18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian  mengenai  evaluasi  ketepatan  peresepan  antibiotika  dengan metode Gyssens pada pasien leptospirosis di RSUD Panembahan Senopati Bantul
periode  Januari-Mei  2015  merupakan  penelitian  deksriptif  karena  penelitian  ini bertujuan  untuk  memberi  gambaran  dan  evaluasi  mengenai  ketepatan  peresepan
antibiotika  pada  pengobatan  pasien  dengan  leptospirosis.  Data  yang  digunakan adalah  data  retrospektif,  maksudnya  berdasarkan  data  yang  sudah  ada,  yaitu
rekam  medis  pasien  leptospirosis  di  RSUD  Panembahan  Senopati  Bantul. Rancangan  penelitian  ini  case  series  karena  penelitian  ini meneliti  banyak  kasus
dengan indikasi yang sama Strom and Kimmel, 2006.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah : 1.
Profil pasien dengan penyakit leptospirosis 2.
Profil peresepan antibiotika 3.
Evaluasi peresepan antibiotika
C. Definisi Operasional
1. Profil  pasien  dengan  penyakit  leptospirosis  kategori  sedang  hingga  berat
merupakan  gambaran  umum  pasien  leptospirosis  yang  dirawat  di  RSUD
Panembahan  Senopati  Bantul  periode  Januari-Mei  2015  yang  menerima peresepan  antibiotika,  meliputi  jenis  kelamin  dan  usia.  Pasien  leptospirosis
yang  dimaksud  adalah  pasien  yang  memenuhi  kriteria  inklusi  dan  tidak memenuhi kriteria eksklusi sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi :
Pasien  leptospirosis  di  RSUD  Panembahan  Senopati  Bantul  yang  dirawat pada periode Januari-Mei 2015 yang menerima terapi antibiotika.
b. Kriteria eksklusi :
1 Data  rekam  medisnyatidak  lengkap  seperti  tidak  tercantum  lama
pengobatan, dan diagnosis penyakit pasien, 2
Pasien  leptospirosis  yangmendapat  antibiotika  pulang  paksa  atau meninggal dunia sebelum program pemberian antibiotika selesai,
3 Pasien leptospirosis yang melanjutkan pengobatan di tempat lain.
2. Profil peresepan antibiotika pada penelitian ini meliputi golongan, jenis, cara
pemberian, dan durasi pemakaian a.
Golongan  antibiotika  adalah  nama  golongan  antibiotika  yang  diberikan pada  pasien  leptospirosis,  misalnya
β-laktam,  kuinolon,  sulfonamida  dan lain-lain.
b. Jenis antibiotika adalah nama jenis antibiotika yang diberikan pada pasien
leptospirosis misalnya amoksisilin, ampisilin, sefotaksim dan lain-lain. c.
Cara  pemberian  adalah  cara  yang  digunakan  dalam  memasukkan antibiotika ke dalam tubuh, misalnya oral, intravena dan lain-lain.
d. Durasi  pemakaian  adalah  lama  waktu  pemberian  antibiotika  pada  pasien
misalnya 1 hari, 2 hari dan seterusnya. e.
Frekuensi pemberian adalah banyaknya pemberian antibiotika pada pasien dalam sehari misalnya 1 kali, 2 kali dan seterusnya.
3. Ketepatan  peresepan  antibiotika  dalam  penelitian  ini  adalah  ketepatan
peresepan  antibiotika  yang  dievaluasi  secara  kualitatif  menggunakan  kriteria Gyssens Gyssens  Meers, 2001  yang akan dimasukkan dalam 10 kategori
seperti  yang  dijelaskan  sebelumnya  pada  bab  II,  tabel  II.  Kriteria  Gyssens. Analisis dilakukan untuk tiap antibiotik pada pasien.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan literatur sebagai referensi.  Literatur yang  dimaksud  seperti  Kemenkes  2011,  Nasronudin  dkk  2007,
Departemen  Kesehatan  RI  2014,  Philippine  Society  for  Microbiology  and Infectious Diseases 2010, WHO 2003dan berbagai jurnal terkait.
D. Bahan Penelitian