Pelayanan Informasi Obat Konseling Visite

70 Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan seperti: a. Depo rawat inap terpadu A Rindu A. Depo Rindu B, Depo IATI, Depo Instalasi Gawat Darurat IGD, Apotek I dan Apotek II, Depo Instalasi Bedah Pusat. b. User lainnya seperti poli-poli rawat jalan 4.5 Pelayanan Kefarmasian 4.5.1 Pengkajian dan Pelayanan Resep Pengkajian dan pelayanan resep untuk pasien rawat inap dilakukan oleh depo farmasi. Sedangkan untuk pasien rawat jalan dilayani oleh apotik I dan II. Apoteker melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi nama, umur, jenis kelamin, berat badan pasien, nama dokter, paraf dokter, tanggal resep dan ruanganunit asal resep, persyaratan farmasetik bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah obat, stabilitas dan ketersediaan dan persyaratan klinis ketepatan indikasi, dosis dan waktu pemberian, duplikasi pengobatan, alergi, interaksi dan ESO, kontra indikasi dan efek aditif baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.

4.5.2 Pelayanan Informasi Obat

Pelayanan informasi obat pada pasien rawat jalan dilakukan oleh apotek I dan apotek II. Salah satu kegiatan PIO yang telah dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik yaitu melalui penyuluhan. Penyuluhan dilaksanakan oleh farmasi klinis yang bekerja sama dengan Instalasi PKRS. Penyuluhan dilakukan beberapa kali untuk pasien rawat jalan dan rawat inap. Kemudian setiap bulan laporan PIO direkap oleh koordinator PIO yang ada di pokja farmasi klinis. Universitas Sumatera Utara 71 Pelayanan informasi obat mengenai interaksi obat sebaiknya juga dilakukan terhadap praktisi klinis lainnya sebelum dilakukan peresepan untuk mengoptimalkan penggunaan obat secara rasional. Hal ini sangat penting mengingat banyaknya jumlah obat dipasaran yang saling berinteraksi satu sama lainnya.

4.5.3 Konseling

Pelaksanaan konseling belum dilaksanakan secara optimal, dimana konseling hanya dilakukan pada pasien geriatri, pediatri dan pasien dengan penyakit degeneratif. Sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan konseling juga belum tersedia dengan baik, seperti ruangan konseling kurang nyaman, terlalu ribut karena bersebelahan dengan jalan dan tempat lalu lalangnya pegawai dari apotek II, selain itu pencatatan data pasien dan data penggunaan obat belum dilaksanakan secara kontinu sehingga belum diperoleh informasi perkembangan pasien setelah intervensi pengunaan obat. Perlu dilakukan pencatatan data pasien dan data penggunaan obat dengan menggunakan komputer yang dimasukkan ke dalam SIRS agar konseling yang dilakukan lebih optimal.

4.5.4 Visite

Visite dilakukan oleh apoteker dengan melihat terapi pengobatan pasien dari Catatan Perkembangan Terintegrasi dan mengisi Formulir Edukasi Multisiplin RSUP H. Adam Malik pada kolom farmasi. Apoteker mampu menjelaskan kepada pasien nama obat dan kegunaannya, aturan pemakaian dan dosis obat yang diberikan dan efek samping obat. Kegiatan visite telah dilaksanakan pada pasien di RSUP H. Adam Malik Medan. Kunjungan ini berupa kunjungan mandiri. Kegiatan visite belum Universitas Sumatera Utara 72 dilakukan secara menyeluruh pada setiap pasien. Hal ini dikarenakan jumlah apoteker di pokja Farmasi Klinis masih kurang sehingga diperlukan penambahan tenaga apoteker. Menurut Permenkes perbandingan jumlah pasien rawat inap dengan apoteker belum sebanding yakni 1:30, sehingga perlu ditambah lagi tenaga apoteker. Optimalisasi penyampaian informasi kurang tercapai akibat obat yang akan diberikan tidak tersedia dihadapan pasien.

4.5.5 Pemantauan Terapi Obat PTO