Pengobatan Mandiri PENELAAHAN PUSTAKA

Untuk penggolongan obat di Indonesia berdasarkan data dari Depkes RI, 2008, penggolongan obat di Indonesia terdiri dari 5 golongan, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras termasuk di dalamnya obat wajib apotek, psikotropik dan narkotika. Obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan kategori obat yang digunakan masyarakat dalam upaya pengobatan mandiri, karena obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan golongan obat tanpa resep dokter Anonim, 2006.

1. Obat Bebas OB

Obat bebas merupakan sejenis obat yang bisa secara bebas dijualbelikan, baik di apotek, toko obat maupun di warung-warung kecil yang biasa menjajakan berbagai jenis obat dan tidak termasuk dalam jenis narkotika dan psikotropika. Obat bebas bisa dibeli tanpa harus menggunakan resep dari dokter. Obat sejenis ini biasa ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam Zeenot, 2013. Gambar 1. Lambang Obat Bebas Media Sosialisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2014.

2. Obat Bebas Terbatas OBT

Obat bebas terbatas merupakan jenis obat keras yang dalam takaran tertentu masih bisa diperjualbelikan di apotek tanpa harus menggunakan resep dari dokter. Biasanya obat golongan ini ditandai dengan lingkaran biru bergaris tepi hitam Zeenot, 2013. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 6355Dir. DjenS.K69 tanggal 28 Oktober 1969, harus dicantumkan tanda peringatan pada wadah dan kemasannya. Sesuai obatnya, pemberitahuan tersebut adalah sebagai berikut: 1.

P. no. 1. Awas Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya di dalam.

2.

P. no. 2. Awas Obat keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan.

3.

P. no. 3. Awas Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.

4.

P. no. 4. Awas Obat keras. Hanya untuk dibakar.

5.

P. no. 5. Awas Obat keras. Tidak boleh ditelan.

6.

P. no. 6. Awas Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan Sartono, 1993.

Gambar 2. Lambang Obat Bebas Terbatas Media Sosialisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2014.

3. Obat Keras OK

Obat keras merupakan jenis obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan menggunakan resep dokter. Biasanya, obat sejenis ini ditandai dengan lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf “K” di dalamnya Zeenot, 2013. Menurut Media Sosialisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial 2014, obat jenis ini tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena bisa berbahaya, memperparah penyakit, meracuni tubuh, atau bahkan menyebabkan kematian. Obat keras ini juga merupakan obat golongan wajib apotek dengan simbol yang sama. Salah satu contoh obat keras yang termasuk obat tanpa resep OTR untuk pengobatan mandiri adalah OWA Obat Wajib Apotek. Gambar 3. Lambang Obat Keras Media Sosialisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2014.

4. Obat Wajib Apotek OWA

Pada dasarnya, obat wajib apotek merupakan sejenis obat keras, yang keberadaannya bisa diperjualbelikan di apotek tanpa harus menggunakan resep dari dokter dan harus diserahkan oleh apoteker sendiri. Sampai saat ini, daftar obat wajib apotek sudah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Nomor: 347MenKesSKVII1990, tanggal 16 Juli 1990, yaitu OWA. No.1, OWA. No.2, dan OWA. No.3. Contoh OWA sendiri meliputi Antalgin 500 mg, Asam mefenamat 500 mg, dan Piroxicam 10 mg. Pertimbangan kebijakan obat wajib apotik, yaitu: a. Bahwa untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman, dan rasional; b. Bahwa peningkatan pengobatan mandiri secara tepat, aman, dan rasional dapat dicapai melalui peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan mandiri sekaligus menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional; c. Bahwa oleh karena itu, peran apoteker di apotik dalam pelayanan KIE Komunikasi, Informasi dan Edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka peningkatan pengobatan sendiri; d. Bahwa untuk itu, perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh apoteker di apotik KepMenKes, 1990.

C. Pola Penggunaan Obat

Dokumen yang terkait

Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

3 83 104

KAJIAN POLA PERTANIAN DAN UPAYA KONSERVASI DI DATARAN TINGGI DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO

2 13 57

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN SENDIRI PADA MASYARAKAT Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Untuk Pengobatan Sendiri Pada Masyarakat Di Desa Jimus Polanharjo Klaten.

1 3 13

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN SENDIRI PADA MASYARAKAT Gambaran Penggunaan Obat Tradisional Untuk Pengobatan Sendiri Pada Masyarakat Di Desa Jimus Polanharjo Klaten.

0 1 15

Profil penggunaan obat dan perilaku pengobatan mandiri di kalangan ibu-ibu Desa Oelnasi Nusa Tenggara Timur.

0 3 47

Pola dan motivasi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah.

3 15 97

Kajian pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah.

8 19 105

Kajian pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan obat untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah.

0 0 90

Profil penggunaan obat dan perilaku pengobatan mandiri di kalangan ibu ibu Desa Oelnasi Nusa Tenggara Timur

0 0 45

Hubungan pengetahuan dan sikap mengenai obat tradisional dan obat modern dengan tindakan pemilihan obat untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah - USD Repository

0 5 142