Kasus S Pengalaman Penulis dengan Informan

bahkan belum lubrikasi, H sudah memasukan kemaluanya ke vagina. Dalam berhubungan H sering lama mencapai ejakulasi, namun ereksi yang lama. I pernah curiga apa H minum obat kuat. H mengaku tidak pernah minum obat kuat, namun H mengatakan memang gairah seks nya tinggi. H tidak tau tempat selagi ia mau. Ketika penulis bertanya mengapa ia mempertahankan rumah tangga nya, I menjawab demi anak-anak dan status sosial nya.

4.3.3 Kasus S

S adalah anak ke lima dari lima bersaudara, dari pasangan ayah toke kopi ternama dan ibu yang mempunyai toko kain yang sukses. . Kehidupan mereka termasuk senang karena ayah S sangat memanjakan anak-anak nya. Apalagi S yang anak bungsu di sekolah kan dengan baik dengan tujuan mendapat jodoh dan kehidupan yang menyenangkan. Sewaktu gadis S bepacaran dengan G, kawan satu kuliah. Namun tidak disetujui orang tua dengan alasan G anak terlalu pendiam dan terkesan tak bisa melindungi anak gadis mereka. A anak ke enam dari sepuluh bersaudara. Saudara A semua orang sukses baik di pemerintahan maupun diswasta, membuat orang tua S percaya bahwa A adalah yang lebih pantas.Lima bulan dari hasil perkawinan mereka menikah dan di karuniai empat orang anak. Ternyata kehidupan rumah tangga S sangat menyedihkan. Dalam keluarga besar A, memaki dan perselingkuhan adalah sebuah perbuatan yang wajar. Abang A nomor dua mempunyai empat orang istri. Dua abang nya yang lain tidak menikahi Universitas Sumatera Utara orang namun cenderung suka bermain api dengan orang lain. Perbuatan ini mulai nampak setelah kelahiran anak ke tiga.A sering diolok abang nya yang menjadi suami takut istri. Padahal sebelum nya A tidak terlalu kasar dengan isrti nya. Namun keadaan berubah, memaki yang sifat nya merendah kan sering di lontarkan suami “ dah kayak lonte aja kau dandan, sok matching dari atas kebawah, atau mana ada yang mau sama kau, perempuan peot dan kendor semua , kalaupun mau Cuma gigolo bodoh yang mau barang rongsokan. A dan S adalah dua manusia yang sama-sama memiliki temperamen yang tinggi. Aksi jawab-menjawab sering mewarnai pertengkaran mereka. Pernah suatu saat A pulang agak larut, lalu S bilang” Makan terus diluar, lebih enak masakan di luar ya dari pada dirumah,nanti lama-lama pepek orang yang lebih enak ,Kau makan, Bang. G menjawab “aku aja nggak protes kalau kau terlambat pulang, alasan dinas luar liat perkebunan jagung, jadi aku harus bilang juga kalau lama-lama kontol orang pun kau jadikan jagung, kau makan. Saling merusak dan memecahkan pecah belah juga tidak asing di keluarga mereka. S tidak mau mengalah karena ia merasa ikut andil dalam perekonomian keluarga, terlihat dari uang masuk S per bulan hampir empat kali lebih besar dari uang A. Di depan A, S tidak mau menunjukan kelemahan nya, namun bila dibelakang A ia sering menangis tersedu-sedu. Pada perkawinan menginjak lima belas tahun G mulai berselingkuh dengan istri orang yang suami nya terbaring stroke , tidak bisa bangun lagi. Katakan saja isti orang ini K. K dan G masih curi- curi kalau bertemu. S sering memergoki suami nya bermain Hp, ketika di tanya A malah gantian menghardik “ Bukan urusan mu, kau tau Universitas Sumatera Utara apa, urus aja urusan mu, S tidak mau kalah malah membanting Hp suami nya dan tamparan sudah pasti ia terima. Itu awal dari kekerasan fisik yang terjadi. Hubungan dengan K hanya berlangsung sebulan. Namun kekerasan fisik sering terjadi. Pernah suatu saat A mau berangkat belanja, menanyakan roda dua yang biasa di pergunakan nya, dengan enteng G menjawab di pinjamkan untuk K karena roda dua K sedang bocor ban. Sontak S memaki suami nya “ Pria tak tau di untung, mendengar hal itu G mengambil kayu yang ada dekat nya dan memukul badan A berulang-ulang. S lari kerumah tetangga untuk mendapat perlindungan dan A memaki tetangga yang berusaha menyembunyikan istri nya dengan kata kotor “Jangan kau simpan perempuan tak punya otak, tak ada hormat sedikit pun sama suami. “ Kemudian G kembali lagi dengan A, karena di beri nasehat oleh saudara K, untuk kasihan lihat suami k, yang terbaring sakit. Lagian hubungan mereka hanya baru sebatas SMS dan pergi makan siang bersama, itupun menurut pengakuan A kepada S baru enam kali. Selang enam bulan kemudian perselingkuhan terjadi lagi.Kali ini lebih menyedihkan, istri seseorang yang mengalami stroke di ujung jalan rumah komplek mereka jadi sasarannya. Hampir semua orang kompleks membiarkan A berselingkuh dengan L, dengan alasan membantua Menurut S, tetangganya memihak pada A, karena S terlalu sibuk dengan karir sehingga kurang memperhatikan suami.S pernah bertanya pada A, mengapa ia tega melukai hati nya. Jawab nya “ Punya dia L lebih berpasir dan ketat, kau punya berlendir dan bau, cium nya aja lebih kayak terasi busuk, bagaimana aku mau nafsu. Baju mu daster melulu, kalau L walau janda menggunakan baju sexy , menggairah kan , wangi, serta vagina nya menjepit seperti Universitas Sumatera Utara dikusuk kusuk. Padahal menurut pengakuan S selama lima belas tahun kebelakang A tak pernah mengeluhkan hubungan intim mereka.seminggu sekali adalah hal yang biasa mereka lakukan.Namun perkawinan sudah menginjak tujuh belas tahun A jarang menggauli S. Tiga bulan sekali itu sudah hebat. Dengan umur S adalah 47 tahun dan A berumur 52 tahun seharusnya aktifitas seks masih terjaga. Penulis bertanya apakah A mengalami orgasme ketika sudah mendapat kekerasan dalam rumah tangga, ia menjawab tidak pernah merasakan orgasme. Sering berpura terangsang biar terlihat masih bisa bergairah. “ Apalah susah nya mendesah dek.” S yang dirumah berbeda dengan S yang di kantor. Bila sudah berkelahi dengan A, beliau sering menagis sendiri diruang kerjanya. Namun apabila ada tamu segera ia usap dan bisa tertawa tanpa beban. Begitu juga kalau mendengar cerita ada sebuah perselingkuhan yang dilakukan orang lain, ia bisa meledak marah atau meninggalkan percakapan seolah-olah orang tersebut menyindirnya. Pernah ketika satu hari mau lebaran haji, S melihat mobil A masih di kantor, berasa curiga S memasuki kantor suaminya, ternyata suaminya berhubungan sex dengan perempuan tadi.S laangsung menjambak perempuan dan akhirnya S membayar berita perkara sampai 40 juta rupiah. Dan dia bayar itu walau sakit. Ketika penulis bertanya mengapa ia mempertahankan perkawinan nya, S menjawab tak mau anak nya di cemooh oleh orang lain karena tingkah bapak nya. Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Kasus Y