kelamin perempuan dan sebesar 30 adalah jenis kelamin laki-laki. Menurut Noviana 2011, kaum wanita lebih banyak melakukan pengobatan mandiri dan lebih
peduli terhadap kesehatan. Selain itu menurut Anna dan Chandra 2011, pada dasarnya wanita lebih peduli terhadap kesehatan dibanding kaum pria sehingga
pengetahuan mengenai kesehatan lebih banyak dimiliki kaum wanita dibanding kaum pria.
3. Jenis pekerjaan
Menurut Kurniasari 2007, jenis pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi tingkat sosial dan interaksi sosial seseorang dengan orang lain yang berasal dari
lingkungan yang berbeda. Berdasarkan karakteristik jenis pekerjaan responden
yang terlihat pada Tabel I menunjukkan sebagian besar pekerjaan responden masyarakat
Desa Dieng adalah sebagai petani dengan persentase 36. Hasil pertanian yang berkembang dan menjadi tanaman andalan masyarakat Desa Dieng adalah carica dan
kentang. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Suryo 2010, bahwa jenis pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pendapatan keluarga yang akan
mempunyai dampak terhadap pola hidup sehari-hari di antara konsumsi makanan dan pemeliharaan kesehatan.
4. Status pernikahan
Status pernikahan mempunyai pengaruh terhadap pola tindakan self-care, termasuk melakukan pengobatan mandiri dengan obat Widayati, 2012. Pada
penelitian mengenai karakteristik status pernikahan responden diperoleh hasil bahwa masyarakat Desa Dieng yang bersedia dan menyetujui menjadi responden dengan
menjawab pertanyaan saat wawancara terstruktur yaitu sebesar 20 belum menikah dan sebesar 80 sudah menikah. Status pernikahan ini penting karena bekaitan
dengan pengalaman dan informasi yang diperoleh tentang pengobatan mandiri. Responden yang sudah menikah khususnya para ibu biasanya pernah mengikuti
penyuluhan kesehatan, sehingga lebih mendapatkan informasi mengenai pengobatan mandiri yang lebih mendalam.
5. Pendidikan terakhir
Seseorang dengan pendidikan tinggi cenderung mempunyai demand yang lebih tinggi Joko, 2005. Pendidikan yang lebih tinggi cenderung untuk
meningkatkan kesadaran status kesehatan dan konsekuensinya untuk menggunakan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan penelitian Adikuntati 2008, tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang tentang swamedikasi.
Berdasarkan penelitian Tabel I diperoleh hasil tingkat pendidikan terakhir responden paling banyak adalah SLTA SMASMK dengan persentase sebesar 40
dan tingkat pendidikan terakhir responden paling sedikit adalah S1 Strata I dengan persentase sebesar 7. Tingkat pendidikan ini berpengaruh terhadap kualitas dan
kuantitas informasi kesehatan yang diterima oleh masyarakat. Responden dengan tingkat pendidikan terakhir SLTA SMASMK ini merupakan responden paling
banyak melakukan pengobatan mandiri menggunakan obat.