UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
serendah mungkin, sekitar 30-45
O
C. Terdapat dua cara pengeringan yaitu pengeringan alami dengan sinar matahari langsung atau dengan diangin-
anginkan dan pengeringan buatan menggunakan instrumen. E.
Sortasi kering Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan
simplisia. Sortasi kering bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing yang masih ada pada simplisia kering.
F. Penyimpanan
Setelah disortasi kering, simplisia kemudian ditempatkan dalam wadah tersendiri agar tidak bercampur dengan bahan lain. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penyimpanan simplisia adalah cahaya, oksigen, sirkulasi udara, reaksi kimia yang terjadi antara zat aktif simplisia dengan wadah, penyerapan air,
kemungkinan proses dehidrasi, dan pengotoran yang disebabkan oleh serangga, kapang atau yang lainnya.
Wadah yang digunakan sebagai pembungkus simplisia harus bersifat inert, yang berarti tidak mudah bereaksi dengan bahan lain, tidak beracun, mampu
melindungi bahan simplisia dari cemaran mikroba, kotoran, serangga, penguapan zat aktif, sertadari pengaruh cahaya, oksigen, dan uap Depkes, 1985.
2.3. Ekstraksi
2.3.1. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati atau simplisia hewani menurut cara yang cocok, di luar
pengaruh cahaya matahari langsung Depkes, 2009.
2.3.2. Proses Pembuatan ekstrak
A. Pembuatan serbuk simplisia dan klasifikasinya
Simplisia yang telah didapatkan selanjutnya dibuat serbuk simplisia dengan peralatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu. Semakin halus serbuk
simplisia, proses ekstraksi semakin efektif-efisien. Namun, semakin halus serbuk simplisia, semakin rumit secara teknologi peralatan untuk tahapan filtrasi.
Gerakan dan interaksi simplisia dengan benda keras akan menimbulkan panas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang dapat mempengaruhi senyawa kandungan. Namun, hal ini dapat dikompensasi dengan penggunaan nitrogen cair.
B. Cairan pelarut
Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang optimal untuk senyawa kandungan yang aktif sehingga senyawa tersebut dapat
terpisah dari senyawa lain. Faktor utama sebagai pertimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah: selektifitas, kemudahan bekerja dan proses dengan cairan
tersebut, ekonomis, ramah lingkungan, dan keamanan. Berdasarkan peraturan yang berlaku, pelarut yang diperbolehkan adalah air dan etanol serta
campurannya. Jenis pelarut lain seperti metanol dll. alkohol turunannya, heksana dll. hidrokarbon alifatik, toluen dll. hidrokarbon aromatik, kloroform dan
segolongannya, aseton, umumnya digunakan sebagai pelarut untuk tahap separasi dan tahap pemurnian fraksinasi.
C. Separasi dan pemurnian
Tahapan ini dilakukan untuk menghilangkan atau memisahkan senyawa pengotor semaksimal mungkin tanpa berpengaruh pada senyawa kandungan yang
dikehendaki, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih murni. Proses-proses pada tahapan ini adalah pengendapan, pemisahan dua cairan tak campur, sentrifugasi,
dekantasi, filtrasi serta proses adsorpsi dan penukar ion. D.
Pemekatan Penguapan Pemekatan adalah peningkatan jumlah zat terlarut secara penguapan
pelarut sampai menjadi kental atau pekat. E.
Pengeringan ekstrak Pengeringan berarti menghilangkan pelarut dari bahan sehingga
menghasilkan serbuk. Beberapa proses pengeringan yang dapat dilakukan yaitu : pengeringan evaporasi, pengeringan vaporasi, pengeringan sublimasi, pengeringan
konveksi, pengeringan kontak, pengeringan radiasi, dan pengeringan dielektrik. F.
Rendemen Rendemen adalah perbandingan antara bobot ekstrak yang diperoleh
dengan bobot simplisia awal Depkes, 2000.