kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual,ataupun psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan
secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi.
Pasal 2 menjelaskan kekerasan terhadap perempuan harus dipahami tak hanya terbatas pada tindakan kekerasan fisik, seksual, dan psikologis yang terjadi di dalam
keluarga dan masyarakat, termasuk pemukulan, penyalahgunaan seksual atas perempuan kanak-kanak, kekerasan yang berhubungan dengan mas kawin, perkosaan
dan perkawinan marital rape, pengrusakan alat kelamin perempuan, dan praktik kekejaman tradisonal lain terhadap perempuan, kekerasan di luar hubungan suami
istri dan kekerasan yang berhubungan dengan eksploitasi perempuan, perkosaan, penyalahgunaan seksual, pelecehan dan ancaman seksual di tempat kerja dalam
lembaga pendididkan dan sebagainya, perdagangan perempuan, dan pelacuran paksa, serta termasuk kekerasan yang dilakukan dan di benarkan oleh negara dimanapun
terjadinya. Rika,2009
2.1.2 Bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 mengatakan bahwa : setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman atau melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. 1 Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat.
Universitas Sumatera Utara
Prilaku kekerasan yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah menampar, memukul, meludahi, menarik rambut menjambak, menendang, menyudut dengan
rokok, memukul, melukai dengan senjata, dan sebagainya. Biasanya perlakuan ini akan nampak seperti bilur-bilur, muka lebam, gigi patah atau bekas luka lainnya.
2 Kekerasan psikologis atau emosional adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa
tidak berdaya dan atau penderitaan psikis berat pada seseorang. Perilaku kekerasan yang termasuk penganiayaan secara emosional adalah penghinaan, komentar-
komentar yang menyakitkan atau merendahkan harga diri, mengisolir istri dari dunia luar, mengancam atau, menakut-nakuti sebagai sarana memaksakan kehendak.
3 Kekerasan seksual meliputi pengisolasian menjauhkan istri dari kebutuhan batinnya, memaksa melakukan hubungan seksual, memaksa selera seksual sendiri,
tidak memperhatikan kepuasan pihak istri. 4 Kekerasan ekonomi adalah setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal
menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang tersebut.
Contoh dari kekerasan jenis ini adalah tidak memberi nafkah istri, bahkan menghabiskan uang istri Moerti, 2010.
Cookfair 1996 mengungkapkan kekerasan terhadap perempuan terdiri dari 1 Kekerasan fisik Physical Abuse merupakan kekerasan yang dilakukan berulang-
ulang seperti mendorong, mendesak, menampar, menendang, menyerang, dengan senjata, menahan, menolak, 2 Kekerasan emosional atau psikologis Emotional
Universitas Sumatera Utara
Abuse yang mungkin di dahului atau bersamaan dengan kekerasan fisik, seperti mengancam, atau melukai fisik, mengisolasi atau cemburu, merampas,
mengintimidasi, menghina dan terus mengkritik, 3 Kekerasan seksual Sexual Abuse adalah pemaksaan seksual. Hasil penelitian Djannah dkk 2003
menambahkan dari ketiga bentuk kekerasan yang diatas adalah bentuk kekerasan ekonomi. Bentuk kekerasan ini seperti perilaku suami yang membatasi istri untuk
bekerja, untuk menghasilkan uang, dan atau membiarkan istri bekerja untuk di eksploitasi atau menelantarkan keluarga dari tidak memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga. Jadi ekonomi ini dapat menimpa istri yang bekerja maupun yang menjadi ibu rumah tangga.
2.1.3 Faktor yang Mendorong terjadinya Kekerasan dalam Rumah Tangga