100
2.4.1 Cangkok Lemak Kulit
Cangkok lemak kulit Dermis-Fat Graft adalah cangkok yang terdiri dari seluruh lapisan kulit dan lemak subkutis di bawahnya setelah lapisan epidermis
dibuang. Secara anatomi kulit dibagi atas 3 lapisan yaitu epidermis, dermis dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapisan yang berhubungan satu sama
lain. Dari luar ke dalam adalah stratum korneum, stratum lucidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale. Dermis terdiri atas jaringan
fibrosa padat putih yang pada beberapa bagian diselingi oleh jaringan elastis kuning tercampur dengan zat seperti semen dan elemen seluler lainnya Hendriati,
2008. Di dalam dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, kelenjar,
folikel rambut dan ujung-ujung saraf tepi. Ada 2 kelenjar di dalam dermis yaitu: kelenjar keringat dan kelenjar palit. Di bawah dermis terdapat sub kutis yang
terdiri atas jaringan ikat longgar dan liposit-liposit yang menyimpan lemak. Jaringan ini mengandung pembuluh darah, saraf utama dan banyak ujung saraf
tepi. lndikasi penggunaan cangkok lemak kulit ini antara lain adalah sebagai implant orbita yang baik Hendriati, 2008.
2.5 Tinjauan Obat a. Amoksisilin
Amoksisilin adalah antibiotika turunan dari penisilin semisintetik yang stabil dalam suasana asam, bersifat bakterisida. Amoksisilin diabsorbsi dengan
cepat dan baik di saluran pencernaan, tidak tergantung adanya makanan dalam lambung; dan setelah 1 jam konsentrasinya dalam darah sangat tinggi sehingga
efektivitasnya tinggi. Amoksisilin diekskresikan atau dibuang terutama melalui
Universitas Sumatera Utara
101 ginjal Junaidi, S., 2009. Secara struktural amoksisilin ditunjukkan pada Gambar
2.2 di bawah ini.
Gambar 2.2.
Struktur Amoksisilin
Indikasi
Amoksisilin sangat efektif terhadap organisme gram positif dan gram negatif. Amoksisilin diindikasikan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang sensitif terhadap amoksisilin antara lain: - Infeksi saluran pernafasan seperti; tonsilitis, sinusitis, laringitis,
faringitis, otitis media, bronkitis, pneumonia. - Infeksi saluran kemih-kelamin; pyelonefritis, sistitis, uretritis,
gonorrhoe. - Infeksi pada kulit dan jaringan lunak: luka-luka, selulitis infeksi
jaringan, furnkulosis bisul, pyoderma. - Demam tifoid, gangguan lambung, pencegahan bakteri endokarditis
Mc Evoy, 2010.
Dosis
Dosis amoksisilin untuk infeksi ringan hingga berat adalah 500 mg tiap 12 jam dan untuk infeksi berat adalah 875 mg tiap 12 jam atau 500 mg tiap 8 jam
Tatro, D.S., 2003.
Universitas Sumatera Utara
102
Efek Samping
- Shock anafilaksis. - Sistem saraf pusat yang menyebabkan agitasi, demam,
- Reaksi kepekaan seperti kulit merah, gatal, mata bengkak, Stevens- Johnson syndrome.
- Gangguan saluran pencernaan; mual, diare, muntah. - Gangguan hematologi; anemia, eosinophilia, leukopenia, neutropenia,
trombositopenia AphA, 2012, memperpanjang waktu perdarahan dan protrombin, meningkatkan atau menurunkan jumlah limfosit serta
meningkatkan monosit Tatro, D.S., 2003.
b. Asam Mefenamat
Mempunyai khasiat sebagai analgetik, antipiretik, antiinflamasi. Sebagai anagetik, obat ini mempunyai kerja yang baik pada pusat sakit dan saraf perifer.
Asam mefenamat cepat diserap dan konsentrasi puncak dalam darah dicapai dalam dua jam setelah pemberian, dan diekskresikan melalui urine Junaidi, I.
2009. Secara struktural asam mefenamat ditunjukkan pada Gambar 2.3 di bawah ini.
Gambar 2.3. Struktur Asam Mefenamat
Indikasi
Asam mefenamat diindikasikan untuk mengatasi rasa sakit kepala, sakit gigi, sakit setelah operasi, dysmenorrhea, luka pada jaringan lunak.
Universitas Sumatera Utara
103
Dosis
Berdasarkan AHFS, dosis penggunaan asam mefenamat untuk anak usia ≥14 tahun menggunakan dosis lazim untuk dewasa. Penggunaan asam mefenamat
untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang dosis awal adalah 500 mg, lalu dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam dengan durasi penggunaan tidak lebih dari 1
minggu.
Efek Samping
Asam mefenamat dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, juga dapat menimbulkan pusing, sakit kepala, gugup.
Dapat pula menimbulkan reaksi hipersensitif seperti asma, kelainan kulit dan perdarahan lambung agranulositosis, hemolitik anemia.
c. Asam traneksamat