Bahan Uji Bahan Kimia

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5. Uji Induksi Aloksan

3.5.1. Uji Pendahuluan Induksi Aloksan

Prosedur uji pendahuluan induksi aloksan terhadap tikus uji adalah sebagai berikut : 1. Sebanyak 4 tikus uji diaklimatisasi selama 7 hari untuk mendapatkan berat badan yang seragam. Sebanyak satu tikus uji digunakan sebagai kontrol dan 3 tikus uji lainnya diinduksi dengan aloksan. 2. Sebelum diberikan aloksan, tikus uji dipuasakan selama 12 jam kemudian diberikan injeksi aloksan monohidrat secara intraperitoneal pada dosis 150 mgkgBB. 3. Selanjutnya, tikus uji diberikan minum larutan glukosa 5 setelah 1 jam penginduksian secara intraperitoneal selama 24 jam. 4. Setelah 7 hari, kadarglukosa darah tikus uji yang diinduksi aloksan diukur dengan glukometer untuk mengetahui tikus sudah mengalami hiperglikemia permanen atau belum. Parameter hiperglikemia adalah tikus dengan kadar glukosa darah lebih dari 140 mgdL Gabriel et al., 2014.

3.5.2. Penginduksian Diabetes dengan Aloksan

Prosedur uji pendahuluan induksi aloksan terhadap tikus uji adalah sebagai berikut : 1. Sebanyak 30 tikus uji diaklimatisasi selama 7 hari untuk mendapatkan berat badan yang seragam. Sebanyak 5 tikus uji digunakan sebagai kontrol dan 25 tikus uji lainnya diinduksi dengan aloksan. 2. Sebelum diberikan aloksan, tikus uji dipuasakan selama 12 jam, kemudian diberikan injeksi aloksan monohidrat secara intraperitoneal pada dosis 150 mgkgBB. 3. Selanjutnya, tikus uji diberikan minum larutan glukosa 5 setelah 1 jam penginduksian secara intraperitoneal selama 24 jam. 4. Setelah 7 hari, kadar glukosa darah tikus uji yang diinduksi aloksan diukur dengan glukometer untuk mengetahui tikus sudah mengalami hiperglikemia permanen atau belum. Parameter hiperglikemia adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tikus dengan kadar glukosa darah lebih dari 140 mgdL Gabriel et al., 2014. Tikus yang mengalami hiperglikemia dipilih dan digunakan dalam penelitian. Radenkovic et al., 2015

3.6. Uji Antihiperglikemia

3.6.1. Pembuatan Sediaan Dosis Uji

1. Dosis Ekstrak Daun Kembang Bulan

Dosis yang digunakan pada ekstrak etanol 95 daun kembang bulan adalah dosis 10 mgkgBB, 100 mgkgBB, dan 1000 mgkgBB. Pada dosis 10 mgkgBB, jumlah ekstrak yg diberikan kepada 1 ekor tikus dengan berat badan 200 gram adalah 2 mg. Pada dosis 100 mgkgBB, jumlah ekstrak yg diberikan kepada 1 ekor tikus dengan berat badan 200 gram adalah 20 mg. Pada dosis 1000 mgkgBB, jumlah ekstrak yg diberikan kepada 1 ekor tikus dengan berat badan 200 gram adalah 200 mg. Ekstrak diberikan secara oral dalam bentuk suspensi. Suspending agent yang digunakan adalah CMC Na dengan konsentrasi 1,0. Proses pembuatan sediaan adalah dengan mengembangkan CMC Na dengan air panas sebanyak 20 kali berat CMC Na, selanjutnya diberikan ekstrak dan akuades secara perlahan lalu diaduk hingga homogen.

2. Dosis Glibenklamid sebagai Kontrol Positif

Kontrol positif glibenklamid diberikan dalam bentuk suspensi dengan Na CMC 1 sesuai dengan dosis oral efektif pada manusia, yaitu 5 mg60 kgBB. Dosis tersebut selanjutnya dikonversikan berdasarkan perhitungan luas permukaan tubuh HED. Dosis untuk setiap 200 g BB tikus menjadi 0,1 mg200 gBB. Proses pembuatan sediaan adalah dengan mengembangkan CMC Na dengan air panas sebanyak 20 kali berat CMC Na, selanjutnya diberikan glibenklamid dan akuades secara perlahan lalu diaduk hingga homogen.

3. Dosis Aloksan sebagai Penginduksi Diabetes pada Tikus

Dosis aloksan monohidrat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah 150 mgkgBB yang diberikan secara intraperitoneal Radenkovic et al., 2014.

Dokumen yang terkait

Aplikasi Kapur CaCO3 dan Kompos Tithonia diversifolia Terhadap Kejenuhan Al Serta Pertumbuhan Tanaman Kedelai Pada Tanah Ultisol

1 23 79

Pengaruh Pupuk SP-36 Kompos Tithonia diversifolia Dan Vermikompos Terhadap Pertumbuhan dan Serapan P Tanaman Jagung (Zea mays L.) serta P-tersedia Pada Ultisol Simalingkar

4 44 65

Penggunaan Kompos Chromolaena odorata dan Tithonia diversifolia Sebagai Pembenah Sifat Kimia Tanah Tererosi Berat di Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

0 73 61

In Vivo Antimalarial Activity of Terpenoid-Rich Fraction of Ethanolic Extract of Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Leaves

0 4 4

In Vivo Antimalarial Activity of Terpenoid-Rich Fraction of Ethanolic Extract of Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Leaves

0 5 1

In Vivo Antimalarial Activity of Terpenoid-Rich Fraction of Ethanolic Extract of Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Leaves

0 5 4

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

DAYA ANTIBAKTERI BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Daya Antibakteri Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia Diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis

0 2 14

DAYA ANTIBAKTERI BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Daya Antibakteri Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia Diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis

0 3 8

TLC-DENSITOMETER PROFILE AND ANTIULCER ACTIVITY ASSAY OF ETHANOL EXTRACT OF BINAHONG LEAVES (Anredera scandens (L.) Moq.) IN SPRAGUE DAWLEY STRAIN MALE RATS.

0 1 21