1 Tidak mudah percaya dengan hal-hal yang tidak bisa dinalar.
2 Sesuai dengan kenyataan, apa adanya.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri
Ghufron dan Risnawati 2012 menegaskan bahwa kepercayaan diri individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Konsep diri Menurut Antony dalam Ghufron dan Risnawati, 2012 terbentuknya
kepercayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperolehnya melalui pergaulan dalam suatu kelompok. Hasil
interaksi yang terjadi akan menghasilkan konsep diri. Pembentukan konsep diri akan sangat mempengaruhi pola hidup, pola pikir, emosi dan
perilaku seseorang. Pembentukan konsep diri yang negatif cenderung membuat seseorang hanya memusatkan pikiran pada hal-hal yang negatif
dalam dirinya. Akibatnya ia menjadi pesimis dengan kemampuan yang dimiliki, bahkan cenderung menyalahkan diri sebagai orang yang tidak
bisa berbuat apa-apa. Hal sebaliknya bila konsep dirinya positif. b. Harga diri
Konsep diri yang positif akan membentuk harga diri yang positif. Harga diri adalah penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Tingkat
harga diri seseorang akan mempengaruhi tingkat kepercayaan seseorang. Ketika konsep dirinya negatif tentu akan membentuk harga diri yang
negatif pula. Ketika seseorang merasa dirinya tidak berharga, otomatis
akan terjadi krisis kepercayaan diri. Hal sebaliknya bila harga dirinya positif maka akan terbentuk kepercayaan diri yang positif.
c. Pengalaman Pengalaman masa lalu dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
kepercayaan diri. Ketika seseorang sering mengalami kegagalan, sering kalah dalam persaingan, seseorang akan mudah gugup, cemas, takut,
malu, minder, dan sebagainya. Mereka sering tidak berani menghadapi masalah, merasa tidak mampu, oleh karena itu lebih suka menutup diri,
tidak berani bersikap dan bertindak. Hal ini berbeda dengan pengalamannya berkaitan dengan keberhasilan.
d. Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat
kepercayaan diri seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah akan menjadikan seseorang tersebut, tergantung dan berada di bawah
kekuasaan orang lain yang lebih pandai dari dirinya. Sebaliknya orang yang mempunyai pendidikan tinggi, akan memiliki tingkat kepercayaan
diri yang lebih dibandingkan dengan orang yang memiliki pendidikan yang rendah.
B. Layanan Bimbingan Pribadi Sosial
1. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial
Menurut Yusuf 2008 : 11 menjelaskan bahwa bimbingan pribadi sosial merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang
seimbang dengan memperhatikan karakteristik pribadi serta ragam
permasalahan yang dihadapi individu. Bimbingan pribadi sosial diarahkan untuk perkembangan kepribadian yang menyangkut dirinya sendiri, serta
hubungannya dengan orang lain, dan bidang perencanaan masa depan yang menyangkut jabatan yang akan dipangku kelak.
Menurut Winkel 2004 istilah bimbingan pribadi sosial digunakan bila isi pelayanan bimbingan terutama mengenai hal-hal yang menyangkut
keadaan batinnya sendiri dan kejasmaniaanya sendiri, atau Bimbingan Pribadi lain. Sebetulnya kalau perhatian khusus diberikan pada hal-hal yang
menyangkut dirinya sendiri, digunakan istilah bimbingan pribadi, kalau perhatian khusus diberikan pada hal yang menyangkut hubungan dengan
orang lain digunakan istilah bimbingan sosial. Namun mengingat kaitannya yang erat sekali antara keadaan batinnya sendiri dan keberhasilan atau
kegagalan dalam berhubungan dengan orang lain, maka digunakan istilah bimbingan pribadi sosial untuk ragam bimbingan ini Personal
–Social Guidence.
Oleh karena itu menurut Winkel 2004 bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan yang digunakan dalam menghadapi keadaan batinya
sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohaniaan, perawatan jasmani, pengisian
waktu luang, penyaluran nafsu seksual, serta bimbingan dalam membangun hubungan dengan orang lain di dalam pergaulan sosial.
Gunawan 1992 mengartikan bimbingan pribadi sosial sebagai bimbingan yang diberikan kepada individu agar mengenal diri sendiri,
menerima diri apa adanya atau secara realistis dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungannya. Dengan kata lain bimbingan untuk memecahkan
masalah-masalah pribadi dan sosial, agar terjadi perubahan sikap, tingkah laku dan perilaku. Sedangkan menurut Yusuf 2006, bimbingan pribadi
sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.
Jadi bimbingan pribadi sosial adalah bimbingan yang diberikan kepada pribadi atau individu agar mereka mengenal dirinya, mengenal
permasalahannya, dan dapat memecahkan masalah-masalah pribadi sosial, sehingga terjadi perubahan sikap, perilaku individu tersebut.
2. Tujuan Bimbingan Pribadi Sosial
Gunawan 1992 menegaskan bahwa tujuan bimbingan pribadi sosial yang utama adalah memberikan bantuan kepada individu agar
individu itu dapat berkembang secara optimal. Winkel 2004 menegaskan bahwa tujuan bimbingan pribadi sosial adalah agar individu yang diberikan
bimbingan menjadi mampu menghadapi semua tugas perkembangannya, secara sadar dan bebas, serta mewujudkan kesadaran dan kebebasan dalam
membuat pilihan-pilihan secara bijaksana, serta dapat menyesuaikan diri dengan baik.
Bantuan itu tidak hanya berfungsi bila seseorang sudah menghadapi suatu masalah aktual yang harus segera diselesaikannya dengan
membuat pilihan atau mengambil tindakan penyesuaian diri, tetapi sudah
dapat berfungsi jauh sebelumnya, bila orang menyadari bahwa aneka tugas
hidup menantang dia untuk mengembangkan segala potensinya.
Gunawan 1992 secara lebih terperinci menyebutkan bahwa tujuan bimbingan pribadi sosial adalah membantu siswa agar :
a. Mengerti dirinya dan lingkungannya. Mengerti diri meliputi pengenalan kemampuan, bakat khusus, minat, cita-cita, dan nilai-nilai hidup yang
dimilikinya. Mengerti lingkungan meliputi ligkungan sosial, maupun budaya.
b. Mampu memilih, memutuskan, dan merencanakan hidupnya secara bijaksana dalam bidang sosial pribadi, termasuk di dalamnya membantu
individu untuk mengembangkan pola hidup pribadinya. c. Mengembangkan kemampuan dan kesanggupanya secara maksimal.
d. Memecahkan masalah yang dihadapi secara bijaksana termasuk memberikan bantuan dalam menghilangkan kebiasaan-kebiasaaan
buruk atau sikap hidup yang menjadi sumber timbulnya masalah. e. Dapat
mengambil keputusan
dengan bijaksana
serta dapat
pertanggungjawabkannnya. f. Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lingkungannya.
3. Fungsi Bimbingan Pribadi Sosial
Fungsi bimbingan pribadi sosial yang diungkapkan Rima, Puspita 2007
adalah :
a. Membantu individu bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya.
b. Membantu individu memahami dirinya sendiri yaitu menyadari kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya.
c. Belajar berkomunikasi yang lebih sehat dan baik dengan lingkungannya. d. Melalui bimbingan pribadi sosial diharapkan individu dapat bertahan.
dengan keadaan masa kini, dapat menerima keadaan dengan lapang dada, dan mengatur kembali kehidupannya dengan kondisi yang baru.
2. Aspek-aspek Bimbingan Pribadi Sosial
Menurut Surya dan Winkel dalam Tohirin, 2007 : 123, aspek-aspek persoalan individu yang membutuhkan layanan bimbingan pribadi sosial
adalah sebagai berikut : a. Kemampuan individu memahami dirinya sendiri.
b. Kemampuan individu mengambil keputusan. c. Kemampuan individu memecahkan masalah yang menyangkut keadaan
batinnya sendiri. d. Kemampuan individu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya.
e. Kemampuan individu melakukan adaptasi. f.
Kemampuan individu melakukan hubungan sosial interaksi sosial dengan lingkungannya baik lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.