meningkatnya kemampuan masyarakat untuk senantiasa menjaga dan mempertahankan kesehatannya sekaligus mencegah terkena penyakit.
5. Ketersediaan produk baru
Sekarang, produk baru yang sesuai dengan pengobatan sendiri atau pengobatan mandiri semakin mengalami peningkatan. Selain itu, terdapat
pula beberapa produk lama yang keberadaanya juga sudah cukup populer dan semenjak lama sudah memiliki indeks keamanan yang baik, juga telah
dimasukkan dalam kategori obat bebas. Secara tidak langsung, hal tersebut langsung membuat pilihan produk obat untuk pengobatan sendiri atau
pengobatan mandiri semakin banyak tersedia. Di dalam melakukan pengobatan mandiri dengan benar, masyarakat perlu
mengetahui informasi yang jelas dan terpercaya mengenai obat-obat yang digunakan. Apabila pengobatan mandiri tidak dilakukan dengan benar, maka
dapat berisiko munculnya keluhan lain karena penggunaan obat yang tidak tepat InfoPOM,
2004. Berdasarkan
Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor
919MenkesPerX1993 dituliskan bahwa untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan,
dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman, dan rasional.
Pengobatan mandiri membawa beberapa risiko, yaitu gejala tersamarkan dan tidak dikenali sebagai penyakit serius, selain penggunaan obat yang kurang
tepat Tan dan Rahardja, 2010. Menurut World Self-Medication Industry 2010, kekurangan pengobatan mandiri adalah kurangnya perawatan kesehatan yang
profesional dan kurangnya pengawasan untuk penyakit kronis, kurangnya kesempatan berinteraksi dengan tenaga kesehatan yang profesional, dan tidak
tepat obat.
B. Obat
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Menurut Putra 2012, secara umum obat merupakan suatu bahan atau campuran bahan obat untuk
digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau
rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk untuk memperoleh tubuh atau bagian tubuh manusia.
Adapun menurut bentuk sediaannya, obat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1. Bentuk padat, seperti serbuk, tablet, pil, kapsul, dan supositoria.
2. Bentuk setengah padat, seperti salep, krim, pasta, cerata, gel, dan salep mata.
3. Bentuk cairlarutan, seperti potio, sirup, eliksir, obat tetes, gargarisma, ijeksi,
infirs intravena, lotio, dan lain-lain. 4.
Bentuk gas, seperti inhalasi, spray, atau aerosol Putra, 2012.
Untuk penggolongan obat di Indonesia berdasarkan data dari Depkes RI, 2008, penggolongan obat di Indonesia terdiri dari 5 golongan, yaitu obat bebas,
obat bebas terbatas, obat keras termasuk di dalamnya obat wajib apotek, psikotropik dan narkotika. Obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan kategori
obat yang digunakan masyarakat dalam upaya pengobatan mandiri, karena obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan golongan obat tanpa resep dokter
Anonim, 2006.
1. Obat Bebas OB
Obat bebas merupakan sejenis obat yang bisa secara bebas dijualbelikan, baik di apotek, toko obat maupun di warung-warung kecil yang biasa menjajakan
berbagai jenis obat dan tidak termasuk dalam jenis narkotika dan psikotropika. Obat bebas bisa dibeli tanpa harus menggunakan resep dari dokter. Obat sejenis
ini biasa ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam Zeenot, 2013.
Gambar 1. Lambang Obat Bebas Media Sosialisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2014.
2. Obat Bebas Terbatas OBT
Obat bebas terbatas merupakan jenis obat keras yang dalam takaran tertentu masih bisa diperjualbelikan di apotek tanpa harus menggunakan resep
dari dokter. Biasanya obat golongan ini ditandai dengan lingkaran biru bergaris tepi hitam Zeenot, 2013.