40
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah konsep yang berkaitan dengan kemampuan suatu tes untuk mengukur yang seharusnya diukur Purwanto, 2007: 123 dan
Sudijono, 2008: 166. Peneliti menggunakan content validity, face validity, dan construc validity. Content validity validitas isi adalah pengujian
validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan setiap butir tes mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur Purwanto, 2007: 125. Content
validity dilakukan peneliti dengan meminta pertimbangan expert judgement dosen ahli. Content validity bertujuan untuk menguji kelayakkan dan
kesesuaian instumen penelitian dengan indikator yang diukur. Instrumen penelitian yang divalidasi oleh dosen yang berkompeten dalam
bidangnya berupa kuesioner, silabus, RPP, bahan ajar, kisi-kisi, serta soal ulangan harian. Silabus, RPP, bahan ajar, kisi-kisi, soal ulangan harian, dan
kriteria penskoran. Berdasarkan hasil validasi, peneliti melakukan revisi pada silabus, RPP, bahan ajar, dan soal. Pada saat melakukan komunikasi dengan
dosen ahli, peneliti mendapat saran untuk menuliskan lima karakteristik PMRI pada silabus, RPP, dan bahan ajar. Dengan keterangan tersebut,
perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI akan tampak perbedaannya dengan perangkat pembelajaran yang lain. Selanjutnya,
peneliti merevisi silabus, RPP, dan bahan ajar dengan menambahkan karakteristik PMRI yang muncul pada setiap indikator dan kegiatan
pembelajaran.
41
Peneliti juga mendapat saran untuk membuat soal yang disertai ilustrasi gambar sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami soal.
Sedangkan kriteria penskoran yang digunakan hendaknya langsung dituliskan langkah penyelesaiannya dan diberi skor bukan berupa kalimat.
Oleh sebab itu, peneliti melakukan revisi pada soal dengan menambah gambar yang sesuai. Kriteria penskoran juga direvisi dengan menuliskan
langkah penyelesaiannya dan skor pada setiap langkah. Skor hasil validasi dosen ahli pada perangkat pembelajaran terdapat pada lampiran 16 halaman
185. Kuesioner kerjasama yang digunakan juga divalidasi oleh dosen yang
berkompeten dalam bidangnya. Berdasarkan hasil validasi, terdapat dua item yang harus diperbaiki yaitu item saya berpendapat dari awal hingga akhir
kerja kelompok diganti dengan saya berpendapat tanpa memperdulikan teman sekelompok, sedangkan item saya mendapat tugas yang sama dengan
anggota kelompok yang lain diganti dengan saya mendapat tugas yang lebih berat daripada anggota lain dalam kelompok. Selain itu, petunjuk pengisian
kuesioner perlu diperjelas dan alternatif jawaban perlu diperbaiki. Alternatif jawaban yang menimbulkan jawaban ambigu sebaiknya dihilangkan. Oleh
karena itu, peneliti melakukan pergantian kedua item tersebut dan item yang lain dapat digunakan. Skor hasil validasi kuesioner oleh dosen ahli terdapat
pada lampiran 17 halaman 189. Peneliti juga melakukan face validity validitas permukaan. Face validitiy
bertujuan untuk memperoleh pertimbangan dari guru mata pelajaran mengenai perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, rencana
42
pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, kisi-kisi soal, dan soal evaluasi. Arifin 2011: 248 menjelaskan bahwa validitas permukaan dilakukan dengan
melihat tampang pada instrumen itu sehingga jika suatu instrumen secara sepintas telah dianggap baik untuk mengungkap fenomena yang akan diukur
maka instrumen tersebut sudah memenuhi syarat validitas permukaan. Hasil validasi dari guru kelas menunjukkan bahwa perangkat
pembelajaran sudah baik namun perlu disesuaikan dengan format sekolah. Hal-hal yang perlu diperbaiki antara lain: penggunaan kata siswa yang
diganti dengan peserta didik dan guru menjadi pendidik; indikator, tujuan, dan kegiatan pembelajaran memuat competence, conscience, dan
compassion. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian, peneliti memperbaiki perangkat pembelajaran sesuai dengan saran guru kelas agar
layak digunakan. Meskipun, penelitian dilakukan di SD Kanisius yang telah menerapkan Pendekatan Pedagogy Reflektif PPR namun peneliti dapat
melakukan penelitian menggunakan pendekatan PMRI. Hal ini disebabkan oleh adanya karakteristik pendekatan PMRI yang sesuai dengan PPR.
Marpaung 2008: 7 juga menuliskan bahwa pedagogi ikut membentuk cara memandang RME dan adaptasinya dalam wujud PMRI.
Skor yang diperoleh peneliti dari tim ahli kemudian dihitung rata-ratanya; jika rata-rata 2,7 kurang dari 2,7 maka peneliti akan melakukan perbaikan
pada instrumen penelitian perangkat pembelajaran namun jika rata-rata sudah menunjukkan 2,7 lebih dari atau sama dengan 2,7 maka peneliti
tidak melakukan perbaikan. Hasil perhitungan lalu dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan kategori yang terdapat pada tabel 3.5.
43
Tabel 3.5. Kriteria Kualitas Perangkat Pembelajaran
No. Tingkat Perangkat
Penbelajaran Skor
Standar Hasil
Rata-rata Kriteria
1. 90-100
A 2,7-4,0
Perangkat pembelejaran sangat baik 2.
80-89 B
2,4-2,6 Perangkat pembelejaran baik
3. 70-79
C 2,1-2,3
Perangkat pembelejaran cukup baik 4.
60-69 D
1,8-2,0 Perangkat pembelejaran kurang baik
5. 59
E 1,7
Perangkat pembelejaran sangat kurang baik
Sumber:Arifin, 2011:254
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa jika rata-rata perangkat pembelajaran adalah 2,7-4,0 maka tergolong sangat baik; jika rata-rata 2,4-2,6 maka
kategori perangkat baik, dan rata-rata 2,1-2,3 termasuk kategori cukup baik. Selain itu, rata-rata 1,8-2,0 tergolong kurang baik dan jika rata-rata 1,7
maka perangkat pembelajaran sangat kurang baik. Hasil perhitungan validasi instrumen penelitian berupa kuesioner adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6. Hasil Penilaian atau Validasi Kuesioner
Berdasarkan tabel 3.6, terdapat 12 komponen yang dinilai oleh validator. Dua belas komponen tersebut antara lain: 1 kelengkapan unsur-unsur
kuesioner; 2 kesesuaian antara indikator dan item-item pernyataan; 3 ketepatan pemilihan kata dalam kusioner; 4 terdapat pernyataan
unfavorabel dan favorabel; 5 kejelasan perintah pengisian kuesioner; 6 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku; 7 pertanyaan atau
pernyataan tidak bermakna ganda; 8 pertanyaan atau pernyataan tidak membuat responden berpikir terlalu berat; 9 pertanyaan atau pernyataan
Validator Komponen
Rata- rata
Keterangan 1 2 3
4 5
6 7
8 9 10
11 12
Dosen 1 3 4 4
4 3
4 4
4 4
4 4
4 3,83
sangat baik
44
tidak menggiring responden dalam menjawab; 10 pertanyaan atau pernyataan tidak terlalu panjang; 11 urutan pertanyaan atau pernyataan
dimulai dari yang umum menuju ke khusus; dan 12 pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan variabel yang akan diteliti.
Tabel 3.6 juga menunjukkan bahwa rata-rata hasil validasi sebesar 3,83 sehingga kuesioner tergolong sangat baik. Peneliti juga melakukan validasi
terhadap perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, Bahan ajar, LKS, dan soal evaluasi kepada dua dosen yang berkompeten pada pelajaran
matematika. Hasil perhitungan validasi instrumen pembelajaran berupa silabus terdapat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7. Hasil Penilaian atau validasi Silabus
Validator Komponen
Rata- rata
Keterangan
1 2
3 4
5 6
7 8
9
Dosen 2 4
4 4
4 4
4 3
4 3
3,78 Silabus
sangat baik Dosen 3
4 4
4 4
4 4
3 4
3 3,78
Rata-rata 4
4 4
4 4
4 3
4 3
3,78
Berdasarkan tabel 3.7 terdapat sembilan komponen yang dinilai oleh
validator. Kesembilan komponen tersebut antara lain: 1 kelengkapan unsur- unsur silabus; 2 kesesuaian antara SK, KD dan indikator; 3 kualitas
perumusan pengalaman belajar; 4 ketepatan pilihan perilaku esensial dalam indikator; 5 kualitas perilaku yang dituntut dalam indikator mencerminkan
keutuhan perkembangan pribadi siswa. Komponen selanjutnya 6 tingkat kecukupan sumber belajar yang
digunakan; 7 ketepatan dalam memilih media; 8 kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indikator; dan 9 penggunaan bahasa
Indonesia dan tata tulis baku. Selain itu, tabel 7 menunjukkan bahwa rata-
45
rata hasil validasi dari dua dosen ahli sebesar 3,78 maka dikatakan silabus sangat baik sehingga layak digunakan dalam penelitian. Hasil perhitungan
validasi instrumen pembelajaran berupa RPP terdapat pada tabel 3.8. Tabel 3.8. Hasil Penilaian atau Validasi RPP
Komponen Validator
Rata- rata
Dosen 2 Dosen 3
1 4
4 4
2 4
4 4
3 3
4 3,5
4 3
4 3,5
5 4
4 4
6 4
3 3,5
7 4
3 3,5
8 4
4 4
9 4
4 4
10 4
3 3,5
11 4
4 4
12 4
4 4
13 4
3 3,5
14 4
4 4
15 4
4 4
16 3
4 3,5
17 4
3 3,5
18 4
4 4
19 3
4 3,5
20 4
3 3,5
21 3
3 3
Rata-rata 3,76
3,67 3,71
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa rata-rata hasil validasi dari dua dosen ahli
sebesar 3,71 maka dikatakan RPP sangat baik sehingga layak digunakan. Selain itu terdapat 21 komponen yang dinilai oleh validator. Kedua puluh
satu komponen tersebut antara lain: 1 kelengkapan unsur-unsur RPP; 2 kesesuaian rumusan tujuan pembelajaran dengan indicator; 3 pemenuhan
syarat-syarat dalam perumusan tujuan pembelajaran; 4 isi rumusan tujuan meliputi keutuhan perkembangan pribadi siswa; 5 ketepatan dalam memilih
pendekatan atau model pembelajaran; 6 ketepatan dalam memilih metode atau teknik pembelajaran; 7 kemenarikan, variasi, dan ketepatan teknik
46
yang digunakan; 8 rumusan kegiatan pembelajaran mencerminkan pendekatanmodelmetodeteknik pembelajaran yang dipilih; 9 rumusan
kegiatan pembelajarannya mencerminkan karakteristik PMRI; 10 rumusan kegiatan pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan siswa; 11
rumusan kegiatan pembelajaran berpotensi untuk terciptanya pembelajaran yang menyenangkanbermakna.
Komponen selanjutnya 12 tingkat variasi dalam kegiatan pembelajaran; 13 pengorganisasian materi sistematis, logis, dan kronologis; 14
pengaturan alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran proporsional; 15 kelengkapan rumusan kegiatan akhir pelajaran rangkuman, evaluasi,
refleksi, tindak lanjut; 16 tingkat kesesuaian indikator, tujuan, dan item penilaian; 17 penggunaan ragam teknik penilaian penilaian bersifat
otentik; 18 kualitas kisi-kisi penilaian; 19 tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan; 20 ketepatan pemilihan media pembelajaran; dan
21 penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku. Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran berupa LKS adalah
sebagai berikut: Tabel 3.9. Hasil Penilaian atau Validasi LKS
Tabel 3.9 membuktikan bahwa rata-rata validasi LKS sebesar 3,75
sehingga LKS sangat baik dan layak digunakan pada penelitian. Tabel 3.9
Validator Komponen
Rata- rata
Keterangan
1 2
3 4
5 6
7 8
Dosen 2 3
3 4
4 4
3 4
4 3,63
LKS sangat baik
Dosen 3 4
4 4
4 4
4 4
3 3,86
Rata-rata 3,5
3,5 4
4 4
3,5 4
3,5 3,75
47
juga menunjukkan bahwa terdapat delapan komponen yang dinilai oleh validator. Delapan komponen tersebut sebagai berikut: 1 kelengkapan
unsur-unsur LKS; 2 rumusan petunjuk LKS sederhana sehingga mudah dipahami siswa; 3 rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat,
sederhana sehingga mudah dipahami oleh siswa; 4 urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut; 5 kegiatan pembelajaran dalam LKS
memungkinkan tercapainya indikatortujuan pembelajaran; 6 bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; 7
tersediannya pertanyaan untuk refleksi; dan 8 tampilan LKS indah dan menarik.
Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran berupa bahan ajar adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10. Hasil Penilaian atau Validasi Bahan Ajar
Dari tabel 3.10, diketahui bahwa rata-rata validasi bahan ajar sebesar 3,8 sehingga bahan ajar sangat baik dan layak digunakan pada penelitian. Tabel
3.10 juga menunjukkan bahwa terdapat 5 komponen yang dinilai oleh validator. Lima komponen tersebut sebagai berikut: 1 materi sesuai dengan
indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; 2 materi pelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur; 3 susunan materi pelajaran
sistematis, logis, dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; 4
Validator Komponen
Rata- rata
Keterangan
1 2
3 4
5
Dosen 2 4
4 4
3 4
3,8 Bahan ajar
sangat baik Dosen 3
4 4
4 4
3 3,8
Rata-rata 4
4 4
3,5 3,5
3,8
48
redaksional bahasa Indonesia baku dan sederhana; dan 5 menuliskan sumber bahan yang dikutip dengan penulisan baku.
Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran berupa soal evaluasi dituliskan pada tabel 3.11 sebagai berikut:
Tabel 3.11. Hasil Penilaian atau Validasi Soal Evaluasi
Dari tabel 3.11, diketahui bahwa rata-rata validasi soal evaluasi sebesar
3,75 sehingga soal evaluasi sangat baik dan layak digunakan pada penelitian. Tabel 3.11 juga menunjukkan bahwa terdapat 4 komponen yang dinilai oleh
validator. Empat komponen tersebut sebagai berikut: 1 soal evaluasi sesuai dengan indikator yang akan dicapai; 2 soal evaluasi sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai; 3 soal evaluasi sesuai aspek penilaian kognitif; dan 4 penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Hal yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah melakukan construc validity validitas konstruk dengan melakukan pengujian validitas tes secara
empiris terhadap soal evaluasi. Validitas konstruk dilakukan pada sekolah dasar SD lain yang memiliki kemiripan latar belakang dengan sekolah
dasar yang menjadi subjek penelitian. Kemiripan tersebut seperti tingkat intelektual, kondisi ekonomi orang tua siswa, kondisi sekolah lingkungan
belajar, dan kemampuan guru. SD yang digunakan untuk uji validitas yaitu SD Kanisius Kadirojo, yang terletak di Desa Kadirojo Purwomartani Kalasan
Sleman dengan Siswa kelas VI berjumlah 31 siswa, namun pada saat
Validator Komponen
Rata- rata
Keterangan
1 2
3 4
Dosen 2 4
4 4
3 3,75
Soal evaluasi sangat baik
Dosen 3 4
4 4
3 3,75
Rata-rata 4
4 4
3 3,75
49
dilakukan uji validitas terdapat satu dari 31 siswa tidak hadir sehingga uji validitas hanya dilakukan pada 30 siswa.
Hasil yang diperoleh kemudian dihitung menggunakan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson dengan rumus simpangan sebagai berikut
Surapranata, 2009: 56 dan Arifin, 2011: 252: r
xy
2 2
y x
xy
keterangan: r
xy
adalah koefisien korelasi antara variabel x dan y ∑xy adalah jumlah perkalian antara x dan y
x
2
adalah kuadrat dari x y
2
adalah kuadrat dari y Hasil perhitungan validitas menggunakan rumus Person dengan
simpangan kemudian dibandingkan dengan r tabel. R tabel untuk 30 siswa sebesar 0,349 Purwanto, 2007: 241 dan Sudijono, 2008: 480. Suatu soal
dikatakan valid jika r hitung ≥ r tabel. Peneliti melakukan uji validitas terhadap dua instrumen yang disiapkan. Instrumen satu terdiri dari 10 soal
uraian dan 15 soal isian singkat. Sedangkan instrumen dua terdiri dari 10 soal uraian dan 10 soal isian singkat. Instrumen dua disiapkan sebagai instrumen
pengganti jika instrumen satu tidak dapat digunakan karena tidak valid danatau hasil dari penggunaan instrumen satu belum dapat mencapai kriteria
penelitian.
50
Kisi-kisi soal instrumen satu terdapat pada tabel 3.12. Tabel 3.12. Kisi-Kisi Soal Instrumen Satu untuk Uji Validitas konstruk
Standar Kompetensi: 5.Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar: 5.3Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.
Indikator Bentuk soal
No soal Uraian Objektif
1. Melakukan perkalian persen dengan bilangan asli.
√ 1,2
2. Melakukan perkalian pecahan biasa dengan
bilangan asli. √
5, 6 3.
Melakukan perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran
√ 11,16
4. Melakukan perkalian persen dengan pecahan
desimal. √
12 5.
Melakukan perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal.
√ 13
6. Melakukan perkalian pecahan campuran dengan
pecahan campuran. √
14 7.
Melakukan perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal.
√ √
9, 15 8.
Melakukan perkalian pecahan biasa dengan persen. √
17 9.
Melakukan perkalian pecahan campuran dengan persen.
√ 19
10. Melakukan perkalian pecahan biasa dengan pecahan
biasa. √
20 11.
Melakukan perkalian pecahan campuran dengan bilangan asli.
√ 4, 7, 10
12. Melakukan pembagian pecahan biasa dengan
pecahan biasa. √
24 13.
Melakukan pembagian pecahan desimal dengan pecahan biasa.
√ 22
14. Melakukan pembagian persen dengan bilangan biasa
√ 21
15. Melakukan pembagian pecahan biasa dengan
pecahan campuran √
25 16.
Melakukan perkalian pecahan desimal dengan pecahan desimal.
√ √
3,18 17.
Melakukan perkalian pecahan desimal dengan bilangan asli
√ 8
18. Melakukan pembagian pecahan desimal dengan pecahan campuran.
√ 23
51
Kisi-kisi soal instrumen dua terdapat pada tabel 3.13. Tabel 3.13. Kisi-Kisi Soal Instrumen Dua untuk Uji Validitas konstruk
Indikator Bentuk soal
No soal Uraian
Objektif 1.
Melakukan perkalian persen dengan bilangan asli. √
√ 9, 16
2. Melakukan perkalian pecahan desimal dengan pecahan
desimal. √
√ 10, 18
3. Melakukan pembagian persen dengan pecahan biasa
√ 11, 20
4. Melakukan pembagian bilangan asli dengan pecahan campuran.
√ √
3, 19 5.
Melakukan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran
√ √
6, 17 6.
Melakukan pembagian pecahan desimal dengan bilangan asli. √
√ 4, 15
7. Melakukan pembagian pecahan desimal dengan pecahan
desimal. √
2 8.
Melakukan pembagian pecahan campuran dengan pecahan campuran.
√ 8
9. Melakukan pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa.
√ 14
10. Melakukan pembagian pecahan desimal dengan pecahan
campuran. √
√ 5, 13
11. Melakukan pembagian pecahan desimal dengan pecahan
biasa. √
√ 7, 12
12. Melakukan pembagian bilangan asli dengan pecahan biasa.
√ 1
Berdasarkan kisi-kisi tersebut, peneliti menyiapkan soal dan melakukan
uji validitas konstruk. Hasil perhitungan validitas soal uraian instrumen satu dapat dilihat pada tabel 3.14.
Tabel 3.14. Hasil Perhitungan Validitas Soal Uraian Instrumen Satu
Dari tabel 3.14, terbukti bahwa soal nomor 1 dengan r hitung = 0,691 dinyatakan valid, soal nomor 2 dengan r hitung = 0,641dinyatakan valid,
soal nomor 3 dengan r hitung = 0,714 dinyatakan valid, soal nomor 4
No. Item
r hitung
r tabel Keputusan
No. Item
r hitung
r tabel Keputusan
1. 0,691
0,349 Valid
6. 0,391
0,349 Valid
2. 0,641
0,349 Valid
7. 0,270
0,349 Tidak Valid
3. 0,714
0,349 Valid
8. 0,188
0,349 Tidak Valid
4. 0,384
0,349 Valid
9. 0,439
0,349 Valid
5. 0,544
0,349 Valid
10. 0,488
0,349 Valid
52
dengan r hitung = 0,384 dinyatakan valid. Selain itu, soal nomor 5 dengan r hitung = 0,544 dinyatakan valid, soal nomor 6 dengan r hitung = 0,391
dinyatakan valid, soal nomor 7 dengan r hitung = 0,270 dinyatakan tidak valid, soal nomor 8 dengan r hitung = 0,188 dinyatakan tidak valid, soal
nomor 9 dengan r hitung = 0,439 dinyatakan valid, soal nomor 10 dengan r hitung = 0,488 dinyatakan valid. Delapan soal dari 10 soal yaitu soal
nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, dan 10 dinyakatan valid. Hasil validitas soal isian singkat instrumen satu terdapat pada tabel 3.15.
Tabel 3.15. Hasil Perhitungan Validitas Soal Isian Singkat Instrumen Satu
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa soal nomor 11 dengan r hitung = 0,495 dinyatakan valid, soal nomor 12 dengan r hitung = 0,506
dinyatakan valid, soal nomor 13 dengan r hitung = 0,764 dinyatakan valid, soal nomor 14 dengan r hitung = 0,721 dinyatakan valid, soal nomor 15
dengan r hitung = 0,676 dinyatakan valid. Selain itu, soal nomor 16 dengan r hitung = 0,506 dinyatakan valid, soal nomor 17 dengan r hitung= 0,487
dinyatakan valid, soal nomor 18 dengan r hitung= 0,418 dinyatakan valid, soal nomor 19 dengan r hitung= 0,767 dinyatakan valid, soal nomor 20
dengan r hitung= 0,455 dinyatakan valid, soal nomor 21 dengan r hitung=
No. Item
r hitung
r tabel Keputusan
No. Item
r hitung r tabel
Keputusan 11.
0,495 0,349 Valid
19. 0,767
0,349 Valid 12.
0,506 0,349 Valid
20. 0,455
0,349 Valid 13.
0,764 0,349 Valid
21. 0,318
0,349 Tidak valid 14.
0,721 0,349 Valid
22. 0,372
0,349 Valid 15.
0,676 0,349 Valid
23. 0,273
0,349 Tidak valid 16.
0,506 0,349 Valid
24. 0,005
0,349 Tidak valid 17.
0,487 0,349 Valid
25. 0,160
0,349 Tidak valid 18.
0,418 0,349 Valid
53
0,318 dinyatakan tidak valid, soal nomor 22 dengan r hitung= 0,372 dinyatakan valid, soal nomor 23 dengan r hitung= 0,273 dinyatakan tidak
valid, soal nomor 24 dengan r hitung= 0,005 dinyatakan tidak valid, soal nomor 25 dengan r hitung= 0,160 dinyatakan tidak valid. Berdasakan hasil
uji validitas tersebut diketahui bahwa 11 dari 15 soal yaitu soal nomor 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, dan 22 dinyatakan valid.
Dari perhitungan validitas soal uraian instrumen dua, diperoleh hasil yang tertera pada tabel 3.16 sebagai berikut:
Tabel 3.16. Hasil Perhitungan Validitas Soal Uraian Instrumen Dua
No. Item
r hitung
r tabel
Keputusan No.
Item r hitung
r tabel
Keputusan 1.
0,789 0,349 Valid
6. 0,695
0,349 Valid 2.
0,652 0,349 Valid
7. 0,775
0,349 Valid 3.
0,758 0,349 Valid
8. 0,782
0,349 Valid 4.
0,662 0,349 Valid
9. 0,600
0,349 Valid 5.
0,595 0,349 Valid
10. 0,695
0,349 Valid
Tabel 3.16 menunjukkan bahwa soal nomor 1 dengan r hitung = 0,789
dinyatakan valid, soal nomor 2 dengan r hitung = 0,652 dinyatakan valid, soal nomor 3 dengan r hitung = 0,758 dinyatakan valid, soal nomor 4
dengan r hitung = 0,662 dinyatakan valid, soal nomor 5 dengan r hitung = 0,595 dinyatakan valid, soal nomor 6 dengan r hitung = 0,695 dinyatakan
valid, soal nomor 7 dengan r hitung = 0,775 dinyatakan valid, soal nomor 8 dengan r hitung = 0,782 dinyatakan valid, soal nomor 9 dengan r hitung =
0,600 dinyatakan valid, dan soal nomor 10 dengan r hitung = 0,695 dinyatakan valid. Dari hasil uji validitas soal isian singkat, terbukti bahwa
10 dari 10 soal diputuskan valid maka soal dapat digunakan dalam penelitian.
54
Perhitungan validitas soal isian singkat instrumen dua hasilnya disajikan dalam tabel 3.17 sebagai berikut:
Tabel 3.17. Hasil Perhitungan Validitas Soal Isian Singkat Instrumen Dua
No. Item
r hitung
r tabel Keputusan
No. Item
r hitung r tabel
Keputusan 11.
0,760 0,349 Valid
16. 0,286
0,349 Tidak Valid 12.
0,779 0,349 Valid
17. 0,376
0,349 Valid 13.
0,505 0,349 Valid
18. 0,125
0,349 Tidak Valid 14.
0,476 0,349 Valid
19. 0,576
0,349 Valid 15.
0,344 0,349 Tidak Valid
20. 0,390
0,349 Valid
Dari tabel 3.17, terbukti bahwa soal nomor 11 dengan r hitung = 0,760
dinyatakan valid, soal nomor 12 dengan r hitung = 0,779 dinyatakan valid, soal nomor 13 dengan r hitung = 0,505 dinyatakan valid, soal nomor 14
dengan r hitung = 0,476 dinyatakan valid, soal nomor 15 dengan r hitung = 0,344 dinyatakan tidak valid, soal nomor 16 dengan r hitung = 0,286
dinyatakan tidak valid, soal nomor 17 dengan r hitung = 0,376 dinyatakan valid, soal nomor 18 dengan r hitung = 0,125 dinyatakan tidak valid, soal
nomor 19 dengan r hitung = 0,576 dinyatakan valid, dan soal nomor 20 dengan r hitung = 0,390 dinyatakan valid. Hasil uji validitas soal isian
singkat membuktikan bahwa tujuh dari 10 soal diputuskan valid dan tiga soal diputuskan tidak valid maka soal yang tidak valid tidak akan
digunakan dalam penelitian.
2. Reliabilitas Instrumen