Anatomi dan Fisiologi Mata Hifema

94

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata

Mata adalah bola berisi cairan yang terbungkus oleh tiga lapisan jaringan khusus. Lapisan paling luar terdapat sklerakornea, lalu jaringan yang terdiri dari koroidbadan siliarisiris dan yang paling dalam adalah retina Sherwood L, 2001. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera Ilyas S, 2008. Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan suprakoroid. Pada iris didapatkan pupil yang terdiri dari 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot dilator dipersarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi. Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata, yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera.Ilyas S, 2008. Lapisan ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam yang merupakan membran neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Badan kaca mengisi rongga di dalam bola Universitas Sumatera Utara 95 mata dan bersifat gelatin yang hanya menempel papil saraf optic, macula dan pars plana. Lensa terletak di belakang pupil yang mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah macula lutea Ilyas S, 2008. Gambar 2.1 Anatomi Mata 2.2 Trauma Mata 2.2.1 Trauma tembus Trauma tembus adalah suatu trauma dimana sebagian atau seluruh lapisan kornea dan sklera mengalami kerusakan. Trauma ini dapat terjadi apabila benda asing melukai sebagian lapisan kornea atau sklera dan benda tersebut tertinggal di dalam lapisan tersebut. Benda asing dengan kecepatan tinggi akan menembus seluruh lapisan sklera atau kornea serta jaringan lain dalam bola mata kemudian bersarang di dalam bola mata ataupun dapat sampai menimbulkan perforasi ganda sehingga akhirnya benda asing tersebut bersarang di dalam rongga orbita atau Universitas Sumatera Utara 96 bahkan dapat mengenai tulang orbita. Dalam hal ini akan ditemukan suatu luka terbuka dan biasanya terjadi prolaps iris, lensa ataupun benda kaca Ilyas S., et al, 2002.

2.2.1.1. Manifestasi Klinis

Penurunan penglihatan, tekanan bola mata rendah, bilik mata dangkal, bentuk dan letak pupil yang berubah, rupture pada kornea atau sclera, prolaps jaringan, dan konjungtiva kemosis. Mansjoer, A., et al, 2001

2.2.1.2. Pemeriksaan Penunjang

Luka tembus dibutuhkan pemeriksaan radiologisCT scanning ntuk memastikan adanya benda asing di dalam mata.

2.2.1.3 Penatalaksanaan

- Jika luka sayat sangat kecil dan Camera Oculi Anterior COA baik, tidak perlu tindakan operatif. - Diberikan antibiotika oral Amoksisilin, Cephalosporin, Quinolon, topical chloramphenicolgentamisin tetes matA3-6 x gtt I - ATS pr ofilaksis : 1500 unithri 1 kali - Luka lebar dan COA kolaps perlu dilakukan tindakan operatif. - Luka sayat kornea dengan prolapsus iris lakukan tindakan operatif dengan reposisi iris kalau mungkin Aidictomi jika tidak mungkin refosisi SPM RSUP.H.Adam Malik.

2.2.2 Benda Asing dalam Mata

Mata merupakan salah satu organ manusia yang terekspos dengan dunia luar yang mau tidak mau akan rentan untuk mendapatkan trauma terutama benda Universitas Sumatera Utara 97 asing yang masuk ke dalam mata dan tentu saja akan mengakibatkan penyulit hingga dapat mengganggu fungsi penglihatan Sasono. W., et al, 2008. Benda asing yang masuk ke dalam mata dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu benda logam dan bukan logam, benda inert dan benda reaktif. Benda logam contohnya emas, perak, platina, timah hitam, seng, nikel, alumunium, tembaga, besi. Benda bukan logam contohnya batu, kaca, bahan tumbuh-tumbuhan, bahan pakaian, bulu mata dan lain-lain. Benda inert merupakan benda yang terdiri dari bahan-bahan yang tidak menimbulkan reaksi jaringan mata ataupun kalau ada reaksinya sangat ringan dan tidak mengganggu fungsi mata, contoh emas, perak, platina, batu, kaca, macam-macam plastik tertentu. Kadang-kadang benda inert memberikan reaksi mekanik yang mungkin dapat mengganggu fungsi mata. Sebagai contoh: pecahan kaca di dalam sudut bilik mata depan akan menimbulkan kerusakan pada endotel kornea sehingga mengakibatkan edema kornea yang akan mengganggu fungsi penglihatan. Benda reaktif yaitu benda yang menimbulkan reaksi jaringan mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contohnya timah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga, kuningan, besi, tumbuh-tumbuhan, bahan pakaian dan binatang Ilyas S., et al, 2002. Sekitar 5 dari semua benda asing dalam bola mata akibat trauma tembus mata pada lensa. Dari kesemuanya, benda asing berupa tembaga menepati urutan terbanyak yaitu sekitar 80-85. Adanya tembaga sebagai benda asing juga menyebabkan komplikasi yang tidak ringan karena tembaga termasuk jenis benda asing dalam bola mata yang bias menyebabkan reaksi inflamasi berat Sasono. W., et al, 2008 a. Cara pemeriksaan dan penentuan lokalisasi. Universitas Sumatera Utara 98 Untuk dapat menentukan ada tidaknya suatu benda asing serta lokalisasi di dalam mata diperlukan: - Riwayat terjadinya trauma - Pemeriksaan keadaaan mata akibat trauma - Pemeriksaan oftalmoskop - Pemeriksaan radiologi Ilyas S., et al, 2002 . b. Manifestasi klinis - Gangguan penglihatan - Penyempitan lapangan pandang - Endapat karat pada cornea berwarna kuning kecoklatan - Pupil lebar. Reaksi lambat - Iris lebih terang - Bintik-bintik bulat kecoklatan pada lensa. c. Terapi: - Tindakan operatif dengan mengeluarkan benda asing tersebut SPM RSUP. H. Adam Malik.

2.3 Hifema

Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. Pasien akan mengeluh sakit dan penglihatan pasien akan sangat menurun. Parasentesis atau mengeluarkan darah dari bilik mata depan dilakukan pada pasien dengan hifema bila terlihat tanda-tanda imbibisi kornea, glauko ma sekunder, hifema penuh dan berwarna hitam atau bila setelah 5 hari tidak terlihat tanda-tanda hifema akan berkurang. Kadang-kadang sesudah hifema hilang atau 7 hari setelah trauma dapat terjadi Universitas Sumatera Utara 99 perdarahan atau hifema baru yang disebut hifema sekunder yang pengaruhnya akan lebih hebat karena perdarahan lebih sukar hilang Ilyas S, 2008.

2.4 Eviscerasi