124 e. Parasetamol sudah tepat indikasi, sebab parasetamol merupakan obat yang
bersifat antipiretikanalgesik dan berdasarkan hasil pemeriksaan umum dengan suhu 38
°C.
f. Amoksisilin mempunyai aktivitas terhadap bakteri Gram-positif, juga mencakup mikroorganisme Gram-negatif, serta efektif untuk infeksi
jaringan akibat luka. Berdasarkan standar pelayanan medik RSUP H. Adam Malik Medan untuk trauma tajam, dan berdasarkan kondisi klinis
pasien ditemukan tanda-tanda infeksi maka penggunaan amoksisilin sudah tepat indikasi.
4.1.3. Pengkajian Tepat Obat
a. Pemberian Cendo floxa Ofloxacin untuk mengatasi peradangan yang disebabkan oleh trauma tembus akibat benda tajam tepat obat.
b. Pemberian Glaucon Asetazolamid diindikasikan untuk menurunkan tegangan intra okuler pada segala macam glaukoma. Dalam kasus ini,
penggunaan Glaucon Asetazolamid digunakan untuk indikasi glaukoma sekunder. Berdasarkan hal tersebut maka penggunaan Glaucon
Asetazolamid sudah tepat obat. c. Asam traneksamat sudah tepat obat karena untuk menghentikan
perdarahan dan mampu mengurangi peradangan dengan cara menghambat aktivator plasminogen menjadi plasmin.
d. Pemberian asam mefenamat sebagai penghilangan rasa sakit. Asam mefenemat bekerja dengan cara menghambat aksi cyclo-oksigenase yang
Universitas Sumatera Utara
125 berperan dalam biosintesa prostaglandin, dimana prostaglandin berperan
dalam menghasilkan rasa sakit dan inflamasi. Berdasarkan keluhan pasien yang mengalami nyeri pada daerah mata dengan skala 3 maka asam
mefenamat sudah tepat obat. e. Pemberian parasetamol sudah tepat obat, sebab parasetamol merupakan
obat yang bersifat antipiretik berdasarkan hasil pemeriksaan umum pasien mengalami demam dengan suhu 38
°C. Maka pemberian parasetamol untuk menurunkan demam pasien sudah tepat obat.
f. Pemberian amoksisilin sudah sesuai dengan standar pelayanan medik RSUP H. Adam Malik Medan untuk trauma tajam. Penggunaan
amoksisilin sudah tepat obat, hal ini dikarenakan amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi akibat luka.
4.1.4 Pengkajian Tepat Dosis
Sesuai dengan tanggung jawab farmasis, untuk menjamin tercapainya penggunaan obat secara rasional, maka seorang farmasis perlu melakukan
pengkajian ketepatan dosis. Kajian ketepatan dosis dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
126
Tabel 4.3. Kajian ketepatan dosis obat tanggal 1-3 Mei 2014
Jenis Obat Regimen Dosis
Rute Lama
Pemberian Saat Pemberian
Interval pemberian
Pengkajian
Cendo floxa Ofloxacin
1-2 tetes setiap 2-4 jam selama 2 hari, lalu 1-2
tetes setiap 4 jam sekali.McEvoy, 2010
tetes mata
7 hari cuci tangan lebih dahulu, atur kepala sedikit
menengadah, kemudian dengan kapas atau kasa tekan kelopak mata bagian bawah.
Teteskan obat dengan menjaga agar ujung penetes tidak bersinggungan dengan bagian
mata. Biarkan mata tertutup, sambil menekan ujung mata dengan lembut selama 1-2 menit
dengan kapas. cuci tangan, tutup botol dan simpan dengan baik RSUP H.Adam Malik,
2014 setiap 2-4 jam
sekali McEvoy,
2010 tidak tepat
dosis
Glaucon Asetazolamid
anak usia ≥12 tahun
adalah 500 mg setiap 12 jam sekali
McEvoy, 2010 oral
- -
diberikan tiap 12 jam sekali
tidak tepat dosis
Amoksisilin Untuk infeksi berat
adalah 875 mg tiap 12 jam atau 500 mg tiap 8
jam Tatro, D.S., 2003.
oral -
- 8-12 jam
sekali Tatro, D.S., 2003.
tepat dosis
Universitas Sumatera Utara
127
Asam traneksamat
15-25 mgkghari oral
- telan utuh, jangan dihancurkan. AphA,
2012 setiap 8-12
jam sekali tidak tepat
dosis Asam
mefenamat 500 mg, lalu
dilanjutkan 250 mg McEvoy, 2010
oral -
diberikan sesudah makan setiap 6 jam
sekali tepat dosis
Parasetamol 325-650 mg jika
diperlukan dengan dosis maksimum 4
gram sehari Apha, 2012.
oral sebagai
antipiretik 3 hari
analgetik 3 hari Tatro,
D.S., 2003 diberikan 30 menit sebelum makan atau 2
jam setelah makan Tatro, D.D., 2003 setiap 4-6 jam
sekali AphA, 2012
tepat dosis
Tabel 4.3. Lanjutan
Universitas Sumatera Utara
128 Cendo floxa Ofloxacin berbentuk tetes mata dengan kekuatan
0,6mlminidose. Dosis lazim penggunaan Cendo floxa Ofloxacin adalah 1-2 tetes setiap 2-4 jam selama 2 hari, lalu 1-2 tetes setiap 4 jam sekali hingga 5
hari lagi McEvoy, 2010. Dosis pemberian Cendo floxa Ofloxacin untuk pasien adalah 1 tetesjam., maka dosis pada pasien tidak tepat.
Glaucon Asetazolamid berbentuk tablet dengan kekuatan 250 mgtablet. Dosis lazim penggunaan Glaucon Asetazolamid untuk anak usia
≥12 tahun adalah 500 mg setiap 12 jam sekali McEvoy, 2010. Dosis pemberian Glaucon Asetazolamid untuk pasien adalah 2 x ½ tablet. Hal ini
dikarenakan dosis yang diresepkan oleh dokter adalah tablet 125 mg, namun sediaan Glaucon Asetazolamid yang berada di depo RA adalah tablet 250 mg.
Berdasarkan dosis pemberian di atas, maka dosis pada pasien tidak tepat. Amoksisilin berbentuk tablet dengan kekuatan 500 mg tablet. Dosis
lazim penggunaan amoksisilin untuk infeksi berat adalah 500 mg setiap 8 jam sekali Tatro, D.S., 2003. Dosis pemberian amoksisilin pada pasien adalah 500
mg setiap 8 jam sekali. Berdasarkan dosis tersebut, maka dosis pada pasien sudah tepat dosis.
Asam traneksamat berbentuk tablet dengan kekuatan 500 mg tablet. Dosis lazim penggunaan asam traneksamat adalah 15-25 mgkghari setiap 8-
12 jam sekali untuk fibrinolitik lokal. Berdasarkan data pasien diketahui berat badan pasien adalah 50 kg sehingga dosis yang diperlukan adalah 750-1250
mghari. Dosis pemberian pada pasien adalah 500 mg setiap 8 jam sekali. Maka dosis pada pasien tidak tepat.
Universitas Sumatera Utara
129 Asam mefenamat berbentuk tablet dengan kekuatan 500 mg tablet.
Dosis lazim penggunaan asam mefenamat adalah 500 mg, lalu dilanjutkan 250 mg setiap 6 jam sekali McEvoy, 2010. Dosis pemberian pada pasien adalah
500 mg setiap 8 jam sekali. Maka dosis asam mefenamat sudah tepat dosis. Parasetamol berbentuk tablet dengan kekuatan 500 mg tablet. Dosis
lazim penggunaan parasetamol adalah 325-650 mg setiap 4-6 jam sekali jika diperlukan dengan dosis maksimum 4 gram sehari Apha, 2012. Dosis
pemberian pada pada pasien 500 mg setiap 8 jam sekali. Maka parasetamol sudah tepat dosis.
4.1.5 Pengkajian Waspada Efek Samping