Setting Penelitian Rencana Tindakan

28

B. Setting Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Kanisius Totogan, yang beralamat di Totogan Madurejo Prambanan Sleman Yogyakarta. Sekolah Dasar ini merupakan SD swasta di bawah naungan Yayasan Kanisius yang berada di wilayah Kecamatan Parambanan Sleman. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Totogan tahun ajaran 20122013. Subjek penelitian berjumlah 22 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan sembilan siswa perempuan. Sedangkan objek yang diteliti adalah peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan PMRI. Waktu penelitian dilakukan selama delapan bulan, yang dimulai dari bulan Januari 2013 hingga Agustus 2013. Pelaksanaan tindakan dilakukan pada bulan Februari dan Maret 2013 yaitu tepat pada waktu KD 5.3 mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan, diajarkan pada siswa kelas V. Jadwal penelitian tercantum dalam tabel 3.1. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian No. Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agust 1. Pengumpulan data kondisi awal dan observasi √ 2. Penyusunan Proposal dan pembuatan instrumen √ √ 3. Pengumpulan Data √ √ 4. Analisis Data √ √ 5. Penyusunan Skripsi √ √ √ 6. Ujian Skripsi √ 7. Perbaikan Skripsi √ 8. Pembuatan Artikel √ 29

C. Rencana Tindakan

Rencana tindakan penelitian yang dilakukan didasarkan pada keempat tahap pelaksanaan PTK yang meliputi perencanaan, pengamatan, pelaksanaan tindakan, dan refleksi. Rincian kegiatan pada setiap siklusnya diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Peneliti membuat perencanaan berdasarkan masalah yang ditemui di lapangan. Penetapan masalah itu berdasarkan hasil pengamatan, hasil kuesioner, dan hasil dokumentasi yang berasal dari nilai ulangan harian. Berdasarkan kegiatan tersebut, peneliti mengambil permasalahan mengenai pelajaran matematika dalam materi pecahan. Peneliti merencanakan ada dua komponen yang akan ditingkatkan yaitu kerjasama dan prestasi belajar dengan menggunakan pendekatan PMRI. Peneliti menyusun rencana tindakan dengan menyiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, media, kisi-kisi, lembar kerja siswa, dan soal ulangan harian. Perangkat pembelajaran disesuaikan dengan pendekatan PMRI. Instrumen dan perangkat pembelajaran yang akan digunakan diuji validitas dan reliabilitasnya oleh tim validator, sebelum digunakan. Peneliti merencanakan terdapat tiga kali pertemuan pada satu siklus penelitian. Setiap pertemuan beralokasi waktu 3x40 menit 3JP. Pertemuan pertama diisi dengan penanaman konsep perkalian pecahan menggunakan soal kontekstual dan media pembelajaran serta kegiatan berkelompok. Pertemuan kedua digunakan untuk pemantapan konsep perkalian yang tetap menggunakan soal kontekstual, media pembelajaran, serta kegiatan 30 berkelompok. Sedangkan pertemuan ketiga digunakan untuk pemantapan konsep perkalian dan ulangan harian. 2. Pelaksanaan tindakan Kegiatan pembelajaran disusun sesuai lima karakteristik pendekatan PMRI. Penerapannya dalam materi perkalian pecahan sebagai berikut: a. Konteks Karakteristik konteks akan tampak pada penggunaan cerita kontekstual pada apersepsi, lembar kerja siswa, dan soal evaluasi. Cerita kontekstual soal cerita yang digunakan merupakan soal cerita yang dapat dibayangkan oleh siswa dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, misalnya kegiatan jual beli. b. Pemanfaatan hasil konstruksi pengetahuan siswa Karakteristik pemanfaatan hasil konstruksi pengetahuan siswa akan tampak ketika siswa menyelesaikan soal pada lembar kerja maupun soal evaluasi. Hasil perhitungan siswa saat mengerjakan soal tersebut dikatakan sebagai hasil konstruksi karena siswa menggunakan cara yang mereka ketahui. c. Penggunaan model untuk matematika progresif Karakteristik ini akan terwujud pada penggunaan media dan gambar- gambar pada soal cerita dan apersepsi selama pembelajaran. Media yang digunakan contohnya berupa botol air mineral, gambar kendaraan, gambar kegiatan jual-beli, gambar bunga, gambar pensil, dan gambar baju. d. Interaktivitas Interaktivitas akan diwujudkan dalam aktivitas selama pembelajaran baik aktivitas siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa dalam kerja 31 kelompok. Kerja kelompok dilakukan saat mengerjakan lembar kerja siswa dan melakukan permainan domino pecahan. e. Keterkaitan Keterkaitan akan diterapkan pada soal kontekstual, contohnya keterkaitan antara konsep bilangan dengan konsep geometri dan pengukuran tampak pada soal seperti berikut: “Bu Rina membeli 6 botol air mineral. Setiap botol berukuran 250 mililiter, tetapi Bu Rina merasa kesusahan saat membawanya, maka Bu Rina bermaksud untuk menuang seluruh air ke dalam botol yang lebih besar ukurannya. Berapa botol yang dibutuhkan Bu Rina jika ukuran botol adalah liter?” 3. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan perencanaan, situasi proses tindakan, dan dampak pelaksanaan tindakan terhadap kemampuan bekerjasama serta prestasi belajar yang dimiliki siswa. Peneliti akan mengamati dan mencatat setiap hal yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan peneliti menggunakan metode anecdotal record sehingga hasilnya berupa catatan anekdot. Catatan anekdot ini mengenai kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selam proses pembelajaran dan kesesuainnya dengan perencanaan. Peneliti meminta bantuan kepada guru dan teman untuk mengamati dan mencatat setiap kejadian yang dilakukan siswa selama kegiatan berkelompok. Observer menggunakan lembar checklist ketika melakukan pengamatan. Peneliti melakukan pendokumentasian kegiatan pembelajaran dengan camcorder. 32 4. Refleksi Refleksi dilakukan untuk merenungkan kembali proses pembelajaran yang telah terjadi, untuk menganalisis, memaknai, dan menyimpulkan hasil pengamatan terhadap kerjasama dan prestasi belajar. Refleksi dilakukan pada setiap akhir pertemuan dan akhir siklus. Refleksi di akhir pertemuan digunakan untuk mengetahui kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya sehingga dapat dilakukan perbaikan dalam pertemuan berikutnya. Sedangkan refleksi di akhir siklus digunakan untuk mengetahui hasil yang diperoleh selama melakukan tindakan sudah mencapai indikator keberhasilan tindakan atau belum. Jika ternyata kerjasama dalam belajar dan prestasi belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas untuk melakukan perencanaan siklus selanjutnya dengan berbagai perbaikan misalnya langkah kegiatan danatau instrumen pembelajaran berdasarkan hasil refleksi. Akan tetapi, apabila kerjasama dan prestasi belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan maka siklus dapat dihentikan. Hasil refleksi di akhir siklus I digunakan untuk perbaikan pada siklus II. Sedangkan hasil refleksi pada akhir siklus II digunakan sebagai pertimbangan siklus selanjutnya. Jika hasil siklus II telah mencapai target keberhasilan maka penelitian akan dihentikan. Namun, jika hasil siklus II belum mencapai target keberhasilan maka penelitian akan dilanjutkan siklus III. 33

D. Teknik Pengumpulan Data