Kasus I Pengalaman Penulis dengan Informan

dalam perjalanan mereka berhubungan badan hanya buka celana dalam, dan duduk di jok depan tempat r duduk. Alasan H melakukan itu agar mengusir kantuk . R khawatir anak nya bangun atau orang dari arah berlawanan menyaksikan mereka bercumbu, namun M memastikan anak-anak tidur dan tak akan melihat mereka. Tentu saja R tidak orgasme dalam hubungan yang kilat yang tak hanya lebih dari tiga menit. Di akhir penelitian, peneliti bertanya mengapa ia bertahan dengan perkawinan yang tidak sehat, tidak takut lagi kah ia mendapat perselingkuhan untuk kesekian kali nya. R menjawab, ia ingin di kenang oleh suami sehingga suami nya mengatakan bahwa ia tidak salah memilih R dalam hidupnya dan demi masa depan anak- anak mereka.

4.3.2 Kasus I

I adalah anak ke dua dari delapan bersaudara. Beliau berasal dari keluarga yang sederhana, ayah nya seorang guru dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Anak dari delapan bersaudara yang banyak membuat I harus berjibaku sejak SMA. Ketika tamat SMA, beliau ikut seleksi test PNS dan berhasil masuk ke sebuah dinas di Pemerintahan. Begitulah cara I bekerja sambil kuliah dan membantu perekonomian keluarga. Selain bekerja di sebuah dinas, mc pada sebuah pertemuan resmi maupun tak resmi pun dilakukan nya. Tidak banyak cerita yang menarik saat I remaja. I kemudian bertemu dengan H yang sekarang menjadi suami nya. Mereka berpacaran sampai kurang lebih lima tahun . H anak seorang yang terpandang di kampong nya. Status ekonomi keluarga I dan H seperti langit dan bumi. Namun Universitas Sumatera Utara nampak H sangat mencintai I, terlihat H sering meminjamkan mobil nya untuk di bawa I pulang kerumah. Awal pernikahan mereka, I tinggal bersama dengan mertua nya. Banyak hal yang menyakitkan baginya sebab mertua perempuan menganggab I sebagai perebut kasih sayang H. H adalah anak pertama,dan pada saat itu perekonomian H walaupun masih muda namun sudah tergolong pria sukses . Ibu H selalu berpendapat bahwa I tak sepadan dengan H karena I orang tak punya. Tak jarang Ibu H menceritakan keburukan I pada pembantu mereka. Awal nya I masih sabar, namun tinggal dua tahun bersama mertua membuat ia tidak tahan, dan meminta H untuk menyewa rumah. Ternyata tidak di setujui oleh orang tua malah memberikan rumah pada H dengan konsekwensi dua orang adik H tinggal disana. Tidak ada masalah dengan adik H, namun intervensi ibu mertua dalam kebersihan dan masakan masih terjadi disana. Kemudian orang tua H pindah tugas, sebelum pindah tugas, Ibu H berpesan di forum keluarga yang di hadiri oleh empat orang saudara H, bahwa ia sedih menikahkan I dengan H,dan meminta agar H berfikir lagi dalam menjalankan rumah tangga ini. H disitu menangis meraung merasa mengecewakan ibu nya. Sementara I hanya diam saja. Semenjak peristiwa itu H selalu marah dan bermuka masam bila pulang kerumah. Dan bila I berbuat salah sedikit saja , H melontarkan kalimat ternyata betul kata ibuku bahwa aku salah pilih. Tiga tahun berselang, perusahaan kayu H mengalami kebangkrutan, hingga mereka hanya punya satu toko foto kopi. Namun seiring waktu karir I makin meningkat dan di promosikan menjadi Kasie . Selain kasie, I juga di percayakan sebagai pejabat pembuat komitmen oleh kepala dinas . Sudah pasti banyak orang Universitas Sumatera Utara yang melobi dan memberikan uang sekedar pelicin kegiatan. Bila ada tugas kantor yang mengharuskan I menjadi mc, mereka selalu berkelahi karena H menganggap I kementelan dalam membawa acara itu. Karir I sering di hambat oleh H. Bila I di tugaskan keluar kota, selalu H cari masalah untuk buat keributan. Anak selalu menjadi alasan H agar I tidak meninggal kan rumah . “ Siapa yang masak nanti, bukan kerjaan Papa ya ngatur rumah itu kerjaan istri, untuk apa ada istri kalau kerjanya ngeluyur saja.”Ucapan dan marah H sering di depan ke empat anak nya. Tak jarang H memukul bahkan menampar anaknya bila mereka membuat kesalahan kecil saja. Bahkan H pernah memukul anak ketiga nya sampai mengeluarkan darah dari hidung hanya karena terlambat pulang sekolah. Dan setelah itu biasanya diiringi dengan kalimat “ itulah nggak diajar sama mamanya ya, dasar mamanya orang kampung. I merasa terpukul bila mendengar kan hal tersebut. Belum lagi bila saudara I datang, H sering tidak memperdulikan. Bahkan tak segan H berkata pada adik I : “ Mau minta duit ya, kerja dong jangan jadi benalu. I merasa uang yang di berikan pada adik adalah hasil jerih payah yang ia dapat dalam pekerjaaannya. H hanya membayar tagihan listrik dan air selebihnya semua kebutuhan rumah tangga di bayar oleh I. Sifat H yang masih mengganggap diri orang kaya terlihat dengan aktifitas H yang masih suka bergabung main tennis bersama kolega, dan ibarat anak muda mereka nongkrong di kedai kopi sampai dekat magrib. Toko yang harusnya di kontrol, malah di percayakan saja dengan pegawai . H juga tak segan mengambil uang yang disimpan di brangkas dengan alasan untuk keperluan toko.Uang yang diambil tidak Universitas Sumatera Utara sedikit, sekali pengambilan kadang sampai lima ratus ribu. Uang tersebut digunakan untuk traktir kawan makan di café yang ada karaoke . Pulang larut hingga pukul dua belas malam dan langsung tidur. H semakin merajalela dan suka-suka. Untuk menjemur handuk pribadi saja, dia enggan. I tidak kehabisan akal, kalau ada rejeki, ia belikan dalam bentuk emas dan disimpan dalam kebaya yang terbungkus plastic laundry,itu pun diletakan bukan di satu tempat. Bila ketauan, I hanya mengatakan bahwa itu perhiasan imitasi, mainan anak nya, dan H percaya akan hal tersebut. I sangat takut bila emas nya pun dijual, karena untuk kelangsungan sekolah anak mereka. Segala kejadian takut, benci, marah semua itu yang membuat I kadang tidak karuan. Bila sudah kumpul keluarga, ia merasa seperti tersisihkan. Berkurung dikamar pilihan lebih baik dari pada harus bersosialisasi dengan keluarga H.Karena sudah barang tentu Ibu H selalu mencari kelemahan I. H mempunyai hasrat seks yang tinggi. Walaupun umur perkawinan mereka hampir mendekati 19 tahun, namun hampir setiap hari I diajak berhubungan tidak terkecuali sedang menstruasi. Bila menstruasi, H menyuruh I untuk mengoral kan kemaluannnya dan membiarkan hal tersebut didalam. I suka menyimpannya di sela pipi, kalau sudah kamar mandi baru di muntahkannya. I sebenarnya sangat tidak suka dan merasa jijik serta ingin muntah . Namun demi membahagiakan suami itu semua di lakukan. Untuk kepuasan seks, I merasa jarang mencapai puncak orgasme. Alasan nya kelelahan dan sedikit agak nyeri di vagina karena H sering memperlakukan nya tanpa cumbuan terlebih dahulu. Kalau pun melakukan cumbuan sangat singkat Universitas Sumatera Utara bahkan belum lubrikasi, H sudah memasukan kemaluanya ke vagina. Dalam berhubungan H sering lama mencapai ejakulasi, namun ereksi yang lama. I pernah curiga apa H minum obat kuat. H mengaku tidak pernah minum obat kuat, namun H mengatakan memang gairah seks nya tinggi. H tidak tau tempat selagi ia mau. Ketika penulis bertanya mengapa ia mempertahankan rumah tangga nya, I menjawab demi anak-anak dan status sosial nya.

4.3.3 Kasus S