Tabel III. Frekuensi harga obat untuk pengobatan mandiri Harga obat
Rp Persentase
500 – 1.500
40 2.000
– 7.000 44
15.000 – 75.000
13 Tidak dapat menyebutkan
3
Dari hasil Tabel III tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat lebih memilih membeli obat yang relatif murah dan harga terjangkau dibandingkan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang relatif mahal. Hal ini juga terkait dengan karakteristik responden dimana sebagian besar responden berpenghasilan rendah.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angkoso 2006, bahwa harga obat yang digunakan dalam swamedikasi relatif lebih murah dibandingkan jika
harus pergi ke dokter dan pelayanan kesehatan yang lainnya. Selain itu, ada juga responden yang memperoleh obat dengan harga yang
lumayan mahal, yaitu berkisar antara Rp 15.000,00-75.000,00 dengan presentase 13. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, obat yang diperoleh
responden ini merupakan obat penurun kolesterol yang dibeli dari sales dengan harga yang mahal.
5. Pengguna obat untuk pengobatan mandiri
Menurut penelitian Pangastuti 2014, pengobatan mandiri dapat dilakukan oleh seseorang untuk teman maupun keluarga yang mengalami keluhan sakit. Dalam
penelitian ini demikian juga, terdapat 70 responden melakukan pengobatan mandiri
untuk dirinya sendiri, dan sebanyak 30 responden melakukan pengobatan mandiri untuk keluarganya.
Dari hasil dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengkonsumsi obat dalam pengobatan mandiri untuk dirinya sendiri. Responden yang menggunakan obat
untuk dirinya sendiri ini dipastikan sudah mengetahui tentang keadaan kesehatannya sehingga mampu menggunakan obat tersebut sendiri.
6. Nama-nama obat untuk pengobatan mandiri
Produk obat yang beredar di pasaran sangat beragam dan banyak dijumpai di media cetak maupun media elektronik. Tersedianya banyak produk obat tersebut
menjadi bagian penting dalam pengobatan mandiri. Tabel IV menunjukkan bahwa 23 responden menggunakan obat Bodrex® dan Paramex® dalam pengobatan
mandiri untuk mengatasi keluhan sakit mereka. Sebanyak 7 responden menggunakan obat Bodrexin®, Neuromacyl® dan Ultraflu®. Sisanya sebanyak 3
responden menggunakan obat Cataflam® dan lain sebagainya yang dapat dilihat pada Tabel IV.
Diri sendiri;
70 Keluarga;
30
Gambar 8. Persentase pengguna obat untuk pengobatan mandiri, n=30
Tabel IV. Nama-nama obat untuk pengobatan mandiri Nama obat
Persentase
Bodrex
®
23 Paramex
®
23 Bodrexin
®
7 Neuromacyl
®
7 Ultraflu
®
7 Natureindo
®
3 Inzana
®
3 Oskadon
®
3 Hufamag plus
®
3 Ponstan
®
3 Promag
®
3 Woods
®
3 Vitamin
3 Cataflam
®
3 Tidak dapat menyebutkan
3
Keterangan : Cataflam
®
merupakan obat keras OK
Menurut Donatus 2000, penggunaan obat tanpa resep pada hakekatnya ditujukan untuk gejala-gejala penyakit ringan dan mudah diobati. Pengetahuan yang
cukup seharusnya dimiliki oleh penderita sakit sehingga dapat memilih obat dengan tepat Perwitasari, 2009.
Berdasarkan nama-nama obat yang peneliti dapat dari hasil wawancara dengan responden, paling banyak obat-obat tersebut adalah golongan obat bebas.
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakan bagi si pemakai. Terdapat tanda lingkaran hijau dengann garis tepi hitam Wibowo, 2010.
Obat yang banyak dibeli responden dan tergolong obat bebas adalah Bodrex® dengan persentase 23. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Primantana