Ciri Kepribadian Pencemas Jenis Tingkat Kecemasan Stuart 2007 mengidentifikasi ansietas cemas dalam 4 tingkatan, setiap

A. Kecemasan

Kecemasan berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak mempunyai obyek yang spesifik. Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Perbedaan rasa takut dan kecemasan, ketakutan adalah merasa gentar atau tidak berani terhadap objek Kartini Kartono, 1998. Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam realitas, kepribadian masih utuh namun perilaku masih dalam batas normal Dadang hawari, 2011.

1. Ciri Kepribadian Pencemas

Seseorang akan menderita gangguan cemas mana kala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi orang-orang tertentu meskipun tidak ada stressor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau kepribadian pencemas, yaitu antara lain : 1 Memandang masa depan dengan was-was, 2 Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum, 3 Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain, 4 Tidak mudah mengalah, 5 Gerakan sering serba salah, 6 Sering kali mengeluh ini dan itu keluhan-keluhan somatik, Khawatir yang berlebihan terhadap penyakit, 7 Mudah tersinggung, 8 Suka membesar-besarkan masalah yang kecil, 9 Dalam mengambil keputusan, sering mengalami rasa bimbang dan ragu, 10 Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali berulang-ulang 11 Kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris Dadang Hawari, 2011 Universitas Sumatera Utara

2. Jenis Tingkat Kecemasan Stuart 2007 mengidentifikasi ansietas cemas dalam 4 tingkatan, setiap

tingkatan memiliki karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan individu yang ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya, tingkat kecemasan atau pun ansietas yaitu : a. Cemas Ringan : cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. b. Cemas sedang : cemas yang memungkinkan sesorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting. c. Cemas berat : cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada hal yang lain. Semua prilaku ditunjukkan untuk mengurangi tegangan individu memerlukan banyak pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. d. Panik : Tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan ketakutan dan mampu melakukan suatu walaupun dengan pengarahan, panik mengakibatkan disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran Universitas Sumatera Utara yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian Stuart Sundent, 2000. Kecemasan dapat menyebabkan penurunan frekuensi, kekuatan, dan ketertarikan dalam interaksi komunikasi pada individu sehingga individu memiliki keengganan dalam berkomunikasi. Kecemasan yang tinggi menghindari situasi komunikasi, namun saat individu didorong untuk berpartisipasi, individu tersbut akan berkomunikasi sesedikit mungkin. Individu-individu yang mengalami kecemasan yang tinggi akan merasa kurang puas dengan pekerjaan mereka, mungkin karena mereka kurang berhasil dalam membangun hubungan–hubungan interpersonal. Semua perilaku ini tidak mengartikan bahwa kecemasan terjadi pada orang yang tidak bahagia. Kebanyakan individu yang cemas telah belajaratau dapat belajar untuk menangani kecemasan berkomunikasi mereka. Ciri-ciri kecemasan menurut DSM IV yaitu perasaan ketakutan, terganggu konsentrasi, merasa tegang dan gelisah, antisipasi yang buruk, cepat marah dan resah, merasakan ada tanda bahaya, jantung berdebar, berkeringat, mual atau pusing, peningkatan frekwensi buang air besar, sesak nafas, ketegangan otot, sakit kepala dan kelelahan serta insomnia. Universitas Sumatera Utara

B. Stress