106
Dosis
Untuk pengobatan konjungtivitis dosis yang digunakan adalah 1 atau 2 tetes setiapi 2-4 jam selama 2 hari, lalu 1-2 tetes setiap 4 jam sekali hingga 5 hari
lagi McEvoy, 2010.
Efek Samping
Ofloxacin dapat menimbulkan gangguan penglihatan seperti rasa terbakar, gatal, pedih, urticaria, dan dermatitis, fotofobia, penglihatan kabur, keluar air mata
Tatro, D.S., 2003
f. Parasetamol
Parasetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretikanalgetik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan
mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Pada penggunaan oral, parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. Kadar maksimum dalam
plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah pemberian. Di dalam hati parasetamol diuraikan menjadi metabolit-metabolit toksis yang
kemudian diekskresikan melalui ginjal Tan, H.T., dan Rahardja, K. 2003. Struktur kimia parasetamol dapat dilihat pada Gambar 2.7 di bawah ini.
Gambar 2.7. Struktur Parasetamol
Indikasi
Parasetamol diindikasikan sebagai antipiretik dan analgetik atau penghilang rasa sakit dengan skala ringan hingga sedang McEvoy, 2010.
Universitas Sumatera Utara
107
Dosis
Dosis untuk anak-anak usia ≥12 tahun adalah 325 -650 mg setiap 4-6 jam
sekali atau 1 gram setiap 6-8 jam sekali jika diperlukan dengan dosis maksimum 4 gram sehari Apha, 2012.
Efek Samping
Hemolytic anemia; neutropenia; leukopenia; pancytopenia; thrombocytopeniaJaundice, hypoglycemia dan alergi kulit Tatro, D.S., 2003.
g. Metil prednisolon
Metil prednisolon merupakan kortikosteroid dengan kerja intermediate yang termasuk kategori adrenokortikoid, antiinflamasi dan imunosupresan.
Sebagai adrenokortikoid, metilprednisolon berdifusi melewati membran dan membentuk komplek dengan reseptor sitoplasmik spesifik. Komplek tersebut
kemudian memasuki inti sel, berikatan dengan DNA, dan menstimulasi rekaman messenger RNA mRNA dan selanjutnya sintesis protein dari berbagai enzim
akan bertanggung jawab pada efek sistemik adrenokortikoid. Bagaimanapun, obat ini dapat menekan perekaman mRNA di beberapa sel contohnya: limfosit.
Glukokortikoid menurunkan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi, karena itu menurunkan gejala inflamasi tanpa dipengaruhi
penyebabnya. Glukokortikoid menghambat akumulasi sel inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada lokasi inflamasi. Metilprednisolon juga menghambat
fagositosis, pelepasan enzim lisosomal, sintesis dan atau pelepasan beberapa mediator kimia inflamasi. Meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui
secara lengkap, kemungkinan efeknya melalui blokade faktor penghambat makrofag MIF, menghambat lokalisasi makrofag: reduksi atau dilatasi
Universitas Sumatera Utara
108 permeabilitas kapiler yang terinflamasi dan mengurangi lekatan leukosit pada
endotelium kapiler, menghambat pembentukan edema dan migrasi leukosit; dan meningkatkan sintesis lipomodulin macrocortin, suatu inhibitor fosfolipase A
2
- mediasi pelepasan asam arakhidonat dari membran fosfolipid, dan hambatan
selanjutnya terhadap sintesis asam arakhidonat-mediator inflamasi derivat prostaglandin, tromboksan dan leukotrien. Kerja immunosupresan juga dapat
mempengaruhi efek antiinflamasi. Struktur kimia metil prednisolon dapat dilihat pada Gambar 2.8 di bawah ini.
Gambar 2.8 Struktur kimia metil prednisolon.
Indikasi
Metilpednisolon diindikasikan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya berbagai alergi dan inflamasi pada mata serta dapat mengurangi mata
merah akibat luka McEvoy, 2010.
Dosis
Dosis pemberian metilprednisolon untuk anak adalah 0.117-1.66 mgkg sehari dan dibagi dalam 3-4 dosis McEvoy, 2010.
Efek Samping
Peptik ulcer, pusing, sakit kepala, meningkatkan tekanan intraokular, dermatitis, mual, muntah, tromboembolism, leukositosi Tatro, D.S.2003.
Universitas Sumatera Utara
109
h. Ranitidin