Tabel IX. Persentase sumber informasi obat Sumber informasi
Persentase
TV iklan 54
Turun-temurunkeluarga 23
Kemasan 13
Tetangga 10
Iklan adalah salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang. Sedangkan iklan obat adalah pesan yang disampaikan melalui
komunikasi media massa oleh perusahaan farmasi tertentu untuk meningkatkan pemasaran
Morissan, 2010.
Fungsi iklan
meliputi fungsi
informasi menginformasikan informasi produk, ciri-ciri, dan memberitahu konsumen tentang
produk-produk baru; fungsi persuasif membujuk konsumen untuk membeli merek- merek tertentu; dan fungsi pengingat terus-menerus mengingatkan para konsumen
tentang sebuah produk, sehingga konsumen akan membeli produk yang diiklankan Lee dan Johnson, 2004.
Tujuan iklan supaya membantu konsumen dalam membuat keputusan yang rasional pada penggunaan obat yang ditetapkan sebagai obat tanpa resep. Jadi apabila
responden mengetahui informasi obat melalui TV iklan adalah bersifat wajar, asalkan TV iklan tersebut memberikan informasi yang akurat adanya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pangastuti 2014, diketahui bahwa responden melakukan pengobatan mandiri dan memperoleh obat yang digunakan dari
berbagai macam tempat. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika 2010 bahwa informasi terbanyak yang mempengaruhi sikap seseorang
dalam hal kesehatan berasal dari iklan pada media cetak maupun elektronik, sehingga pemberian informasi kesehatan lewat media tersebut sebaiknya sesuai dan benar agar
masyarakat tidak salah menerima informasi.
14. Frekuensi kesembuhan responden setelah diobati dengan obat untuk
pengobatan mandiri
Hasil pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa frekuensi terbanyak responden setelah diobat obat untuk pengobatan mandiri adalah sembuh dengan persentase 83.
Sisanya adalah dengan menjawab belum sembuh dengan presentase 17.
Berdasarkan hasil persentase terbanyak responden yang berhasil sembuh dalam menggunakan obat untuk pengobatan mandiri, membuktikan bahwa responden
mampu dalam menggunakan obat secara baik dan benar, sesuai dengan aturan pakai yang mereka lakukan, sehingga obat tetap efektif dan aman untuk digunakan.
Sembuh 83
Belum sembuh
17
Gambar 11. Presentase kesembuhan responden setelah menggunakan obat untuk pengobatan mandiri
C. Motivasi Penggunaan Obat Untuk Pengobatan Mandiri di kalangan
Masyarakat Desa Dieng
Motivasi penggunaan obat untuk pengobatan mandiri dalam penelitian ini meliputi alasan mengapa memilih obat untuk pengobatan mandiri dan alasan
mengapa menggunakan obat untuk pengobatan mandiri dibandingkan memeriksakan diri ke PuskesmasRSDokter.
1. Alasan memilih obat untuk pengobatan mandiri
Motivasi terbesar responden memilih obat untuk pengobatan mandiri adalah “cocok”, yaitu sebesar 37. Pada tabel X dapat dilihat juga bahwa beberapa motivasi
responden menyatakan seperti adanya hanya obat tersebut, cepat meredakan sakit, diberitahu teman, gampangprakris, hari minggu puskesmas tutup, jarak dengan
rumah dekat, keadaan darurat, keinginan anak, mendingan setelah mengkonsumsi obat tersebut, mudah di dapat, tidak mau periksa ke dokter, sudah ada yang
menggunakan sebelumnya, dan menyatakan sakit ringan. Menurut Murniati 1997, cit, Angkoso, 2006, masyarakat memilih untuk
mengobati penyakitnya sendiri karena beberapa alasan. Pertama, alasan ekonomi karena biaya dokter atau rumah sakit mahal. Kedua, alasan budaya karena sebelum
percaya atau takut kepada dokter dan masih mempertahankan pengobatan tradisional. Ketiga, karena sudah biasa mengkonsumsi jenis obat tertentu, hingga merasa aman
mengkonsumi terus. Keempat, karena informasi mulut ke mulut serta pengaruh iklan. Kelima, karena pengerahuan tentang kesehatan masih rendah.