Pengertian Kepercayaan Diri Hakikat Kepercayaan Diri

Idealnya, setiap orang perlu mengenal perasaannya sendiri, setelah itu ia harus mampu mengungkapkan perasaan tersebut kepada pihak- pihak yang terkait. Emosi yang tidak disalurkan dapat membendung perasaan, sehingga menghalangi untuk memberi dan menerima perhatian dan kasih sayang. 3 Memiliki keyakinan terhadap kemampuan untuk menyatukan diri dengan kehidupan orang lain, dalam pergaulan yang positif dan penuh perhatian. Dalam hidup ini orang selalu bersosialisasi dengan orang lain melalui berbagai kesempatan, seperti mengikuti pertemuan, dan kemampuan bersosialisasi yang baik akan menambah kepercayaan diri emosional seseorang. 4 Memiliki keyakinan terhadap kemampuan untuk memperoleh rasa sayang, pengertian dan perhatian dalam segala situasi, khususnya pada saat mengalami kesulitan. Salah satu cara untuk menciptakan hubungan yang baik adalah berusaha untuk melawan emosi-emosi yang buruk. Dalam hidup ini setiap orang bisa saja mengalami cobaan dalam berbagai hal yang menimbulkan emosi walaupun dalam kadar yang berbeda-beda. Setiap orang harus mempunyai keyakinan bahwa ia mampu menelusuri perasaan sendiri dan mengelolahnya secara baik. 5 Memiliki keyakinan terhadap kemampuan untuk mengetahui manfaat apa yang dapat disumbangkan kepada orang lain. Mengenal diri sendiri dan tahu apa yang bisa disumbangkan adalah bagian dari kepercayaan diri pada aspek emosional, dengan menyadari betapa berharganya diri kita bagi orang lain. c. Aspek spiritual Angelis 2003 menggunakan istilah aspek spiritual karena menegaskan kedudukan seseorang dengan keberadaan seluruh alam semesta. Ciri-cirinya, antara lain : 1 Keyakinan bahwa semesta ini adalah suatu misteri yang terus berubah, bahwa setiap perubahan dalam kesemestaan itu merupakan bagian dari suatu perubahan yang lebih besar lagi. 2 Kepercayaan atas adanya kodrat alami sehingga segala yang terjadi tidak lebih dari kewajaran belaka. 3 Keyakinan kepada diri sendiri dan adanya Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi, ataupun ungkapan rohani orang tersebut pada maha pencipta semesta ini. Lauster 1992 sebagaimana dikutip Ghufron dan Risnawati 2012 menyebutkan aspek-aspek dari kepercayaan diri sebagai berikut : a. Yakin pada kemampuan diri sendiri. Suatu sikap percaya diri yang positif akan dirinya, bahwa dia mampu melaksanakan apa yang diyakininya sendiri, tidak bergantung pada orang lain .Ciri-cirinya : 1 Yakin terhadap apa yang dilakukan atau dikerjakannya. 2 Tidak tergantung pada orang lain. b. Optimis Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri dan kemampuannya. Ciri –cirinya: 1 Yakin dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. 2 Yakin dapat mengatasi berbagai tantangan dan hambatan secara cepat dan tepat. c. Obyektif Orang yang obyektif memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. Ciri-cirinya : 1 Bersikap terbuka terhadap semua masukan. 2 Memandang persoalan dari segala aspek. d. Bertanggung jawab. Bertanggung jawab adalah kesediaan orang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. Ciri- cirinya : 1 Siap menerima apapun konsekuensi dari langkah yang diambil. 2 Konsisten dalam bersikap dan bertindak. e. Rasional dan realistis Rasional dan realistis adalah kemampuan analisis terhadap suatu masalah, dan suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal sesuai dengan kenyataan. Ciri-cirinya :