UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Efek samping obat ini adalah gangguan pada sistem pencernaan seperti mual-muntah. Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau sistem
kardiovaskular, pemberian biguanida dapat menimbulkan peningkatan asam laktat dalam darah. Biguanida tidak boleh diberikan pada ibu hamil, pasien dengan
penyakit hepar berat, penyakit ginjal dengan uremia, penyakit jantung kongestif dan penyakit paru dengan hipoksia kronik.
d. Golongan Tiazolinedion
Obat-obatan yang termasuk ke dalam golongan ini adalah pioglitazon, rosiglitazon, dan troglitazon. Namun, troglitazon telah ditarik dari peredaran
karena menimbulkan toksisitas hati. Tiazolinedion bekerja dengan menurunkan resistensi insulin. Kerja utama
obat ini adalah mengatur gen yang terlibat dalam metabolisme lipid dan glukosa dan diferensiasi adiposit. Efek samping obat ini adalah resistensi cairan yang
bermanifestasi sebagai anemia ringan dan edema perifer. Beberapa laporan mengindikasikan peningkatan risiko gagal jantung.
e. Inhibitor α-glukosidase
Obat-obat yang termasuk ke dalam golongan ini adalah akarbosa dan miglitol. Obat golongan ini bekerja dengan memperlambat absorpsi polisakarida
starch, dekstrin, dan disakarida dalam saluran pencernaan. Obat golongan ini menurunkan glukosa plasma postprandial pada DM tipe 1 dan 2. Efek samping
obat ini adalah malabsorpsi, flatulen, diare, dan abdominal-boasting. Efek samping ini bersifat dose-dependent Nafrialdi, 2007; Katzung, 2010.
2.5. Model Hewan Uji pada Pengujian Efek Antihiperglikemia Etuk,
2010
Selama beberapa tahun terakhir, beberapa model hewan uji telah dikembangkan sebagai bahan pembelajaran diabetes melitus atau sebagai sampel
pengujian agen antidiabetes. Beberapa model hewan uji dalam pengujian efek antihiperglikemia adalah sebagai berikut:
2.5.1. Model Hewan Uji Normoglikemik
Hewan uji sehat dapat digunakan untuk menguji agen hiperglikemik oral. Metode ini valid untuk digunakan dalam menguji efek antihiperglikemia obat
pada hewan uji walaupun tidak ada aktivitas perusakan pankreas.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.5.2. Model Hewan Uji yang Diberikan Asupan Glukosa secara Oral
Metode ini disebut juga sebagai metode induksi fisiologi diabetes mellitus karena peningkatan kadar glukosa darah yang terjadi tidak disertai dengan adanya
kerusakan pankreas. Prosedur metode ini adalah hewan uji dipuasakan sepanjang malam lalu diberikan asupan glukosa oral 1-2,5 gkgBB. Selanjutnya kadar
glukosa darah dipantau selama interval waktu tertentu. Kelemahan dari metode ini adalah kondisi hiperglikemia yang terjadi lebih fluktuatif dibandingkan dengan
kondisi hiperglikemia yang dihasilkan oleh induksi aloksan monohidrat.
2.5.3. Model Penginduksian Diabetes Melitus secara Kimiawi
Beberapa senyawa kimia yang dapat menginduksi diabetes melitus adalah aloksan monohidrat, streptozosin, ferri nitriloasetat, ditizon, dan serum
antiinsulin. Di antara semua senyawa penginduksi, streptozosin dan aloksan monohidrat adalah senyawa yang paling sering digunakan. Rute pemberian
senyawa induksi ini adalah secara parenteral intravena, intraperitoneal, atau subkutan.
2.5.3.1.Model Streptozosin
Gambar 2.6. Struktur kimia streptozosin PubChem, 2016
Streptozosin adalah derivat nitrosourea glukopiranosa sintetik yang diisolasi dari hasil fermentasi Streptomyces achromogenes yang merupakan
anibiotik antitumor. Streptozosin dapat digunakan untuk menginduksi DM tipe 1 ataupun DM tipe 2. Dosis tunggal streptozosin dalam buffer sitrat steril untuk
menginduksi diabetes adalah 150 mgkgBB untuk mencit, dan 80 mgkgBB untuk