta-Cell Loss and Dysfunction. J Biol Rhythms 2011 26: 423. DOI: 10.11770748730411416341. Hidayat, Syamsul. Napitupulu, Rodame M. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit AGRIFLO. Page 201. Hoffmann, David. 2003. Medical Herbalism : The Science and Practice of Herbal Medicine. Vermont. Healing Arts Press. Page 69. Hutapea, J.R. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hal. 297-298. Iranloye et al. 2011. Anti-diabetic and Anti-oxidant Effects of Zingiber officinale on Alloxan-Induced and Insulin-Resistant Diabetic Male Rats. Niger J Physiol Sci. 23;26 10. Page 89-96. Jemai et al. 2009. Antidiabetic and Antioxidant Effects of Hydroxytyrosol and Oleuropein from Olive Leaves in Alloxan-Diabetic Rats. J Agric Food Chem. 2009 Oct 14;5719. DOI: 10.1021jf901280r. Page 8798-9804. Juang et al. 2014. Investigation of Anti-oxidative Stress in vitro and Water Apparent Diffusion Coefficient in MRI on Rat After Spinal Cord Injury in vivo with Tithonia diversifolia Ethanolic Extracts Treatment. Biomed Central Ltd. Page 1-8. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta K Chapman et al. 2013. A Global Pharmaceutical Company Initiative: An Evidence-Based Approach to Define The Upper Limit of Body Weight Loss in Short Term Toxicity Studies. Regulatory Toxicology and Pharmacology. Volume 67, Page 27 –38. DOI : 10.1016j.yrtph.2013.04.003 Kajimoto dan Kaneto. 2004. Role of Oxidative Stress in Pancreatic β-Cell Dysfunction. Ann. N.Y. Acad. Sci. 1011: 168 –176. New York Academy of Sciences. DOI: 10.1196annals.1293.017. Hal 168-176. Katzung, Bertram G. 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi Ke-10. Jakarta. Penerbit EGC. Hal.704-725. Kementerian Perdagangan RI. 2014. Obat Herbal Indonesia. Jakarta. Warta Ekspor. Edisi September 2014. Hal. 2. Kohn D.F et al. 2002. Biology and diseases of Rats. Laboratory Animal Medicine, 2 nd Ed. New York: Academic Press, 121-167. Kristianto, Rudy. 1995. Studi Isolasi dan Penentuan Struktur Molekul Senyawa- Senyawa yang Terdapat Pada Akar Kipait Tithonia diversifolia Hemsl. A. Gray Dalam Fraksi Kloroform. Universitas Indonesia. Lannaccone et al. 2009. Rats. Disease Models Mechanism 2, 206-210. DOI: 10.1242dmm.002733. Lenzen, S. 2008. The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin-Induced Diabetes. Diabetologia, Vol 51. Page 216-226. Lin, Hsiang-Ru. 2012. Sesquiterpene Lactones from Tithonia diversifolia Act As Peroxisome Proliferator-Activated Receptor Agonists. Oxford. Bioorganic Medicinal Chemistry Letters 22. Page 2954 –2958. McMillin. 1990. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. Third Edition. Boston. Elsevier. Page 663. Nafrialdi dan Setawati, A. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi Ke-5. Jakarta. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI. Hal. 481-494. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Database; CID=5300, https:pubchem.ncbi.nlm.nih.govcompound5300 accessed Feb. 22, 2016

Dokumen yang terkait

Aplikasi Kapur CaCO3 dan Kompos Tithonia diversifolia Terhadap Kejenuhan Al Serta Pertumbuhan Tanaman Kedelai Pada Tanah Ultisol

1 23 79

Pengaruh Pupuk SP-36 Kompos Tithonia diversifolia Dan Vermikompos Terhadap Pertumbuhan dan Serapan P Tanaman Jagung (Zea mays L.) serta P-tersedia Pada Ultisol Simalingkar

4 44 65

Penggunaan Kompos Chromolaena odorata dan Tithonia diversifolia Sebagai Pembenah Sifat Kimia Tanah Tererosi Berat di Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

0 73 61

In Vivo Antimalarial Activity of Terpenoid-Rich Fraction of Ethanolic Extract of Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Leaves

0 4 4

In Vivo Antimalarial Activity of Terpenoid-Rich Fraction of Ethanolic Extract of Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Leaves

0 5 1

In Vivo Antimalarial Activity of Terpenoid-Rich Fraction of Ethanolic Extract of Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Leaves

0 5 4

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

DAYA ANTIBAKTERI BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Daya Antibakteri Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia Diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis

0 2 14

DAYA ANTIBAKTERI BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Daya Antibakteri Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia Diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis

0 3 8

TLC-DENSITOMETER PROFILE AND ANTIULCER ACTIVITY ASSAY OF ETHANOL EXTRACT OF BINAHONG LEAVES (Anredera scandens (L.) Moq.) IN SPRAGUE DAWLEY STRAIN MALE RATS.

0 1 21