Gangguan Orgasmus Gangguan Nyeri Seksual

Faktor motivasi merupakan semangat pada perempuan untuk melakukan atau tidak melakukan hubungan seksual.

b. Gangguan Rangsangan Seksual

Gangguan rangsangan seksual didefinisikan sebagai ketidak mampuan untuk mencapai atau mempertahankan hingga lengkap suatu aktifitas seksual. Pada perempuan ditandai adanya lubrikasi yang cukup kuat hingga terjadi pembesaran area erotis. Perempuan dengan gangguan rangsangan seksual tidak merasakan kenikmatan pada zona erotis tubuh. Atau hanya merasakan sedikit namun tak bisa di tingkatkan atau di pertahankan. Gangguan rangsangan seksual ditandai dengan : 1 Berkurangnya atau ketidak adaan rangsangan pada genital dan klitoris yang bersifat berulang atau menetap, 2 Rangsangan genital secara fisik tidak diikuti satu atau lebih ciri orgasmus, 3 Rangsangan genital tidak berpengaruh terhadap hasrat seks, 4 Penyebab rangsangan seksual berulang dan menetap tidak dapat diidentifikasikan. Penyebab umum dari gangguan seksual misalnya stress yang berkepanjangan, kondisi ekonomi, ibu hamil dan menyusui serta menopause, proses pembedahan pelvic, efek samping dari mengkonsumsi obat obatan.

c. Gangguan Orgasmus

Orgasmus adalah sensasi puncak nikmat yang intens dan berlangsung cepat sesuai dengan berjalan nya waktu. Orgasmus pada perempuan merupakan suatu sensasi puncak kenikmatan yang intens, yang di ciptakan oleh suatu keadaan perubahan kesadaran yang tidak dapat dikendalikan yang ditandai perubahan fisik Universitas Sumatera Utara pada organ seks nya. Gangguan orgasmus ini dibagi atas: 1 Primer yaitu orgasmus belum pernah dicapai, 2 Sekunder yaitu orgasmus yang pernah dicapai pada masa lalu, 3 Situasional yaitu orgasmus tidak dimungkinkan pada semua situasi,

d. Gangguan Nyeri Seksual

1. Dyspareunia adalah nyeri didaerah genital yang hubungan nya dengan aktivitas seksual sebelum, sesaat dan setelah berhubungan. Dyspareunia dapat digambarkan sebagai ketidak tertarikan, ketidakpuasan terhadap hubungan sesk yang mengakibatkan sakit mulai dari pintu vagina sampai kedalamnya. Penyebab nya selain ada kelainan fisik, penyakit infeksi menular seksual dan adanya gangguan traumatic secara psikis. 2. Vaginismus yaitu nyeri pada vagina karena spasma otot involunter sehingga menyebabkan kesulitan penis untuk penetrasi . Hal ini disebabkan karena adanya defisiensi estrogen, kesulitan pada fase rangsangan dan kurang nya lubrikasi yang disebabkan fore play yang kurang panjang. Sri, 2008 Begitu besar pengaruh kekerasan rumah tangga terhadap psikis dan aktifitas seksual perempuan. Tentu saja ini bertentangan dengan konsep kesehatan reproduksi dan hak reproduksi untuk menuju tujuan reproduksi seseorang. kesehatan reproduksi sendiri berarti kesehatan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pda semua hal yang berhubungan dengan system dan fungsi, serta proses reproduksinya bukan hanya terbebas dari penyakitataupun kecacatan ICPD dalam eny, 2012. Adapun hak reproduksi itu adalah : 1 Hak untuk mendapatkan pelayanan dan perlindungankesehatan reproduksi, 2 Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan Universitas Sumatera Utara kesehatan reproduksi, 3 Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi, 4 Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan, 5 Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak, 6 Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkitan dengan kehidupan reproduksinya, 7 Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan dan pelecehan seksual, 8 Hak untuk mendapat manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, 9 Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga, 10 Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga, 11 Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalm politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian