Antioksidan Tanaman Kembang Bulan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serendah mungkin, sekitar 30-45 O C. Terdapat dua cara pengeringan yaitu pengeringan alami dengan sinar matahari langsung atau dengan diangin- anginkan dan pengeringan buatan menggunakan instrumen. E. Sortasi kering Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing yang masih ada pada simplisia kering. F. Penyimpanan Setelah disortasi kering, simplisia kemudian ditempatkan dalam wadah tersendiri agar tidak bercampur dengan bahan lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan simplisia adalah cahaya, oksigen, sirkulasi udara, reaksi kimia yang terjadi antara zat aktif simplisia dengan wadah, penyerapan air, kemungkinan proses dehidrasi, dan pengotoran yang disebabkan oleh serangga, kapang atau yang lainnya. Wadah yang digunakan sebagai pembungkus simplisia harus bersifat inert, yang berarti tidak mudah bereaksi dengan bahan lain, tidak beracun, mampu melindungi bahan simplisia dari cemaran mikroba, kotoran, serangga, penguapan zat aktif, sertadari pengaruh cahaya, oksigen, dan uap Depkes, 1985.

2.3. Ekstraksi

2.3.1. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati atau simplisia hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung Depkes, 2009.

2.3.2. Proses Pembuatan ekstrak

A. Pembuatan serbuk simplisia dan klasifikasinya Simplisia yang telah didapatkan selanjutnya dibuat serbuk simplisia dengan peralatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu. Semakin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi semakin efektif-efisien. Namun, semakin halus serbuk simplisia, semakin rumit secara teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi. Gerakan dan interaksi simplisia dengan benda keras akan menimbulkan panas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dapat mempengaruhi senyawa kandungan. Namun, hal ini dapat dikompensasi dengan penggunaan nitrogen cair. B. Cairan pelarut Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang optimal untuk senyawa kandungan yang aktif sehingga senyawa tersebut dapat terpisah dari senyawa lain. Faktor utama sebagai pertimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah: selektifitas, kemudahan bekerja dan proses dengan cairan tersebut, ekonomis, ramah lingkungan, dan keamanan. Berdasarkan peraturan yang berlaku, pelarut yang diperbolehkan adalah air dan etanol serta campurannya. Jenis pelarut lain seperti metanol dll. alkohol turunannya, heksana dll. hidrokarbon alifatik, toluen dll. hidrokarbon aromatik, kloroform dan segolongannya, aseton, umumnya digunakan sebagai pelarut untuk tahap separasi dan tahap pemurnian fraksinasi. C. Separasi dan pemurnian Tahapan ini dilakukan untuk menghilangkan atau memisahkan senyawa pengotor semaksimal mungkin tanpa berpengaruh pada senyawa kandungan yang dikehendaki, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih murni. Proses-proses pada tahapan ini adalah pengendapan, pemisahan dua cairan tak campur, sentrifugasi, dekantasi, filtrasi serta proses adsorpsi dan penukar ion. D. Pemekatan Penguapan Pemekatan adalah peningkatan jumlah zat terlarut secara penguapan pelarut sampai menjadi kental atau pekat. E. Pengeringan ekstrak Pengeringan berarti menghilangkan pelarut dari bahan sehingga menghasilkan serbuk. Beberapa proses pengeringan yang dapat dilakukan yaitu : pengeringan evaporasi, pengeringan vaporasi, pengeringan sublimasi, pengeringan konveksi, pengeringan kontak, pengeringan radiasi, dan pengeringan dielektrik. F. Rendemen Rendemen adalah perbandingan antara bobot ekstrak yang diperoleh dengan bobot simplisia awal Depkes, 2000.

Dokumen yang terkait

Aplikasi Kapur CaCO3 dan Kompos Tithonia diversifolia Terhadap Kejenuhan Al Serta Pertumbuhan Tanaman Kedelai Pada Tanah Ultisol

1 23 79

Pengaruh Pupuk SP-36 Kompos Tithonia diversifolia Dan Vermikompos Terhadap Pertumbuhan dan Serapan P Tanaman Jagung (Zea mays L.) serta P-tersedia Pada Ultisol Simalingkar

4 44 65

Penggunaan Kompos Chromolaena odorata dan Tithonia diversifolia Sebagai Pembenah Sifat Kimia Tanah Tererosi Berat di Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

0 73 61

In Vivo Antimalarial Activity of Terpenoid-Rich Fraction of Ethanolic Extract of Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Leaves

0 4 4

In Vivo Antimalarial Activity of Terpenoid-Rich Fraction of Ethanolic Extract of Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Leaves

0 5 1

In Vivo Antimalarial Activity of Terpenoid-Rich Fraction of Ethanolic Extract of Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Leaves

0 5 4

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

DAYA ANTIBAKTERI BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Daya Antibakteri Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia Diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis

0 2 14

DAYA ANTIBAKTERI BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Daya Antibakteri Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Kembang Bulan (Tithonia Diversifolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis

0 3 8

TLC-DENSITOMETER PROFILE AND ANTIULCER ACTIVITY ASSAY OF ETHANOL EXTRACT OF BINAHONG LEAVES (Anredera scandens (L.) Moq.) IN SPRAGUE DAWLEY STRAIN MALE RATS.

0 1 21