obat, efek samping yang dirasakan, sumber informasi, dan frekuensi kesembuhan.
c. Mengetahui gambaran mengenai motivasi penggunaan obat untuk
pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
9
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengobatan Mandiri
Menurut World Health Organization WHO 1998, pengobatan mandiri diartikan sebagai pemilihan dan penggunaan obat, termasuk pengobatan herbal
dan tradisional, oleh individu untuk merawat diri sendiri dari penyakit atau gejala penyakit. Pengobatan mandiri biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-
keluhan dan penyakit ringan yang sering dialami masyarakat, seperti demam, nyeri, batuk, influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit dan lain-lain.
Keuntungan pengobatan mandiri menurut World Self-Medication Industry 2010, adalah membantu mencegah dan mengobati gejala dan penyakit
yang tidak membutuhkan dokter, mengurangi pelayanan-pelayanan medis untuk meringankan penyakit-penyakit ringan, khususnya ketika keuangan dan sumber
daya manusia terbatas, dan untuk meningkatkan adanya pelayanan kesehatan untuk penduduk yang tinggal di daerah pedesaan atau terpencil. Proses
pengobatan sendiri melibatkan 5 tahap tindakan, yaitu: 1.
Mengenali gejala-gejala dan tanda-tanda penyakit.
2.
Menentukan kebutuhan obat sesuai dengan daya kerja dan golongan.
3. Memilih nama dagang berdasarkan komposisi dan zat berkhasiat, indikasi,
kontra indikasi, dosis pemakaian serta efek samping obat.
4.
Menggunakan obat.
5.
Memantau hasil pengobatan Donatus, 1997.
Menurut Zeenot 2013, ada beberapa faktor penyebab pengobatan mandiri yang keberadaanya hingga saat ini mengalami peningkatan, antara lain
sebagai berikut: 1.
Faktor sosial ekonomi Seiring dengan semakin meningkatnya pemberdayaan masyarakat, yang
berdampak pada semakin meningkatnya tinggi tingkat pendidikan, sekaligus semakin mudahnya akses untuk memperoleh informasi, maka semakin tinggi
pula tingkat ketertarikan masyarakat terhadap kesehatan. Sehingga, hal itu kemudian mengakibatkan terjadinya peningkatan dalam upaya untuk
berpartisipasi langsung terhadap pengambilan keputusan kesehatan oleh masing-masing individu tersebut.
2. Gaya hidup
Kesadaran tentang adanya dampak beberapa gaya hidup yang bisa berpengaruh terhadap kesehatan, mengakibatkan banyak orang yang memiliki
kepedulian lebih untuk senantiasa menjaga kesehatannya daripada harus mengobati ketika sedang mengalami sakit pada waktu-waktu mendatang.
3. Kemudahan memperoleh produk obat
Saat ini tidak sedikit dari pasien atau pengguna obat lebih memilih kenyamanan untuk membeli obat dimana saja bisa diperoleh dibandingkan
dengan harus mengantri lama di Rumah Sakit maupun klinik. 4.
Faktor kesehatan lingkungan Dengan adanya praktik sanitasi yang baik, pemilihan nutrisi yang benar
sekaligus lingkungan perumahan yang sehat, berdampak pada semakin
meningkatnya kemampuan masyarakat untuk senantiasa menjaga dan mempertahankan kesehatannya sekaligus mencegah terkena penyakit.
5. Ketersediaan produk baru
Sekarang, produk baru yang sesuai dengan pengobatan sendiri atau pengobatan mandiri semakin mengalami peningkatan. Selain itu, terdapat
pula beberapa produk lama yang keberadaanya juga sudah cukup populer dan semenjak lama sudah memiliki indeks keamanan yang baik, juga telah
dimasukkan dalam kategori obat bebas. Secara tidak langsung, hal tersebut langsung membuat pilihan produk obat untuk pengobatan sendiri atau
pengobatan mandiri semakin banyak tersedia. Di dalam melakukan pengobatan mandiri dengan benar, masyarakat perlu
mengetahui informasi yang jelas dan terpercaya mengenai obat-obat yang digunakan. Apabila pengobatan mandiri tidak dilakukan dengan benar, maka
dapat berisiko munculnya keluhan lain karena penggunaan obat yang tidak tepat InfoPOM,
2004. Berdasarkan
Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor
919MenkesPerX1993 dituliskan bahwa untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan,
dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman, dan rasional.
Pengobatan mandiri membawa beberapa risiko, yaitu gejala tersamarkan dan tidak dikenali sebagai penyakit serius, selain penggunaan obat yang kurang
tepat Tan dan Rahardja, 2010. Menurut World Self-Medication Industry 2010, kekurangan pengobatan mandiri adalah kurangnya perawatan kesehatan yang