d. Durasi pemakaian adalah lama waktu pemberian antibiotika pada pasien
misalnya 1 hari, 2 hari dan seterusnya. e.
Frekuensi pemberian adalah banyaknya pemberian antibiotika pada pasien dalam sehari misalnya 1 kali, 2 kali dan seterusnya.
3. Ketepatan peresepan antibiotika dalam penelitian ini adalah ketepatan
peresepan antibiotika yang dievaluasi secara kualitatif menggunakan kriteria Gyssens Gyssens Meers, 2001 yang akan dimasukkan dalam 10 kategori
seperti yang dijelaskan sebelumnya pada bab II, tabel II. Kriteria Gyssens. Analisis dilakukan untuk tiap antibiotik pada pasien.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan literatur sebagai referensi. Literatur yang dimaksud seperti Kemenkes 2011, Nasronudin dkk 2007,
Departemen Kesehatan RI 2014, Philippine Society for Microbiology and Infectious Diseases 2010, WHO 2003dan berbagai jurnal terkait.
D. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar rekam medis pasien leptospirosis RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Januari-Mei
2015 yang memenuhi kriteria inklusi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Form pengambilan data Lampiran 1 yang digunakan saat proses pengambilan data dari lembar rekam medis pasien dengan leptospirosis
yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Januari-Mei 2015 diantaranya : identitas pasien, diagnosis pasien, nama antibiotika,
dosis pemberian, frekuensi pemberian, lama pemberian, cara pemberian, jenis penggunaan, data klinis, dan data laboratorium.
2. Diagram Gyssens yang merupakan suatu diagram alir yang memuat
ketepatan peresepan antibiotika seperti : ketepatan indikasi, pemilihan berdasarkan efektivitas, toksisitas, harga dan spektrum, lama pemberian,
dosis, interval, cara dan lama waktu pemberian Gyssens Meers, 2001. 3.
Literatur sebagai referensi evaluasi ketepatan peresepan antibiotika sepertiKemenkes 2011, Nasronudin dkk 2007, Departemen Kesehatan
RI 2014, Philippine Society for Microbiology and Infectious Diseases 2010, WHO 2003dan berbagai jurnal terkait.
F. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo, Trirenggo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu
penelitian dilakukan pada Juni tahun 2015.
G. Tata Cara Penelitian
1. Persiapan
Pada tahap ini dilakukan survei jumlah pasien leptospirosis yang menjalani rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada periode Januari-
Mei2015 kemudian dilakukan pengurusan izin untuk melakukan penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
2. Analisis situasi
Pada tahap ini dipastikan apakah data yang diambil telah memadai untuk dilakukan evaluasi. Hal ini dilakukan dengan menggunakan data yang
diambil, kemudian dievaluasi. 3.
Pengumpulan data a.
Penelusuran data Tahap ini dilakukan dengan melihat daftar pasien yang didiagnosis
leptospirosis dari bagian rekam medis RSUD Panembahan Senopati Bantul yang selanjutnya dilakukan penelusuran berdasarkan nomor rekam
medis pasien leptospirosis periode Januari-Mei 2015.
Gambar 2. Skema pemilihan bahan penelitian pasien leptospirosis periode Januari-Mei 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul
b. Pengambilan data
Tahap ini dilakukan dengan mencatat data yang ada di lembar rekam medis pasien leptospirosis rawat inap di RSUD Panembahan Senopati
Bantul periode Januari-Mei 2015 meliputi identitas pasien, diagnosis 46 pasien leptospirosis periode Januari-
Mei 2015
36 pasien yang ditemukan lembar rekam medis
32 lembar rekam medis pasien masuk dalam kriteria inklusi
utama, keluhan, tanggal rawat, pemeriksaan fisik, status pulang, hasil laboratorium serta terapi farmakologis yang diberikan kepada pasien.
Informasi mengenai terapi farmakologis meliputi nama obat, dosis pemberian, frekuensi pemberian, lama pemberian dan cara pemberian.
4. Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk diagram dan tabel.
H. Tata Cara Analisis Hasil