UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2. Simplisia
2.2.1. Definisi Simplisia
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan Depkes RI, 2009.
2.2.2. Pengelolaan Simplisia
Beberapa tahapan pengelolaan simplisia adalah sebagai berikut : A.
Sortasi basah Tahap ini dilakukan untuk memisahkan kotoran atau bahan asing lain dari
bahan simplisia. Pembersihan bahan simplisia dari bahan lain dapat mengurangi jumlah mikroba awal.
B. Pencucian
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah atau pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih. Bahan
simplisia yang mengandung zat yang mudah larut dalam air mengalir, pencucian hendaknya dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin.
C. Perajangan
Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami perajangan untuk memperoleh proses pengeringan, pengepakan, dan penggilingan. Semakin tipis
bahan yang akan dikeringkan, semakin cepat penguapan air, sehingga mempercepat waktu pengeringan. Namun, irisan yang terlalu tipis dapat
memperbanyak pengurangan zat aktif yang mudah menguap. D.
Pengeringan Tahap ini dilakukan dengan mengurangi kadar air dan menghentikan
reaksi enzimatik pada bahan simplisia. Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang
lebih lama. Proses pengeringan sudah dapat menghentikan reaksi enzimatik pada bahan simplisia bila kadar airnya kurang dari 10. Hal-hal yang perlu
diperhatikan selama proses pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran udara, waktu pengeringan dan luas permukaan bahan.
Suhu pengeringan terbaik adalah tidak meebihi 60
O
C, tetapi bahan aktif yang tidak tahan pemanasan atau mudah menguap harus dikeringkan pada suhu
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
serendah mungkin, sekitar 30-45
O
C. Terdapat dua cara pengeringan yaitu pengeringan alami dengan sinar matahari langsung atau dengan diangin-
anginkan dan pengeringan buatan menggunakan instrumen. E.
Sortasi kering Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan
simplisia. Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing yang masih ada pada simplisia kering.
F. Penyimpanan
Setelah disortasi kering, simplisia kemudian ditempatkan dalam wadah tersendiri agar tidak bercampur dengan bahan lain. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penyimpanan simplisia adalah cahaya, oksigen, sirkulasi udara, reaksi kimia yang terjadi antara zat aktif simplisia dengan wadah, penyerapan air,
kemungkinan proses dehidrasi, dan pengotoran yang disebabkan oleh serangga, kapang atau yang lainnya.
Wadah yang digunakan sebagai pembungkus simplisia harus bersifat inert, yang berarti tidak mudah bereaksi dengan bahan lain, tidak beracun, mampu
melindungi bahan simplisia dari cemaran mikroba, kotoran, serangga, penguapan zat aktif, sertadari pengaruh cahaya, oksigen, dan uap Depkes, 1985.
2.3. Ekstraksi
2.3.1. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati atau simplisia hewani menurut cara yang cocok, di luar
pengaruh cahaya matahari langsung Depkes, 2009.
2.3.2. Proses Pembuatan ekstrak
A. Pembuatan serbuk simplisia dan klasifikasinya
Simplisia yang telah didapatkan selanjutnya dibuat serbuk simplisia dengan peralatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu. Semakin halus serbuk
simplisia, proses ekstraksi semakin efektif-efisien. Namun, semakin halus serbuk simplisia, semakin rumit secara teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi.
Gerakan dan interaksi simplisia dengan benda keras akan menimbulkan panas