34
dan menggunakan camcorder untuk mendokumentasikan aktivitas yang dilakukan siswa dan guru selama pembelajaran.
2. Teknik kuesioner
Kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis
oleh responden Margono, 2010: 167. Peneliti menggunakan kuesioner bertruktur tertutup karena peneliti meyiapkan pernyataan yang disertai
alternatif pilihan jawaban sehingga responden hanya perlu memilih kemungkinan jawaban yang sudah disediakan. Kuesioner diberikan sebelum
penelitian dan sesudah tindakan setiap siklusnya. Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data mengenai kerjasama siswa.
3. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip dan buku-buku tentang teori, pendapat, dalil dan lain-lain
yang berhubungan dengan masalah penelitian Margono, 2010: 181. Peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data mengenai prestasi
belajar siswa. Data yang diperoleh dari teknik dokumentasi merupakan data dari hasil nilai ulangan harian. Alat pengukuran yang digunakan berupa tes.
Tes tersebut berjenis tes tertulis dan berbentuk tes uraian objektif dan tes objektif.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, sedangkan instrumen non
tes digunakan untuk mengukur kerjasama dalam belajar siswa.
35
1. Instrumen tes
Tes adalah suatu alat ukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang distandardisasikan, dan yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok Masidjo, 2010: 38. Ditinjau dari tujuannya, tes yang digunakan
oleh peneliti berupa tes formatif. Tes formatif diberikan pada akhir pelajaran berupa ulangan harian. Hal ini diperkuat dengan tulisan Masidjo 2010: 55
yang menjelaskan bahwa tes formatif diberikan pada akhir setiap program kegiatan instruksional. Jenis tes yang digunakan adalah objektif berupa isian
singkat dan uraian berupa soal cerita. Ulangan harian digunakan untuk mengukur ranah kognitif peserta didik
setelah seluruh materi selesai diajarkan. Soal ulangan harian instrumen satu ini berjumlah 15 soal, yang terdiri dari 5 soal berbentuk uraian soal cerita dan
10 soal berbentuk isian singkat. Peneliti memutuskan untuk menggunakan lima belas soal pada penelitian karena disesuaikan dengan alokasi waktu pada
pertemuan. Soal yang dipilih merupakan soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Perhitungan validitas dan reliabilitas soal diuraikan oleh peneliti pada
bagian validitas dan reliabilitas instrumen. Lima belas soal UH tersusun dari 50 soal dengan kriteria sedang, 30 soal dengan kriteria mudah, dan 20
soal dengan kriteria sukar. Nilai KKM yang ditentukan sekolah adalah 60. Perangkat pembelajaran yang disiapkan oleh peneliti meliputi silabus, RPP,
bahan ajar, LKS, soal ulangan harian serta kunci jawaban dan kriteria penskoran. Silabus terdapat pada lampiran 3 halaman 124, RPP dapat dilihat
pada lampiran 4 halaman 130, bahan ajar terdapat pada lampiran 5 halaman
36
141, dan LKS pada lampiran 6 halaman 145. Soal ulangan harian terdapat pada lampiran 7 halaman 152 serta kunci jawaban dan kriteria penskoran dapat
dilihat pada lampiran 8 halaman 153. Kisi-kisi soal ulangan harian siklus I dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal Ulangan Harian Siklu Satu Standar Kompetensi: 5.Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar: 5.3Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan. Materi Pokok: Pecahan
Indikator Bentuk
soal No
soal Tingkat
Kesulitan Md
Sd Sk
1. Melakukan perkalian persen dengan
bilangan asli. Uraian
1, 2 √
√ 2.
Melakukan perkalian pecahan desimal dengan pecahan desimal
Uraian, isian singkat
3, 8 √
√ 3.
Melakukan perkalian pecahan biasa dengan bilangan asli.
Uraian 4
√ 4.
Melakukan perkalian pecahan biasa dengan pecahan campuran
Isian singkat 1, 6
√ 5.
Melakukan perkalian persen dengan pecahan desimal.
Isian singkat 2
√ 6.
Melakukan perkalian pecahan campuran dengan pecahan desimal.
Isian singkat 3
√ 7.
Melakukan perkalian pecahan campuran dengan pecahan campuran.
Isian singkat 4
√ 8.
Melakukan perkalian pecahan biasa dengan pecahan desimal.
Isian singkat 5
√ 9.
Melakukan perkalian pecahan biasa dengan persen.
Isian singkat 7
√ 10.
Melakukan perkalian pecahan campuran dengan persen.
Isian singkat 9
√ 11.
Melakukan perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa.
Isian singkat 10
√ 12.
Melakukan perkalian pecahan campuran dengan bilangan asli.
Uraian 5
√
Berdasarkan tabel 3.2, diketahui bahwa soal dengan kriteria mudah terdapat pada nomor soal 5 pada soal uraian dan nomor 1, 5, 6, dan 10 pada
soal isian singkat. Sedangkan soal dengan kriteria sedang terdapat pada nomor soal 1 dan 4 pada soal uraian serta pada soal nomor 2, 3, 4, 7, dan nomor 8
37
pada soal isian singkat. Soal dengan kriteria sukar terdapat pada nomor soal 2 dan 3 pada soal uraian serta nomor 9 pada soal isian singkat.
2. Instrumen non tes
Non tes merupakan suatu alat ukur yang berupa rangkaian pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang kurang
distandardisasikan dan dimaksudkan untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkret dari individu atau kelompok
Masidjo, 2010: 58. Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner dan lembar pengamatan.
a. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mengukur kerjasama dalam belajar. Kuesioner terdiri dari 30 item pernyataan yang terbagi menjadi 15
pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif. Setiap pernyataan disusun berdasarkan
indikator kerjasama
dalam belajar
siswa. Peneliti
menggunakan skala Likert yang dimodifikasi pada pembuatan kuesioner. Djaali dan Pudji 2007, Sudjana 2010: 81, dan Riduwan 2002: 13
menegaskan bahwa skala Likert merupakan skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Peneliti merancang kuesioner dengan bentuk item tertutup dengan empat pilihan jawaban.
Peneliti menggunakan empat pilihan jawaban dan mengilangkan alternatif jawaban netral supaya tidak ada jawaban yang berada pada wilayah abu-
abu. Mardapi 2008: 122, bahwa untuk memperjelas jawaban responden, skala likert hanya menggunakan empat pilihan.
38
Pengisisan kuesioner dengan cara memberi tanda centang √ pada kolom pilihan jawaban sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, atau
sangat tidak setuju STS pada setiap pernyataan. Pernyataan positif skor 4, 3, 2, 1. Skor 4 untuk jawaban sangat setuju, 3 untuk jawaban setuju, 2
untuk jawaban tidak setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Sedangkan untuk item negatif skor dikonversikan sehingga skor 4 untuk
jawaban sangat tidak setuju, skor 3 untuk jawaban tidak setuju, 2 untuk jawaban setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Kisi-kisi
kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Kisi-kisi Kuesioner Kerjasama
No. Indikator
Pernyataan positif Pernyataan negatif
1. Mengungkapkan harapan
positif 1, 3, 5, 7, 9, 11,14
2, 4, 6, 8, 10, 12, 13 2.
Berkomunikasi positif 15, 17, 19, 21, 23, 25, 27,
29 16, 18, 20, 22, 24, 26,
28, 30
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa pernyataan positif pada
indikator mengungkapkan harapan positif terdapat pada nomor 1, 3, 5, 7, 9, 11, dan 14. Sedangkan pernyataan negatif pada indikator
mengungkapkan harapan positif terdapat pada nomor 2, 4, 6, 8, 10, 12, dan 13. Pernyataan positif pada indikator berkomunikasi positif terdapat
pada nomor 15, 17, 19, 21, 23, 25, 27, dan 29. Sedangkan pernyataan negatif pada indikator berkomunikasi positif terdapat pada nomor 16, 18,
20, 22, 24, 26, 28, dan 30. b.
Lembar pengamatan Peneliti juga melakukan observasi untuk pengumpulan data tentang
kerjasama. Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
39
Sesuai metode pengamatan yang digunakan, peneliti membawa kertas kosong untuk mencatat kejadian penting baik yang dilakukan guru
maupun siswa selama pembelajaran. Pengamat juga menggunakan lembar checklist untuk mengetahui muncul tidaknya indikator kerjasama selama
pembelajaran. Dalam tabel checklist, peneliti lebih dulu menuliskan indikator yang akan diamati dan saat indikator itu muncul maka pengamat
hanya perlu memberikan tanda cek pada lembar checklist. Lembar checklist berisi lima komponen dari indikator berkomunikasi positif yang
dapat diamati yaitu: berpendapat, bertanya, menjawab pertanyaan, menanggapi pendapat, dan mempertahankan pendapat. Lembar checklist
untuk lebih jelasnya pada tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4. Lembar Checklist Kerjasama
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa pada saat dilakukan pengamatan oleh observer, indikator perilaku yang diamati meliputi berpendapat, menanggapai,
bertanya, menjawab pertanyaan, dan mempertahankan pendapat. Indikator tersebut diturunkan dari indikator utama yaitu berkomunikasi positif. Peneliti
hanya mengamati pada indikator berkomunikasi positif sedangkan indikator mengungkapkan harapan positif tidak diamati karena memang indikator
berkomunikasi positif yang dapat diamati.
No. No.
Respon Indikator Perilaku
Berpendapat Menanggapi
pendapat Bertanya
Menjawab pertanyaan
Mempertahankan pendapat
1. 1
2. 2
3. 3
4. dst
TOTAL
40
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen