Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

23 SDN Sumberagung I Ngantang Malang. Kondisi awal persentase kerjasama siswa sebesar 39,28. Selain itu, kondisi awal hasil belajar siswa yang berasal dari rata-rata skor pos-tes adalah sebesar 46,32 dan ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 42,6. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada peningkatan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas V SDN Sumberagung I yang ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata persentase kerjasama siswa meningkat menjadi 72,25 pada siklus II. Selain itu, peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dari rata-rata skor pos-tes menjadi 81,1 pada siklus II, dan ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus II sebesar 88,8 . Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model STAD dapat meningkatkan kerjasama dan hasil belajar perkalian dan pembagian pecahan. Penelitian yang akan dilakukan peneliti berjudul Meningkatkan Kerjasama dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Kanisius Totogan Menggunakan Pendekatan PMRI. Ketiga penelitian yang telah diuraikan tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dalam hal penggunanaan pendekatan PMRI, kerjasama dan prestasi belajar matematika. Oleh karena itu, ketiganya digunakan sebagai penelitian yang relevan sehingga memperkuat bukti bahwa pendekatan PMRI dapat digunakan dalam upaya meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar matematika.

C. Kerangka Berpikir

Tujuan pendidikan matematika ialah mengembangkan pengetahuan dasar matematika siswa sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi nyata dan dilakukan dengan menyenangkan. Jika masalah 24 yang digunakan dalam pembelajaran matematika dapat dibanyangkan siswa maka siswa akan dapat aktif dan kreatif dalam menemukan alternatif pemecahan masalah. Akan tetapi, pada kenyataannya hal tersebut belum tampak pada kegiatan pembelajaran. Dari hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa guru relatif memberi tugas saat pembelajaran dan tugas yang diberikan berupa soal abstrak. Selain itu, siswa cenderung mengerjakan tugas secara individu sehingga kemampuan kerjasama siswa menjadi kurang baik. Hal itu diperkuat dengan hasil kuesioner yang membuktikan bahwa 45 dari 22 siswa memiliki tingkat kerjasama yang baik dan 55 dari 22 siswa memiliki tingkat kerjasama kurang baik. Selain itu, dari hasil dokumentasi selama satu tahun terakhir, terbukti bahwa 55 dari 22 siswa mendapat nilai ulangan harian belum mencapai KKM dan 45 dari 22 siswa mencapai KKM. Nilai KKM yang ditentukan sekolah adalah 60. Oleh karena itu, siswa kelas V SD Kanisius Totogan prestasi belajarnya rendah. Uraian kondisi tersebut, mendukung bahwa siswa kelas V SD Kanisius Totogan perlu mendapat perlakuan yang dapat meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar. Peneliti memilih pendekatan PMRI untuk meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar matematika. Melalui penerapan pendekatan PMRI, siswa dibantu untuk meningkatkan pemahamannya pada konsep matematika sehingga siswa tidak hanya menghafalkan rumus tetapi juga dapat menemukan alternatif pemecahan masalah. Selain itu, siswa diharapkan mampu mengkaitkan antara konsep matematika dengan konsep matematika yang lain, misalnya konsep bilangan dengan konsep pengukuran dan geometri yang terdapat dalam soal kontekstual. 25 Penerapan pendekatan PMRI, bukan hanya bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan penalaran matematika, tetapi juga akan dapat mengembangkan kreativitas serta kemampuan komunikasi siswa. Siswa diharapkan dapat bertukar masalah maupun informasi dengan teman-temannya dalam kerja kelompok. Siswa akan aktif bertanya mengenai hal yang belum dipahami kepada guru dan teman sehingga memunculkan pengetahuan baru yang sebelumnya belum terpikirkan oleh guru maupun siswa. Melalui kegiatan-kegiatan itu, siswa diharapkan akan mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna sehingga kerjasama dan prestasi belajar matematikanya akan meningkat.

D. Hipotesis Tindakan