Pengkajian Resep Dispensing Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan

59

3.3.3.9 Evaluasi

Fungsi evaluasi: 1. Menghilangkan kinerja pelayanan yang substandar 2. Terciptanya pelayanan farmasi yang menjamin efektifitas obat dan keamanan pasien 3. Meningkatkan efisiensi pelayanan 4. Meningkatkan mutu obat yang diproduksi di Rumah sakit sesuai CPOB 5. Meningkatkan kepuasan pelanggan 6. Menurunkan keluhan pelanggan atau unit kerja terkait

3.3.4 Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan

3.3.4.1 Pengkajian Resep

Pengkajian dan pelayanan resep untuk pasien rawat inap dilakukan oleh depo farmasi. Sedangkan untuk pasien rawat jalan dilayani oleh apotik I dan apotik II. Apoteker melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi nama, umur, jenis kelamin, berat badan pasien, nama dokter, paraf dokter, tanggal resep dan ruanganunit asal resep, persyaratan farmasetik bentuk dan kekuatan sediaan, dosis dan jumlah obat, stabilitas dan ketersediaan, aturan dan cara pemakaian dan persyaratan klinis ketepatan indikasi, dosis dan waktu pemberian, duplikasi pengobatan, alergi, interaksi dan ESO, kontra indikasi dan efek aditif baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Kemudian resep di telaah oleh apoteker, untuk resep yang tidak tepat akan dicatat pada lembar telaah lalu diarsipkan di setiap unit.

3.3.4.2 Dispensing

Universitas Sumatera Utara 60 Merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap validasi, interpretasi, menyiapkanmeracik obat, memberikan labeletiket, penyerahan obat dengan pemberian informasi obat yang memadai disertai sistem dokumentasi. Dispensing khusus di RSUP HAM meliputi pencampuran obat kemoterapi dan pencampuran obat suntik KCI. Pencampuran obat suntik KCI di RSUP HAM dilakukan sepenuhnya oleh farmasi klinis di depo farmasi dan jika diluar jam kerja akan dilakukan di depo farmasi IGD, kecuali di ruang ICU, OK, HDU, HCU dan IGD dilakukan oleh perawat. Hal ini dikarenakan oleh kebutuhan KCI di ruang tersebut dibutuhkan segera sehingga akan memakan waktu lebih lama jika harus ditangani oleh farmasi klinis, yang akan berpengaruh pada keselamatan pasien. Selain itu, perawat yang berada di ruang tersebut telah mendapat pelatihan mengenai prosedur pencampuran obat suntik yang baik dan benar. Dan untuk pencampuran obat kemoterapi di RSUP HAM telah dilakukan sepenuhnya oleh farmasi klinis. Ruangan pencampuran kemoterapi merupakan ruang clean room dan sudah terjaga baik, karena telah memiliki ruang pencampuran, ruang antara dan ruang administrasi yang berbeda. Ruang pencampuran dan ruang administrasi telah dilengkapi dengan alat pemeriksa suhu dan kelembapan ruangan. Kulkas penyimpanan obat kemoterapi juga dilengkapi dengan termometer untuk menjaga suhu tempat penyimpanan sesuai dengan persyaratan sehingga kestabilan obat terjamin. Pencampuran kemoterapi juga sudah menyiapkan alat pelindung diri. Pelaporan pencampuran obat kemoterapi juga sudah dilakukan dengan baik setiap bulan. Tetapi terkait sarana dan prasarana di ruang pencampuran kemoterapi, kondisi ruangan belum sepenuhnya Universitas Sumatera Utara 61 memenuhi syarat seperti plafon yang masih berpori, dan dinding yang masih memiliki sudut.

3.3.4.3 Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat