Motivasi Seksual Kendala External Hubungan Seksual

wanita ini juga mengungkap bahwa penetrasi kurang dari 7 menit dianggap terlalu cepat, sedangkan di atas 13 menit dianggap terlalu lama.Walaupun begitu, menurut dr. Eric Corty, salah seorang seksolog yang terlibat dalam penelitian tersebut, angka- angka dalam penelitian itu bukanlah hitungan baku. Hal itu tergantung pada pasangan masing-masing. Bisa saja angkanya berubah. Yang jelas, “kebutuhan setiap orang akan durasi di tempat tidur berbeda pada setiap orang,”jelas dr.Eric. Penelitian itu juga bertujuan untuk menenangkan pasangan yang masih memiliki anggapan bahwa hubungan seks yang sehat adalah yang dapat bertahan lama. Anggapan semacam itu hanya akan berujung pada kekecewaandan ketidakpuasan. Menurut seksolog Prof.Dr. dr. Alex Pangkahila,M.Sc,Sp.And, durasi seks normal di Indonesia tidak jauh dari penelitian yang dilakukan dr.Eric. “Mulai dari permulaan hingga orgasme sekitar 30 hingga 45 menit dengan variasi masa penetrasi yang berbeda,”ungkap dr.Alex. Durasi seks wanita hingga mencapai ‘puncak’ berbeda-beda. Hal itu tergantung pada banyak hal, seperti konteks, mood, psikis, fisik, faktor sosiokultural, lingkungan, dan berbagai faktor lain. Menurut dr. Alex, dalam hubungan seks yang terpenting bukanlah durasi, melainkan kualitas dari aktivitas seksual tersebut bagi kedua pihak. “Intinya, bagaimana pria dan wanita sama-sama bisa mencapai puncak,” jelas dr. Alex.

2.4.6. Motivasi Seksual

Seorang perempuan memilih untuk menerima rangsangan seksual harus dibarengi dengan faktor kedekatan emosional. Faktor biologis dan psikologis ini Universitas Sumatera Utara mempengaruhi pikiran terhadap rangsangan sehingga menimbulkan minat melakukan aktifitas seksual. Penelitian Psikologi telah berhasil menghilangkan pemahaman yang tidak masuk akal bahwa perempuan ‘baik-baik ‘ tidak boleh mengalami orgasme. Carole wade dkk, 2002. Saat itu kebanyakan orang meyakini bahwa perempuan tidak memiliki motivasi seksual yang setara dengan laki-laki.Karena perempuan lebih memperdulikan afeksi dibandingkan kepuasan seksual. Sesungguhnya persepsi untuk melakukan aktifitas sexual tersebut di control oleh otak. Adapun motif yang mendasari hubungan seks adalah : 1 Enhancement yaitu kepuasan emosional dan fisik, 2 Intimacy yaitu keintiman emosional, 3 Coping atau menghadapi emosi negative, 4 Self Affirmation atau meyakini diri sendiri bahwa kita menarik, 5 Patner Appoval atau dorongan yang menyenangkan dari pasangan yan terakhir untuk mendapat pengakuan dari kelompok Shapiro, 1998. Namun menurut Carole dkk 2002 setiap manusia mempunyai motif berbeda dalam mengatasi hubungan seksual nya. Motif yang mendasari orang untuk melakukan hubungan seks mempengaruhi berbagai aspek perilaku seksual mereka termasuk apakah mereka mau menikmati hubungan seks, bagaimana cara mereka memilih seks sebagai sesuatu yang aman atau beresiko Browning, dkk, 2000. Aktivitas seksual melibatkan elemen fisik, psikologis, sosial dan estetik. Faktor ketidakpuasan merupakan penyebab yang paling sering muncul. Universitas Sumatera Utara

2.4.7 Kendala External Hubungan Seksual

a. Komunikasi dalam seksual Kelancaran dan kenyamanan dalam kehidupan hubungan seksual, bagaimanapun juga, tergantung pada dua orang yaitu pria dan pasangan nya. Karena setiap individu mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda persepsi mengenai seksual, keadaan fisik dan kesehatan secara perasaan dan kesenangan berbeda. Kehidupan seksual yang sehat di tandai oleh hubungan seksual yang lancar dan tidak bermasalah. Sikap saling menghargai serta kesediaan untuk mengekspresikan perhatian dan rasa sayang berdampak positip pada pasangan seksual. Ekspresi kepedulian bisa disampaikan melalui kata manis, pujian, juga sikap tertentu misalnya memandang, memeluk, dan mencium. Dengan demikian masing masing pasangan merasa pasangan yakin bahwa ia diperhatikan. b. Kemarahan Kemarahan adalah emosi umum yang terjadi dan merupakan penyebab utama dari ketidak bahagiaan. Kemarahan dimulai dengan satu persepsi yang keliru dan berkaitan dengan usaha untuk membuat nya menjadi benar. Persepsi, tentu saja sangat bersifat pribadi dan bisa dianggap aneh dari sudut pandang orang lain pada situasi yang sama. Kemarahan membatasi pikiran yang jernih dan mendorong timbulnya tindakan impulsif, yang seringkali pada akhir nya menjadi sebuah penyesalan. c. Kelelahan Kelelahan atau letih bisa bersifat fisik atau mental. Kelelahan fisik yang sejati disebabkan adanya tumukan produk hasil pembakaran dan produk metabolism pada Universitas Sumatera Utara otot. Istirahat sejenak memberikan waktu agar otot kembali mendapat aliran darah yang normal untuk mengalirkan semua metabolit hasil pembakaran. Kelelahan mental tidak ada hubungan nya dengan pendayagunaan energy yang berlebihan . Kelelahan ini adalah akibat kebosanan, konsentrasi yang telalu lama pada satu tugas saja, ansietas, kebosanan, frustasi, ketakutan, atau hanya keengganan untuk melakukan pekerjaan tertentu d. Depresi

2.4.8 Penurunan Libido