Gangguan Hasrat Seksual Gangguan Rangsangan Seksual

komunikasi, kemarahan, kelelahan dan depresi. Hal ini diperkuat dengan klasifikasi disfungsi seksual pada perempuan berdasarkan ICD X.

a. Gangguan Hasrat Seksual

Gangguan hasrat seksual didefinisikan sebagai tidak adanya atau berkurangnya ketertarikan terhadap seks. Pada keadaan hubungan yang lama dan stabil, banyak perempuan menyatakan bahwa peranan motivasi dalam keinginan hubungan seksual membutuhkan keintiman dan respon seksual dari pasangan nya. Gangguan hasrat seksual ini dipengaruhi oleh 1. Faktor Biologis Adanya ketidak stabilan hormon yang mempengaruhi mood seorang perempuan. Estogen mempengaruhi hasrat dan rangsangan sentral .Kontribusi estrogen tampak dala karakter seks sekunder pada keinginan seksual perempuan. 2. Perasaan Keengganan dalam memberikan respon seksual merupakan cermin pihak perempuan terhadap hubungan seksual pada pria yang tak menarik baginya. Kurang nya hasrat seksual juga dapat disebabkan oleh kurang perhatian, kurang kelembutan maupun ekspresi cinta dari pasangan nya. 3. Motivasi Motivasi melakukan hubungan seksual antara lain untuk tujuan biologis, reproduksi dan kreasi. Tujuan bioogis berarti untuk memenuhi kebutuhan dasar seksual. Tujuan reproduksi berarti untuk mendapatkan keturunan, Sedangkan tujuan rekreasi merupakan pencarian kesenangan dalam hubungan seksual. Universitas Sumatera Utara Faktor motivasi merupakan semangat pada perempuan untuk melakukan atau tidak melakukan hubungan seksual.

b. Gangguan Rangsangan Seksual

Gangguan rangsangan seksual didefinisikan sebagai ketidak mampuan untuk mencapai atau mempertahankan hingga lengkap suatu aktifitas seksual. Pada perempuan ditandai adanya lubrikasi yang cukup kuat hingga terjadi pembesaran area erotis. Perempuan dengan gangguan rangsangan seksual tidak merasakan kenikmatan pada zona erotis tubuh. Atau hanya merasakan sedikit namun tak bisa di tingkatkan atau di pertahankan. Gangguan rangsangan seksual ditandai dengan : 1 Berkurangnya atau ketidak adaan rangsangan pada genital dan klitoris yang bersifat berulang atau menetap, 2 Rangsangan genital secara fisik tidak diikuti satu atau lebih ciri orgasmus, 3 Rangsangan genital tidak berpengaruh terhadap hasrat seks, 4 Penyebab rangsangan seksual berulang dan menetap tidak dapat diidentifikasikan. Penyebab umum dari gangguan seksual misalnya stress yang berkepanjangan, kondisi ekonomi, ibu hamil dan menyusui serta menopause, proses pembedahan pelvic, efek samping dari mengkonsumsi obat obatan.

c. Gangguan Orgasmus