pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun.Dalam hal ini para ahli yang dimaksud adalah dua dosen pembimbing, sehingga dapat dipertanggung jawabkan
kebenaran. Untuk mempermudah perhitungan validitas isi, peneliti menggunakan program SPSS 20 dengan teknik korelasi pearson correlation.
3.7.2 Reliabilitas
Menurut Masidjo 2010 reliabilitas adalah tingkatan dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf
ketetapan dan ketelitian hasil suatu tes. Reliabilitas pada dasarnya menunjukkan pada konsep sejauhmana pengukuran dapat dipercaya dan tetap sehingga dapat
disimpulkan bahwa suatu tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut memberikan hasil yang sama bila diteskan kepada siapa saja atau kepada siswa dimana saja yang
keadaan sekolahnya seimbang dan meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda hasilnya tetap sama. Dalam hal ini, reliabilitas dapat ditempuh dengan cara diujikan
di lapangan. Taraf reliabilitas suatu tes dapat dinyatakan dalam suatu koefisien reliabilitas. Masidjo 2010 menjelaskan koefisien reliabilitas dapat dinyatakan dalam
suatu bilangan dari negatif sampai 1.00. Koefisien Korelsi Reliabilitas dapat dilihat pada tabel
Tabel 3.9 Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi X
Kualifikasi
0,91 - 1,00 Sangat tinggi
0,71 - 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
Negatif – 0,20
Sangat Rendah
3.7.3Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 3.7.3.1 Uji Validitas Instrumen Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan komponen yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang diuji validitasnya yaitu Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, Materi atau Bahan Ajar. Jenis validitas yang peneliti gunakan yaitu validitas isi content validity dan
validitas konstruk contruct validity. Pada validitas isi content validity, peneliti melakukan validasi instrumen pembelajaran kepada ahli expert judgement dalam
hal ini dosen pembimbing yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan expert judgement
sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian validitas isi content validity pada instrumen pembelajaran juga dilakukan peneliti kepada
guru kelas. Peneliti melakukan Validitas konstruk contruct validity pada dosen, dan guru kelas III.
Perangkat pembelajaran yang sudah di susun oleh peneliti, kemudian di uji validitas isi content validity dan validitas konstruk contruct validity oleh beberapa
ahli yaitu dosen sebagai validator 1 dan guru kelas sebagai validator 2. Peneliti memilih dosendan guru karena kemampuannya dianggap sesuai dalam bidang dan
lingkup obyek yang akan diteliti. Dalam hal tersebut peneliti meminta bantuan kepada salah satu dosen di Universitas Sanata Dharma dengan alasan beliau berlatar
belakang pendidikan sarjana yang paham tentang desain pembelajaran. Sedangvaliditas yang selanjutnya, peneliti juga meminta bantuan kepada guru mata
pelajaran PKn di SDN Sarikarya yang memiliki kemampuan dalam bidang pendidikan terutama di sekolah dasar.
Masidjo 2010 mengemukakan tentang kriteria validasi perangkat pembelajaran sebagai berikut :
Tabel 3.10 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran
Rentang Skor Kriteria
4,2 - 5,0 Sangat Baik
3,4 - 4,1 Baik
2,6 - 3,3 Cukup Baik
1,8 - 2,5 Tidak Baik
1,0 - 1,7 Sangat Tidak Baik
Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran dihitung dengan menggunakan PAP yang dijelaskan berikut ini.
Penskoran dalam perangkat pembelajaran seperti Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, Materi atau Bahan